Ceramah Master Cheng Yen: Mendengar dan Mempraktikkan Dharma Untuk Membina Berkah dan Kebijaksanaan
Saya sangat bersyukur dan tersentuh melihat komisaris kehormatan kita hari ini. Saya bersyukur atas keyakinan mereka terhadap Tzu Chi sehingga dapat bersumbangsih dan menciptakan berkah bagi dunia. Yang lebih menggembirakan adalah melihat para relawan kita dilantik. Untuk menjadi anggota komite atau Tzu Cheng, relawan kita harus menjalani pelatihan dalam jangka panjang. Kalian terlebih dahulu mengenal Tzu Chi, menjadi donatur, lalu berinteraksi dengan komite hingga merasa sepaham, sepakat, dan bersedia menjadi relawan Tzu Chi. Lalu, anggota komite kita membimbing kalian selangkah demi selangkah, dimulai dari mengikuti pelatihan relawan. Untuk menjadi relawan Tzu Chi,kalian harus memahami semangat dan filosofi Tzu Chi. Setelah memahami sumbangsih Tzu Chi bagi dunia, kalian juga diajak untuk turut bersumbangsih.
Berkah adalah sukacita yang didapat saat bersumbangsih. Kebijaksanaan adalah kedamaian yang didapat dari sikap penuh pengertian. Ini sudah saya katakan bertahun-tahun lalu. Saat itu, saya berharap setiap orang dapat bersumbangsih dan menciptakan berkah. Merasa penuh sukacita saat bersumbangsih, ini baru benar-benar menciptakan berkah bagi dunia.
Saat menjadi donatur, kalian sudah bersumbangsih. Lalu, anggota komite kita membimbing kalian mengikuti pelatihan relawan. Setelah mengikuti pelatihan, hati kalian penuh sukacita sehingga dapat bersumbangsih secara sukarela bagi orang-orang yang mengalami penderitaan dan kesulitan meski mereka tidak memiliki hubungan apa pun dengan kita. Setelah bersumbangsih tanpa pamrih, hati kita akan dipenuhi rasa syukur. Apakah kalian juga merasakannya? (Ya) Inilah yang disebut menciptakan berkah bagi dunia.
Berkah adalah sukacita yang didapat saat bersumbangsih. Kebijaksanaan adalah kedamaian yang didapat dari sikap penuh pengertian. Inilah kebijaksanaan. Di dunia ini, sulit untuk menghindari perbedaan pemahaman dan keyakinan dengan sesama manusia. Perbedaan pemahaman dan keyakinan ini juga dapat mendatangkan kerisauan. Jadi, kita harus mengembangkan kebijaksanaan untuk memberikan bimbingan dan penjelasan kepada orang-orang.
Agar mereka tidak berjalan menyimpang. Kita harus menempuh jalan yang benar dan menghindari jalan yang salah. Sulit untuk terlahir sebagai manusia dan lebih sulit lagi untuk mendengar Dharma. Kita harus memiliki kesatuan hati dan tekad. Kita harus meneladani hati Buddha yang penuh cinta kasih dan welas asih agung. Untuk meneladani Buddha, kita harus meneladani hati Buddha yang penuh cinta kasih dan welas asih agung. Untuk memiliki cinta kasih dan welas asih agung, kita harus memiliki keyakinan, tekad, dan praktik. Kita harus sungguh-sungguh yakin terhadap Buddha dan menerima ajaran Buddha.
Kita bisa melihat setiap kali bencana terjadi, insan Tzu Chi selalu bersumbangsih tanpa pamrih. Setiap relawan memberikan bantuan tanpa diminta. Para relawan kita yang bagaikan guru tak diundang selalu melakukan estafet cinta kasih dengan sangat baik.
Lihatlah Malaysia. Pada bulan Desember 2014, Malaysia dilanda banjir besar. Beruntung, selama ini, kita terus menyebarkan benih kebajikan dan cinta kasih di sana. Jadi, terdapat banyak insan Tzu Chi di Malaysia. Mereka sangat berpengalaman dalam menyalurkan bantuan. Para relawan yang tidak terkena dampak bencana segera bergerak untuk menyalurkan bantuan bencana. Inilah yang dilakukan insan Tzu Chi di Malaysia.
Kita juga bisa melihat insiden jatuhnya pesawat TransAsia Airways pada awal tahun 2015. Banyak penumpang yang berasal dari Tiongkok. Karena itu, insan Tzu Chi Taiwan segera menghubungi insan Tzu Chi Xiamen. Insan Tzu Chi di Xiamen segera pergi ke bandara untuk menenangkan keluarga penumpang. Lalu, mereka menghubungi insan Tzu Chi Taiwan untuk memberitahukan bahwa keluarga penumpang sudah berangkat ke Taiwan. Setelah pesawat terbang lepas landas, mereka segera menghubungi insan Tzu Chi Taiwan untuk memberitahukan jam keberangkatan pesawat dan jumlah keluarga penumpang yang menuju Taiwan agar insan Tzu Chi Taiwan dapat menjemput keluarga penumpang di bandara. Lalu, insan Tzu Chi Taiwan menjemput mereka dengan penuh cinta kasih dan terus mendampingi mereka. Tidak peduli mereka mau pergi ke rumah duka, rumah sakit, ataupun hotel, insan Tzu Chi mengurus semuanya dengan penuh welas asih dan kebijaksanaan.
Demi menenteramkan hati keluarga penumpang, para relawan kita terus mendampingi mereka siang dan malam serta memenuhi segala kebutuhan mereka. Karena itulah, saat selesai mengurus segalanya dan akan kembali ke Tiongkok, mereka berkata bahwa mereka berterima kasih atas cinta kasih tanpa pamrih warga Taiwan yang membuat mereka merasa lebih tenang setelah datang ke Taiwan. Meski mereka merasa sedih dan pedih, tetapi perhatian yang penuh kehangatan ini telah menenteramkan hati mereka. Inilah estafet cinta kasih yang kita lakukan.
Pada bulan Juni tahun lalu, terjadi ledakan serbuk berwarna di Ba-xian Water Park. Saat itu, insan Tzu Chi di seluruh Taiwan bergerak untuk mencurahkan perhatian. Insan Tzu Chi di setiap komunitas bertugas untuk mencurahkan perhatian di RS dan menghibur keluarga korban di komunitas masing-masing. Semua relawan membagi tugas dan bekerja sama. Inilah yang disebut bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong. Semua relawan bergerak untuk melakukan estafet cinta kasih. Ini semua merupakan sumbangsih tanpa pamrih para Bodhisatwa dunia.
Bodhisatwa sekalian, kini kalian telah dilantik. Mulai sekarang, kalian harus turut mengemban tanggung jawab. Di pundak kanan, kita harus memikul misi Buddha. Kita harus meneladani hati Buddha yang penuh cinta kasih dan welas asih agung dan memikul misi Buddha, yakni memandang semua makhluk di seluruh dunia sebagai keluarga kita. Inilah misi Buddha. Kalian juga harus menjadikan tekad saya sebagai tekad kalian. Tekad saya adalah membimbing semua orang menapaki Jalan Bodhisatwa.
Dengan melatih diri di tengah masyarakat, barulah kita bisa melihat penderitaan di dunia. Setelah melihat penderitaan, kita harus menyadari berkah, menghargai berkah, dan kembali menciptakan berkah. Untuk meneladani Buddha, kita harus segera menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita harus terjun ke tengah masyarakat, baru bisa menyadari penderitaan di dunia ini. Karena itu, ada yang berkata bahwa mentransformasikan noda batin berarti mencapai pencerahan. Jika kita tidak melihat penderitaan di dunia secara langsung, bagaimana kita bisa memahami kebenaran tentang pencerahan? Karena itulah, saya bertekad untuk membimbing kalian menapaki Jalan Bodhisatwa.
Saya berharap kalian dapat membina berkah dan kebijaksanaan. kita harus bersungguh hati mendengar Dharma. Kita harus mendengar Dharma, baru bisa menumbuhkan kebijaksanaan. Kita harus mempraktikkan Dharma secara nyata, baru bisa menciptakan berkah. Inilah yang disebut membina berkah sekaligus kebijaksanaan.
Memperoleh kedamaian dari sikap penuh pengertian
Mentransformasikan noda batin berarti mencapai pencerahan
Mengenang sejarah estafet cinta kasih Tzu Chi Mendengar dan mempraktikkan Dharma
untuk membina berkah dan kebijaksanaan.
Ceramah
Master Cheng Yen tanggal 7 Januari 2016
Sumber:
Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 9 Januari 2016