Ceramah Master Cheng Yen: Mendengar, Merenungkan, dan Mempraktikkan Dharma


“Master berkata bahwa asalkan memiliki Dharma, kita dapat memancarkan energi yang dapat dirasakan oleh orang-orang. Akan tetapi, tetap dibutuhkan kata-kata. Selama bertahun-tahun, saya berikrar untuk menyebarkan ajaran Master ke Dunia Barat. Namun, di Amerika Serikat, meski memiliki tekad, kami tetap tidak bisa mewujudkannya tanpa penerjemahan. Jadi, saya ingin melaporkan kepada Master bahwa selama bertahun-tahun ini, kami telah melakukan banyak penerjemahan ke dalam bahasa Inggris,”
kata Xiao Ci Guang Ketua tim Dharma bagaikan Air AS.

“Setiap bulan, kami pasti menerjemahkan ceramah Master ke dalam bahasa Inggris. Jadi, di situs web Tzu Chi Amerika Serikat, tersedia terjemahan ceramah Master dalam bahasa Inggris. Selain itu, juga ada buku pedoman pelatihan relawan Tzu Chi dalam bahasa Mandarin dan Inggris. Baik buku fisik maupun buku elektronik, semuanya ada berkat tim kami yang dahulu menerjemahkannya tanpa diminta. Tidak ada orang yang meminta kami mengerjakannya,” lanjut Xiao Ci Guang.

“Orang-orang tidak mengerti mengapa kami mengerjakannya, tetapi kami berkata bahwa ini harus dilakukan. Kami telah menempuh perjalanan selama bertahun-tahun. Untuk menyebarkan Dharma, kita membutuhkan benih dan benih-benih ini membutuhkan pelatihan agar bisa berkembang,” pungkas Xiao Ci Guang.

Untuk mempraktikkan Dharma di dunia, dibutuhkan keberanian. Karena itu, kita harus membangun tekad dan ikrar. Saya sungguh sangat kagum dan sukacita. Sungguh, di Amerika Serikat yang begitu luas, ada orang yang bersedia untuk menggarap ladang berkah.


Lihatlah para petani yang menggarap sawah. Mereka harus menggenggam waktu sesuai musim. Kapan waktu yang tepat untuk membajak sawah dan menabur benih? Bagaimana membajak sawah? Benih yang ditabur juga harus disesuaikan dengan jenis tanah. Tanah yang baru dibajak masih lembap. Itulah waktu yang tepat untuk menabur benih. Kita harus tahu waktu yang tepat untuk mengambil tindakan tertentu. Jadi, dalam hidup ini, kita harus tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu.

Semua materi mengalami pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran. Saat tanaman pangan yang ditanam sudah siap dipanen, para petani akan memanennya dan sawah akan kembali kosong. Jika sawah tidak kembali kosong, tidak akan ada penanaman berikutnya. Padi yang telah matang akan dipanen untuk dikonsumsi dan sawah akan kembali kosong. Kita hendaknya memiliki mentalitas seperti ini.

Kita harus memanfaatkan sawah yang kosong dengan membajaknya kembali dan bercocok tanam lagi. Inilah kekosongan sejati dan eksistensi ajaib. Kita memanfaatkan kekosongan sejati untuk menunjukkan eksistensi ajaib. Jadi, terdapat eksistensi ajaib di balik kekosongan sejati. Begitu pula sebaliknya. Jika tahu untuk memanfaatkan prinsip ini, kita bisa menggunakan berbagai metode untuk membuat orang-orang memahami Dharma.

Saat melakukan penerjemahan, kalian pun hendaknya demikian. Selain tahu metode bercocok tanam, kalian juga harus tahu untuk memanfaatkan segala sesuatu pada waktu yang tepat. Metode bercocok tanam merupakan pengetahuan yang bisa diubah menjadi kebijaksanaan. Metode yang sama bisa diterapkan dalam hal yang berbeda. Contohnya, bercocok tanam dan menulis artikel. Saya sering berkata bahwa menulis artikel bagaikan bercocok tanam dengan pulpen. Penulis artikel harus memiliki semangat petani. Ini hendaknya lebih mudah dipahami.


Kalian tahu tentang tokoh, waktu, peristiwa, dan dunia ini. Semua ini kalian lakukan demi dunia ini. Di dunia ini, setelah memahami satu hal, kita harus bisa menerapkannya dalam segala kondisi. Kita harus siap untuk menghadapi segala kondisi dan tahu apa yang harus kita lakukan. Menyimpang sedikit saja, kita bisa jauh tersesat. Pikiran kita tidak boleh menyimpang sedikit pun. Saat pikiran kita menyimpang sedikit saja, pada saat itulah pikiran buruk bisa terbangkitkan.

Hakikat kebuddhaan dimiliki oleh setiap makhluk. Setiap makhluk memiliki hakikat kebuddhaan. Jika demikian, mengapa ada begitu banyak jenis materi dan makhluk hidup? Semua makhluk dan materi berasal dari Dharma yang menakjubkan yang sama. Bercocok tanam yang kita bahas tadi juga merupakan Dharma yang menakjubkan. Tanaman pangan bertumbuh dari tidak ada menjadi ada.

Kini, saya tengah membabarkan Dharma. Berbagai jenis perumpamaan yang saya ulas tadi merupakan Dharma. Dalam hal yang sangat kecil pun terkandung Dharma. Dalam kehidupan sehari-hari, kita membutuhkan Dharma yang menakjubkan. Tanpa benih padi, memiliki tanah pun tak ada gunanya. Jika sudah memiliki tanah dan benih padi, tetapi tidak ada air dan udara yang mendukung, padi tetap tidak bisa bertumbuh. Karena itu, kita harus menghormati dan mensyukuri segala sesuatu di dunia ini.

Setiap orang dapat menyebarkan Dharma. Contohnya, dengan berjalan tertib, berpakaian rapi, dan senantiasa berkata jujur. Kita tidak berani berkata bahwa kita bisa membabarkan Dharma sejati, tetapi kita bisa berkata jujur. Untuk berkata jujur, kita harus melatih pikiran dengan baik dalam keseharian. Jangan terlibat dalam perselisihan orang-orang. Jika tertarik pada perselisihan orang-orang, kita akan terus menyerap benih dan tabiat buruk. Ini disebut pencemaran.


Ada orang yang berkata bahwa hati dan pikiran ternoda karena suara dari luar. Saat penasaran, kita akan cenderung memperhatikan dan mendengarkan perselisihan orang-orang. Ini akan perlahan-lahan membuat pikiran benar, pengetahuan benar, dan pandangan benar kita ternoda. Karena itu, kita harus memperhatikan hal ini.

Kalian yang berada di Hawaii sangat jauh dari saya. Namun, kalian telah menyerap tekad saya dan benih Dharma. Ini disebut jalinan jodoh. Berhubung kini jalinan jodoh telah matang, benih telah terbentuk, dan kalian telah bersungguh hati menggarap ladang berkah, saya berharap kalian dapat menabur benih kebajikan. Bagi sebutir padi, yang penting ialah berisi atau padat. Jadi, kita harus menggenggam waktu dan momen saat ini.

Kita harus menggenggam waktu dan momen saat ini dengan baik. Kalian telah menerima ajaran saya. Sesungguhnya, kalian sendirilah yang membuat diri kalian berisi. Karena itu, saya sangat yakin pada kalian. Waktu terus bergulir dan jalinan jodoh perlahan-lahan matang. Berhubung jalinan jodoh telah matang di kehidupan ini, kita hendaknya lebih banyak menjalin jodoh baik. Dengan menjalin jodoh baik, barulah kita bisa membimbing makhluk lain di kehidupan mendatang.   

Bertekad dan berikrar untuk berani mempraktikkan Dharma
Memahami Dharma dan aturan serta menggarap ladang kebajikan
Memahami kekosongan sejati dan eksistensi ajaib dan mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan
Meyakini, memahami, dan mempraktikkan ajaran

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 06 Mei 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 08 Mei 2024
Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -