Ceramah Master Cheng Yen: Mendidik Insan Berbakat dan Membimbing Semua Makhluk
“Dalam rapat rektor kampus swasta di Universitas Providence, kami diundang untuk berbagi tentang karakteristik sekolah kita. Jadi, saya mulai dengan membicarakan sejarah Master mendirikan akademi keperawatan kita serta bagaimana kita bisa mentransformasi kehidupan para gadis suku asli beserta keluarga mereka,” kata Liu Yi-jun, Rektor Universitas Tzu Chi.
“Saya juga membicarakan tentang tantangan yang dihadapi oleh sekolah kedokteran kita. Saya bagikan pula video dan artikel dari majalah bulanan Tzu Chi untuk diperlihatkan pada semua orang. Setiap orang mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Setelah itu, saya membicarakan tentang perjalanan kita sejak dahulu hingga sekarang,” lanjut Liu Yi-jun.
“Kini, Empat Misi Tzu Chi makin berkembang di dunia internasional. Kita menyambut banyak sekali mahasiswa dari Nepal, India, Myanmar, dan Mozambik, lalu menginspirasi mereka untuk membangkitkan niat baik. Bagaimana caranya? Membawa mereka belajar lewat melakukan pelayanan,” pungkas Liu Yi-jun.
Saya berterima kasih kepada rektor Universitas Tzu Chi yang telah menyebarkan semangat pendidikan Tzu Chi dengan sungguh-sungguh. Yang terpenting ialah kita setiap harinya harus menggerakan misi pendidikan dengan hati yang penuh ketulusan.
Pada saat Tzu Chi memulai misi pendidikan, kita hanya berharap dapat membangun sekolah yang berlandaskan ajaran Buddha dan kesungguhan hati. Misi pendidikan kita bertujuan untuk membina anak di seluruh dunia agar menjadi insan berbakat tanpa memandang apa agamanya. Namun, saya tahu saya beragama Buddha. Jadi, saya membangun ikrar untuk bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk.
Hingga sekarang, ketika melihat mahasiswa internasional yang datang belajar ke Hualien, saya sangat bersyukur. Karena Tzu Chi telah membantu hingga ke seluruh dunia, saya sangat berharap kita bisa mendidik anak-anak di seluruh dunia tanpa membeda-bedakan agamanya dan membimbing mereka menuju arah yang benar. Untuk melakukan itu, diperlukan cinta kasih yang tulus. Kita harus memulainya dari badan misi pendidikan kita sendiri.

Rektor juga harus memiliki cinta kasih untuk bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Ajaran Buddha berarti pencerahan. Kita belajar sambil menjalankan misi. Kita berikrar untuk terus belajar. Kalian belajar untuk menjalankan misi pendidikan, sedangkan saya belajar untuk terjun ke masyarakat. Jadi, pendidikan adalah misi kita.
Kita terjun ke masyarakat untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Ini juga merupakan misi kita. Bodhisatwa sekalian, menapaki Jalan Bodhisatwa juga adalah misi kita. Semangat Bodhisatwa adalah cinta kasih berkesadaran. Kasih sayang antarmanusia sangatlah bernilai. Kasih sayang antarmanusia sangatlah bernilai. Setiap insan Tzu Chi kita memiliki keluarga kecilnya sendiri.
Kini, karena angka kelahiran menurun dan anak-anak meninggalkan kampung halaman mereka untuk tinggal di luar negeri atau di daerah lain, kebanyakan orang tua pun hanya bisa mengandalkan satu sama lain ataupun hidup seorang diri. Jadi, sekarang kita sangat perlu memperhatikan saudara se-Dharma kita. Karena mereka ada di sekitar kita, kita hendaknya menjaga satu sama lain.
Kita semua harus sangat menghargai jalinan jodoh ini. Yang selalu membuat saya sedih ialah banyak relawan Tzu Chi yang rambutnya telah beruban. Rambut mereka yang mulanya hitam, berubah warna menjadi abu-abu, hingga sepenuhnya putih. Waktu berjalan sangat cepat. Ini membuat saya merasa prihatin. Namun, saya lebih terhibur ketika menyadari bahwa kita telah mewariskan Dharma.

Terdapat relawan yang rumahnya terisi oleh 3 sampai 4 generasi. Jadi, begitu melihat ada buyut, cucu, dan cicit yang sama-sama datang ke sini, saya merasa sangat bersukacita. Melihat orang tua berbuat baik dan bergabung dalam Tzu Chi dapat membuat anak ikut merasakan kebaikan orang tua, bahkan turut mendukung. Cucunya pun kelak akan mengikuti orang tua dan kakek nenek mereka. Ini lebih menyentuh hati saya.
Beberapa anak yang sedang digendong pun diberi tahu, "Mari, biar Buyut Guru melihatmu. Katakan pada Buyut Guru bahwa kelak kamu akan menjalankan Tzu Chi dengan menjadi anggota Tzu Cheng." Itulah yang diajarkan seorang nenek pada cucunya sembari menggendongnya. Ini berarti kakek dan neneknya telah mewariskan semangat Tzu Chi. Orang tuanya tentu juga adalah anggota Tzu Cheng dan komite Tzu Chi. Seisi keluarga mereka berdedikasi di Tzu Chi, rasanya tentu sangat hangat. Jadi, jika belum mewariskan semangat Tzu Chi kepada anak dan cucu, kalian harus mulai melakukannya.
Mendengar apa yang nenek dan buyut mereka lakukan, para cucu dapat merasa tersentuh dan terinspirasi untuk mengikutinya. Buat mereka tahu bahwa Tzu Chi berlandaskan ajaran Buddha dan bukan takhayul. Kalian dapat melihatnya melalui Da Ai TV dan misi pendidikan Tzu Chi, yaitu universitas, sekolah menengah, dan sekolah dasar.
Sesungguhnya, sekarang di Hualien ada banyak orang yang berasal dari daerah lain. Jadi, sebenarnya anak-anak bisa dikirim untuk bersekolah ke Hualien. Mereka bisa hidup tenang karena dikelilingi lingkungan yang aman dan mengenyam pendidikan yang baik. Saya sangat bersyukur karena misi pendidikan telah dijalankan dengan baik. Misi kesehatan kita juga dijalankan dengan baik. Ada banyak hal yang patut disyukuri.
Saya dapat berkata kepada diri sendiri bahwa semua ini sangat berharga. Sepanjang hidup saya, saya berterima kasih kepada banyak orang. Sekarang, saya harus mulai berterima kasih kepada diri sendiri. Atas jalinan jodoh yang ada, saya sendiri harus bersyukur. Saat menginventarisasi kehidupan saya, saya sadar bahwa saya telah berusia lanjut sehingga terasa seperti sedang meluncur di perosotan. Karena itulah, saya sangat menghargai setiap menit dan detik yang ada.

“Pada bulan Agustus 2022, Aula Jing Si Taichung kita ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan sebagai fasilitas pendidikan lingkungan. Setelah kita meraih capaian itu, kelompok-kelompok dari luar datang ke sini untuk mengikuti pengenalan yang difasilitasi pemandu,” kata Lü Qing-yin, relawan Tzu Chi.
“Mereka berkunjung ke sini untuk mengetahui dan memahami apa yang ada di dalam Aula Jing Si, termasuk bagaimana kita mengajarkan dan mempromosikan pelestarian lingkungan. Jadi, melihat betapa bersemangatnya para relawan dalam memandu, mereka baru menyadari bahwa pola makan vegetaris dan kebiasaan mendaur ulang dapat diterapkan di rumah masing-masing,” kata Zhang Mei-ling, relawan Tzu Chi.
“Murid-murid SD Jiou De, Wuri juga telah berkunjung ke sini. Beberapa lama setelahnya, guru-guru di sana menyampaikan bahwa mereka dapat merasakan energi yang sangat positif saat berkunjung ke Tzu Chi. Murid-murid yang lebih besar juga mulai bisa menumbuhkan kebiasaan hidup yang baik dan pandangan-pandangan yang benar. Umpan balik mereka ini membuat perasaan kami sebagai pemandu menjadi sangat tenang dan sangat yakin bahwa dengan menabur benih kebaikan, kita dapat menciptakan pahala,” pungkas Zhang Mei-ling.
“Jika ada tim berbahasa asing yang datang berkunjung dan telah membuat janji terlebih dahulu, tim bahasa asing kami akan datang ke Aula Jing Si lebih awal sesuai pengaturan untuk terlebih dahulu mengikuti tur yang dipandu oleh tim penerus Dharma kami,” kata Hong Xin-yi, relawan Tzu Chi.
Pada kehidupan ini, kita terlahir sebagai manusia. Kita sangat beruntung bisa mempelajari ajaran Buddha. Jika kita sekarang tidak memanfaatkan tubuh kita untuk melakukan sesuatu bagi dunia, harus menunggu hingga kapan baru ada kesempatan untuk bekerja bersama sekumpulan Bodhisatwa dunia dan membantu banyak orang?
Jadi, jika tidak membimbing diri sendiri pada kehidupan ini, kapankah kita baru akan membimbing diri kita? Kita tidak tahu kelak akan hidup sebagai makhluk apa. Jadi, kita perlu memanfaatkan tubuh yang sekarang ini untuk bersumbangsih dengan baik. Seperti inilah cara kita membimbing diri sendiri.
Tulus mengelola universitas demi melindungi cinta kasih
Bertekad menjadi sosok pendidik bagi insan berbakat
Mewariskan silsilah Dharma dengan kebajikan dalam keluarga
Menghargai setiap waktu untuk membimbing semua makhluk
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 26 Februari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 28 Februari 2025