Ceramah Master Cheng Yen: Mendengar, Merenungkan, dan Mempraktikkan Dharma
“Tekun dan bersemangat berarti kita harus menggenggam setiap detik atau setiap menit untuk mengikuti kegiatan-kegiatan. Karena hal yang saya tak mengerti dan yang tak bisa saya lakukan masih sangat banyak, maka dalam pelatihan, saya bisa belajar beberapa pengetahuan untuk melakukan tindakan nyata,” kata Huang Yu-zhi, relawan Tzu Chi.
“Berbicara tentang ketekunan dan semangat, tampaknya ini sangat mudah dan merupakan hal yang wajar. Namun, setelah jatuh sakit, saya merasa bahwa setiap jalinan jodoh sangatlah berharga. Jadi, baik suka maupun tidak suka, kita harus menggenggam jalinan jodoh dan melakukannya,” ujar Xiao Yao-zu, relawan Tzu Chi.
Semua orang harus sangat bersungguh hati untuk mendengarkan, merenungkan, dan mempraktikkan Dharma. Sebagai praktisi Buddhis, kita harus terus mendengar dan belajar ajaran Buddha. Persyaratan dasar untuk mempelajari ajaran Buddha adalah orang-orang harus senantiasa bersungguh hati. Dari mana kita belajar Dharma? Kita bisa belajar dari Sutra atau dari orang bijak zaman dahulu yang membabarkan Dharma. Melalui kebijaksanaan dan pengalaman mereka, kita bisa mendengar dan memahami Dharma.
Kita bisa mendengar Dharma dari mitra bajik atau orang-orang yang berbagi pengalaman tentang inti sari Dharma. Jadi, kita harus mendengarkan mereka dengan sabar. Siapa pun yang berbagi Dharma harus kita hormati. Kita hendaknya menyediakan waktu untuk mendengar inti Dharma yang mereka sampaikan. Ini sangatlah penting.
Jika kita tahu tingkat pemahaman kita dalam mendengar Dharma, kita akan tahu Dharma seperti apa yang bermanfaat bagi kita. Jika kita bisa menerima Dharma yang kita dengar dan menerapkannya dalam keseharian, berarti kita telah menyerap inti sari Dharma dari para mitra bajik atau isi Sutra. Inti sari Dharma ini kita praktikkan dalam keseharian. Kita harus bersyukur. Inilah kebijaksanaan dari mendengar Dharma.
Bagaimana dengan kebijaksanaan dari merenungkan Dharma? Setelah mendengar Dharma, kita harus merenungkannya secara mendalam. Setelah mendengar Dharma, kita harus mengingatnya. Setelah mendengar Dharma, kita harus menyerap yang kita pahami ke dalam hati dan baik-baik merenungnya berulang kali.
Seberapa banyak kita memahami Sutra yang telah kita baca dan Dharma yang telah kita dengar? Setelah memahaminya, kita harus menganalisisnya dengan baik. Dengan demikian, barulah kita dapat menerapkannya dalam keseharian. Inilah perenungan secara mendalam.
Kita harus memahami ajaran Buddha secara tepat dan menyerapnya ke dalam hati. Kita mendengar ajaran Buddha dan melatih diri bersama mitra bajik serta bersama-sama melakukan tindakan nyata.
Setelah merenungkan Dharma yang kita pelajari, kita akan menemukan hal-hal yang membuat kita sadar bahwa tindakan dan cara kita melatih diri sejalan dengan Dharma yang kita pelajari. Ini juga merupakan cara untuk menumbuhkan kebijaksanaan.
“Dia seperti sebuah cermin, begitu pula saya. Kami berdua dapat menginspirasi anak-anak muda di seluruh desa. Terlalu banyak orang yang minum minuman keras di sini. Dahulu orang-orang di komunitas sudah menganggap Kakak A-shui sebagai pemabuk dan orang yang tak berguna bagi masyarakat. Namun, setelah dia bergabung dengan Tzu Chi, orang-orang melihatnya melakukan daur ulang dan memujinya,” kata Wang Kun-shan, relawan Tzu Chi.
“Orang-orang memujinya karena dia sudah banyak berubah. Mereka bertanya, "Bagaimana dia bisa berubah?" Saya menjawab, "Saya juga tidak tahu." Dia sendiri yang ingin mengubah diri, melakukan daur ulang, dan mendengar prinsip-prinsip kebenaran. Di Tzu Chi, Master mengajari kita prinsip-prinsip kebenaran, saya pun berbagi dengannya dan dia menyerapnya ke dalam hati. Kita bersama-sama mengubah diri menjadi lebih baik,” tutur Pan Qing-shui.
Setelah memastikan Dharma adalah arah yang benar, kita akan merasa tenang dan bertindak sesuai dengan ajaran. Dharma adalah jalan yang harus ditapaki dalam kehidupan kita agar batin kita tenang, bebas dari noda, dan tanpa cela. Jadi, dalam melatih diri, batin kita harus bebas dari noda, tenang, dan damai. Jika kita mendengar Dharma dan mempraktikkannya dengan benar, maka hati kita akan merasa damai.
Dengan mendengar, merenungkan, dan mempraktikkan Dharma, kebijaksanaan kita akan bertumbuh. Ini karena kita telah melakukan tindakan nyata. Ketika melihat orang lain bergabung dengan kita dan merasa tenang, hati kita juga merasa tenang. Pelajaran yang kita dapatkan setelah melatih diri dan bertindak nyata, itulah yang disebut kebijaksanaan. Lewat pengalaman dan tindakan nyata, kita akan mendapat pelajaran. Pelajaran atau kesan yang kita peroleh, itulah yang disebut kebijaksanaan.
Untuk memperoleh kebijaksanaan, kita harus benar-benar giat melatih diri dengan melakukan tindakan nyata dan tak boleh bermalas-malasan sedikit pun. Seperti yang kita tahu, waktu yang kita miliki terbatas. Setiap hari waktu terus berlalu dan tak akan kembali lagi. Kita harus menggenggam waktu dan memanfaatkan kehidupan dengan baik. Jadi, kita harus melatih diri dengan giat dan sungguh-sungguh.
Jika kita mempraktikkan Dharma dengan tepat, dengan sendirinya akar kebajikan kita pasti akan terus bertumbuh. Dengan akar kebajikan ini, kita bisa membimbing diri sendiri dan orang lain. Dengan adanya akar kebajikan, jodoh yang kita jalin adalah jodoh baik. Semua orang yang kita temui adalah teman bajik kita. Ini yang kita butuhkan dalam proses melatih diri.
Jadi, mendengar, merenungkan, dan mempraktikkan Dharma sangat penting. Semoga kalian semua dapat mempraktikkan Dharma secara tepat, tekun dan bersemangat melangkah menuju arah kehidupan yang benar. Kita harus menggenggam waktu dan memanfaatkan kehidupan ini dengan baik. Jadi, kita harus bersungguh hati.
Mendengar Dharma dan melatih diri dengan tulus dan penuh hormat
Merenungkan secara mendalam prinsip kebenaran untuk menumbuhkan kebijaksanaan
Giat melatih diri demi memperoleh kedamaian batin
Bersama-sama berjalan menuju kebuddhaan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Agustus 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie