Ceramah Master Cheng Yen: Mendengar Dharma dan Berlatih di Jalan Buddha

Saudara sekalian, kita sedang menghadapi krisis ekologi global. Di zaman ini, Bumi sudah mengalami kerusakan. Sekarang, kekurangan sumber air sudah menjadi masalah besar. Di beberapa tempat, mungkin waduk sudah hampir mengering sehingga pemakaian listrik dan air harus dibatasi. Manusia memiliki banyak keinginan sehingga banyak sumber daya alam dibutuhkan untuk memenuhi keinginan manusia untuk hidup nyaman.

Dahulu, populasi dunia tak begitu banyak. Pohon-pohon besar yang tumbuh di atas Bumi dapat memasok oksigen yang cukup dan mampu menyerap air untuk dijadikan persediaan.  Seiring meningkatnya populasi manusia, kebutuhan juga lebih banyak. Air, tumbuh-tumbuhan, dan tanah di Bumi ini telah dieksploitasi oleh manusia. Orang-orang menebangi pohon dan membabat tumbuh-tumbuhan untuk membuka lahan. Mereka bukannya menghargai air, malah memboroskannya.


Sekarang populasi dunia sangat banyak. Teknologi, perusahaan-perusahaan besar, dan pembangunan terus berkembang. Ambisi orang-orang zaman sekarang semakin lama semakin besar. Begitu banyak keinginan di hati mereka sehingga sulit untuk menganalisis. Orang-orang masih melekat pada keakuan. Mereka masih makhluk awam yang tersesat dan belum tersadarkan.

Karena masih belum tersadarkan, mereka memiliki noda dan kegelapan batin serta ingin bersaing untuk mendapat keuntungan pribadi. Benih tekad dalam pikiran kita sebenarnya lemah atau kuat? Itu bergantung apakah kita bisa menjaganya dengan baik. Jika bisa menjaganya dengan baik, maka dunia akan ada harapan.

“Setiap tempat merupakan tempat pelatihan baginya. Dia memungut barang daur ulang di taman dan jalan. Sebenarnya, dia menderita banyak penyakit kronis. Dahulu dia memiliki kebiasaan minum minuman keras dan merokok sehingga menyebabkan dia pernah menderita TBC beberapa waktu dan berobat ke klinik. Dia juga menderita tukak lambung. Kami memberi tahu dia untuk sebisa mungkin jangan melakukan pekerjaan berat dan jangan sampai terluka. Dia memberi tahu kami bahwa dia mengerti setiap perkataan Master dan hal yang benar, dia hanya lakukan saja,” kata Zhang Mei-feng, relawan Tzu Chi.

“Saya sangat senang karena saya telah memahami arti kehidupan. Saya berterima kasih kepada kakak-kakak yang telah membimbing saya,” ujar Zhu Wen-bin, relawan.


Mengapa kita harus belajar ajaran Buddha? Belajar ajaran Buddha tak hanya untuk memahami masalah di dunia, terlebih lagi untuk memahami diri sendiri. Setelah mendengar Dharma, kita memahami noda dan kegelapan batin. Jadi, kita harus melenyapkan keduanya. Namun, tabiat buruk masih tak bisa dihilangkan. "Tabiat saya memang seperti ini, bagaimana saya bisa mengubah semuanya?" Banyak sekali alasan yang kita utarakan. Kita masih melekat pada keakuan. Karena itu, kita memiliki berlapis-lapis noda dan kegelapan batin.

Beruntung, sekarang kita berada di tengah Bodhisatwa dan ajaran Buddha. Kita sungguh harus mendengar dan belajar Dharma. Kita mulai dari mengenal ajaran Buddha. Setelah mendengar Dharma dan memahami prinsip kebenaran, kita membangun ikrar untuk melakukan tindakan nyata di Jalan Bodhisatwa. Buddha telah menunjukkan sebuah arah. Kita bisa mengikuti jejak Bodhisatwa dan mendapat inspirasi.

Makhluk awam dapat memilih untuk mengikuti jejak Bodhisatwa. Dengan mengikuti jejak Bodhisatwa, kita akan mencapai kebuddhaan dengan sendirinya. Untuk mengikuti jejak Bodhisatwa, kita harus mendengar Dharma. Meski Buddha sudah tak ada di dunia, tetapi Beliau meninggalkan Dharma di dunia. Ada sebagian orang yang memahami Dharma dan membabarkannya. Kita harus mendengar dan mempelajarinya karena prinsip yang diajarkan adalah sama.

Cita-cita dan ajaran Buddha telah diwariskan hingga kini. Jadi, kita harus mendengar dan menyerapnya ke dalam hati. Dengan demikian, kita dapat menyerap segala pengetahuan di dunia dan memahami semua sumber kebijaksanaan. Kita tahu Buddha memiliki segala kebijaksanaan dan pengetahuan. Meski kita belum mencapainya, tetapi setidaknya kita tahu ada kebijaksanaan seperti itu.


Kita belum mencapai kebijaksanaan seperti itu karena kita belum mempraktikkan semua Dharma. Namun, dari mendengar Dharma, kita tahu tentang kebenaran dan pencapaian Buddha serta mengetahui bahwa semua makhluk memiliki karma yang berbeda-beda. Kita tahu bahwa Bodhisatwa melakukan praktik nyata dan berjalan di Jalan Bodhisatwa yang luas menuju ke arah kebuddhaan.

Hati dan Jalan Bodhisatwa sangatlah lapang. Lewat mendengar Dharma, kita memahami Dharma. Bodhisatwa melakukan tindakan nyata dan berjalan di Jalan Bodhisatwa. Mereka memahami dengan jelas kebenaran di balik semua hal di dunia. Orang yang terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing semua makhluk disebut Bodhisatwa. Terjun ke tengah masyarakat, tetapi tak terpengaruh dan bisa membimbing semua makhluk, ini berarti mencapai kebuddhaan.

Mengetahui semua prinsip kebenaran dan memahami seluruh jalan menuju kebuddhaan adalah jalan yang ingin kita tapaki. Jadi, dalam mempelajari ajaran Buddha, baik hanya bersumbangsih pada waktu luang maupun melakukannya sepenuh hati, kita harus memahami prinsip kebenaran  ini dengan jelas. Dengan demikian, barulah kita dapat mengetahui pentingnya Sutra Bunga Teratai.

Kemelekatan dan keakuan membawa noda batin

Mendengar Dharma demi melenyapkan noda batin

Mengikuti jejak Bodhisatwa dengan melakukan praktik nyata

Terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 Juli 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 31 Juli 2018
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -