Ceramah Master Cheng Yen: Mendengar, Memahami, dan Mempraktikkan Kebenaran


Saya sering berkata bahwa kini, ceramah saya dapat didengar oleh insan Tzu Chi di seluruh dunia. Setiap kali saya memberikan ceramah, dengan satu ketukan jari saja, insan Tzu Chi di ribuan titik di puluhan negara dapat mendengarkan ceramah saya secara daring. Mereka sering mendengar saya mengingatkan orang-orang untuk menggenggam kehidupan serta tidak menyia-nyiakan waktu dan potensi kebajikan mereka. Dengan bersumbangsih, kita baru bisa memperoleh pencapaian.

Setiap hari, kita harus melakukan hal yang bermanfaat bagi orang banyak. Kita harus bertekad untuk melakukan praktik ke luar guna membawa manfaat bagi sesama. Dengan demikian, kita dapat memupuk keluhuran diri sendiri. Saat bersumbangsih lewat praktik nyata, kita juga memupuk keluhuran kita. Dengan menciptakan berkah bagi dunia, keluhuran kita juga akan terpupuk. Jadi, dengan menanam benih berkah, kita akan menuai buah berkah pula.

Berhubung telah menjalin jodoh baik sebagai Bodhisatwa dunia dari kehidupan ke kehidupan, kini kita dapat menapaki Jalan Bodhisatwa. Jalan Bodhisatwa ini berujung pada kesadaran agung. Orang yang tersadarkan ialah orang yang mencapai kebuddhaan.

Saya sering berkata bahwa semua orang memiliki hakikat kebuddhaan. Semua orang hendaklah memperhatikan satu sama lain. Kita hendaknya bisa turut merasakan penderitaan orang lain serta membina cinta kasih dan welas asih agung. Demikianlah hendaknya orang yang tersadarkan. Dengan adanya kesadaran, cinta kasih, dan welas asih agung, kita tidak tega melihat makhluk lain menderita.


Saat ada yang membutuhkan bantuan, kita harus segera bergerak untuk membantu. Saat kekurangan tenaga, kita harus mengajak orang lain untuk bersumbangsih bersama. Saat barang bantuan tidak memadai, sampaikanlah ke Griya Jing Si. Kita bisa mengajak orang-orang di seluruh dunia untuk bersama-sama memberikan bantuan.

Saat satu tempat dilanda bencana, bantuan datang dari sepuluh penjuru. Ini berkat kekuatan banyak orang. Dalam keseharian, kita harus menggalang Bodhisatwa dunia. Mari kita bersama-sama menginspirasi orang-orang untuk membangkitkan cinta kasih agung tanpa syarat dan welas asih agung yang merasa sepenanggungan serta melapangkan hati hingga bisa merangkul seluruh alam semesta.

Kita hendaknya lebih memperhatikan bencana-bencana yang terjadi di seluruh dunia. Di mana pun bencana terjadi, kita hendaknya segera mengajak orang-orang untuk memberikan bantuan. Lihatlah yang terjadi belakangan ini. Akibat perang di Ukraina, banyak warga terpaksa mengungsi. Banyak orang yang menjadi anak yatim piatu atau janda. Mereka kehilangan rumah dan anggota keluarga. Bagaimana kita menolong mereka?

Kita segera melihat peta untuk mencari tahu ke mana warga Ukraina akan mengungsi, di mana ada insan Tzu Chi, dan sejauh apa jarak mereka dari para pengungsi. Kita harus mencari tahu semua itu dan segera menghubungi relawan kita untuk mencari cara memberikan bantuan. Inilah cinta kasih.

Cinta kasih tidak memandang betapa jauhnya orang yang membutuhkan ataupun bagaimana hubungan mereka dengan kita. Relawan kita bersedia bersumbangsih dengan sepenuh hati. Jadi, asalkan memiliki tekad, semua orang bisa melakukannya.


Melihat orang-orang kehilangan orang yang disayangi, itu sungguh memilukan. Orang-orang di seluruh dunia merasakan perasaan yang berbeda-beda. Pada saat yang sama, ada yang tengah berencana untuk berwisata, sedangkan yang lainnya tengah mengungsi. Jadi, ada orang yang sedih, ada pula yang senang.

Setiap orang merasakan perasaan yang berbeda. Alangkah baiknya jika setiap orang dapat memperhatikan bencana yang terjadi di seluruh dunia. Daripada mengejar kesenangan sesaat, lebih baik kita menghimpun kekuatan cinta kasih. Inilah cinta kasih yang tulus.

Kita harus melapangkan hati kita hingga bisa merangkul seluruh alam semesta. Di dunia ini selalu ada tempat bagi orang yang menderita dan selalu ada insan mulia yang bersumbangsih. Setiap orang merupakan insan mulia dan mampu menolong orang-orang yang dilanda bencana dan penderitaan. Asalkan ada orang yang bertekad, tentu akan ada kekuatan untuk menolong mereka.

Mari kita membimbing satu sama lain. Jangkauan suara seseorang terbatas. Dengan kemajuan teknologi sekarang, ada banyak murid saya yang baik yang dapat mendengar ceramah saya, tetapi itu tidaklah cukup. Saya berharap murid-murid saya yang memiliki jalinan jodoh baik dengan saya juga dapat membimbing orang-orang yang memiliki jalinan jodoh baik dengan mereka.


Saat ini, semua orang hendaknya membangkitkan tekad. Saat ketulusan dan cinta kasih semua orang menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa, barulah pola pikir orang-orang dapat berubah. Saat orang-orang tak lagi bertikai demi memperebutkan sesuatu, secara alami perang akan mereda. Singkat kata, saat hati manusia dipenuhi cinta kasih, barulah dunia bisa aman dan tenteram.

Untuk membina cinta kasih, kita harus membangkitkan ketulusan. Jika semua orang dapat memperbaiki temperamen, membangkitkan cinta kasih dan belas kasih, melapangkan hati, dan mengalah satu sama lain, dunia akan aman dan tenteram. Jadi, saat di seluruh penjuru dunia terdapat orang yang menginspirasi sesama untuk bersumbangsih, barulah dunia bisa aman dan tenteram.

Waktu terus bergulir. Kita semua harus memiliki kesatuan hati. Mari kita bertekad dan berikrar untuk menggenggam waktu yang ada saat ini dan mempertahankan tekad hingga selamanya. Semua orang hendaklah saling membantu dan mengasihi hingga selamanya. Saya mendoakan kalian semua dengan tulus.

Kita harus tekun melakukan praktik ke luar untuk memupuk keluhuran diri sendiri. Siapa yang berbuat baik, dialah yang akan memperoleh pahala. Jadi, setelah bersumbangsih, pencapaian yang kita peroleh ialah keluhuran. Siapa yang bersumbangsih, dialah yang memperoleh pencapaian. Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih.

Ajaran tentang praktik Bodhisatwa dipahami oleh banyak orang
Mendengar, memahami, dan mempraktikkan kebenaran
Memberi penghiburan dengan welas asih tanpa memandang perbedaan kewarganegaraan
Memupuk pahala demi mewujudkan kedamaian dunia             
                                
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 09 Maret 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 11 Maret 2022
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -