Ceramah Master Cheng Yen: Mendukung Pencapaian Misi Kesehatan dengan Cinta Kasih Universal

Sejarah Tzu Chi pada hari ini adalah peletakan batu pertama RS Tzu Chi Hualien untuk kedua kalinya. Upacara itu diadakan di lokasi RS Tzu Chi Hualien sekarang. Upacara peletakan batu pertama RS Tzu Chi Hualien diadakan dua kali.

Dalam upacara untuk pertama kalinya, ada banyak pemuka agama Buddha di Taiwan yang datang ke Hualien untuk menghadiri upacara. Upacara kali itu sangat meriah. Lahan itu bisa diperoleh berkat bantuan Bapak Lin Yang-kang, kepala Pemerintah Provinsi Taiwan ke-10. Bapak Lee Teng-hui, kepala Pemerintah Provinsi Taiwan ke-11, juga memimpin peletakan batu pertama.

Namun, beberapa hari setelah peletakan batu pertama, saat lahan sudah siap, pembangunan dimulai, dan insan Tzu Chi mulai menanam pohon, kita menerima kabar bahwa pihak militer akan mengambil kembali lahan itu untuk membangun pangkalan udara. Tiba-tiba, lahan itu tidak bisa digunakan lagi. Saya sangat khawatir dan tidak tahu harus bagaimana. Semua yang sudah direncanakan tiba-tiba kandas di tengah jalan.

Lahan itu tiba-tiba tidak bisa digunakan. Kita sudah bekerja keras bertahun-tahun, baru memperoleh lahan yang dibutuhkan, tetapi lahan itu tiba-tiba tidak bisa digunakan lagi. Saya sungguh sangat khawatir. Saya sangat bersyukur kepada Bapak Lin Yang-kang dan Bapak Wu Shui-yun yang sangat mendukung kita saat itu.

Ceramah Master Cheng Yen

Kemudian, kita menemukan lahan di mana RS Tzu Chi Hualien berdiri sekarang. Karena berbagai sebab dan kondisi, kita pun mengunjungi Pemerintah Provinsi Taiwan. Lalu, Bapak Lee Teng-hui membantu kita untuk memperoleh lahan itu. Dalam peletakan batu pertama untuk kedua kalinya, guru saya dan Bapak Lin Yang-kang juga hadir.

Kita bisa melihat saat itu, saya menggigit bibir dan menahan air mata. Berbagai perasaan berkecamuk di dalam hati saya. Bagaimana saya memulai pembangunan RS? Kita sungguh telah mengatasi berbagai kesulitan. Singkat kata, hari ini pada lebih dari 30 tahun yang lalu, kita menggelar upacara peletakan batu pertama.

Setelah memperoleh lahan, kita harus mempersiapkan lahan. Di lahan itu terdapat rumah dan dua kolam besar. Karena itu, mempersiapkan lahan bukanlah tugas yang mudah. Sesungguhnya, saat itu, kita kekurangan tenaga dan uang, tetapi rumah sakit tetap harus dibangun.

Kemudian, ada banyak orang yang menghimpun kekuatan cinta kasih, seperti Bapak Kao Er-pan dan Bapak Song Du-zhi yang merupakan arsitek dan masih banyak lagi. Mereka membantu kita mengevaluasi cetak biru, memberi saran mengenai pembangunan, dan lain-lain. Tentu saja, saya juga berterima kasih kepada RS Universitas Nasional Taiwan.

Ceramah Master Cheng Yen

Ada dr. Tu Shih-mien yang menjadi kepala RS Tzu Chi Hualien pertama dan dr. Tseng Wen-ping yang menjadi kepala RS Tzu Chi Hualien kedua. Mereka sangat berdedikasi. Kita juga meminta staf kantor urusan teknik RS Universitas Nasional Taiwan  untuk membantu kita.

“Saat RS Tzu Chi Hualien akan dibangun, belum ada kantor urusan teknik. Kebetulan, di RS Universitas Nasional Taiwan sedang dijalankan renovasi berskala besar. Sebagian besar dari kami telah bekerja di RS selama 20 hingga 30 tahun untuk melakukan pemasangan pendingin ruangan, peralatan elektronik, dan saluran air. Karena itu, Kepala RS Tseng menyarankan Master untuk meminta bantuan kami karena kami memiliki keahlian,” kata Chen Fu-lai, Mantan kepala kantor urusan teknik RS Universitas Nasional Taiwan.

“Lalu, Master mengunjungi RS Universitas Nasional Taiwan. Melihat Master begitu bertekad untuk membangun rumah sakit, kami tentu harus turut mengambil bagian. Kebetulan, kami pernah mengambil bagian dalam renovasi RS Universitas Nasional Taiwan dan memiliki lebih banyak pengalaman. Karena itu, kami berkata pada Master bahwa kami akan membantu pembangunan RS Tzu Chi Hualien sebagai relawan,” lanjutnya.

“Foto ini menunjukkan kondisi saat pembukaan penawaran proyek pemasangan saluran air dan listrik?”

“Ya,” kata Chen Fu-lai.

“Saat itu, kita membuka penawaran sesuai kebijakan pemerintah. Kita mempersiapkan rancangan proyek, dokumen penawaran, petunjuk bagi penawar, dan menentukan besarnya uang jaminan penawaran sesuai kebijakan pemerintah, lalu mengirimkan undangan dan rancangan proyek kepada kontraktor. Foto ini diambil setelah kita pergi ke kantor pos mengambil kembali dokumen penawaran. Semua dijalankan sesuai kebijakan pemerintah. Semuanya terbuka dan sesuai peraturan,” kata Chen Jun-ji Staf kantor urusan teknik RS Tzu Chi Hualien.

Ceramah Master Cheng Yen

Kepala RS Chen dan Wakil Kepala RS Wang dari Cathay General Hospital juga merupakan anggota komite pembangunan kita. Mereka juga berbagi pengalaman saat RS Tzu Chi Hualien sedang dibangun. Mengenang masa lalu, saya merasa sedih karena ada banyak orang yang sudah tiada. Mereka yang masih hidup tetap sangat mengasihi RS Tzu Chi Hualien dan sering memberikan bimbingan dan dukungan.

Kini, saat kita ingin membangun sesuatu, baik untuk misi kesehatan, pendidikan, ataupun budaya humanis, mereka tetap memberikan dukungan dan bantuan. Mereka terus mempertahankan cinta kasih mereka hingga sekarang. Tahun ini, misi kesehatan kita telah berusia 31 tahun. Kita juga melihat para staf misi kesehatan kita, terlebih staf kantor urusan teknik, mendedikasikan diri sejak RS kita dibangun.

“Saya memeriksa apakah ada kebocoran. Saya memeriksa alat sterilisasi bertekanan tinggi, wastafel, alat elektrokauterisasi,

lampu operasi, dan ruang operasi. Biasanya, saya harus memeriksa perlengkapan medis terlebih dahulu pada pukul 8 hingga 9 pagi agar para tenaga medis dapat menjalankan operasi dengan lancar,” ujar Chen Jun-ji, Staf kantor urusan teknik RS Tzu Chi Hualien.

Saat menjalankan operasi, terkadang emosi para dokter kurang stabil. Saat membutuhkan sesuatu dalam kondisi darurat, suara mereka akan menjadi lebih keras. Namun, Kakak Jun-ji selalu sangat sopan dan rendah hati. Dia selalu bersabar. Dia memperbaiki perlengkapan medis sehingga operasi bisa berjalan dengan lancar. Dia adalah sekrup yang sangat penting,” kata Huang Jia-mei Perawat RS Tzu Chi Hualien.

Saya tidak merasa bahwa diri saya sepenting itu. Saya hanya menunaikan kewajiban saya. Jika ada yang membutuhkan, saya akan berusaha membantu. Bagaimanapun, di ruang operasi, para tenaga medis berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan kehidupan. Karena itu, saya menekan emosi saya dan berusaha untuk memenuhi permintaan para tenaga medis,” kata Chen Jun-ji, Staf kantor urusan teknik RS Tzu Chi Hualien.

Kini, baik ruang operasi ataupun seluruh rumah sakit, dari lantai hingga langit-langit, semuanya membutuhkan staf kantor urusan teknik. Selama lebih dari 30 tahun, mereka terus melindungi rumah sakit dengan penuh cinta kasih. Hal yang perlu disyukuri sangat banyak.

Kita bisa melihat kepala RS Tzu Chi Hualien pertama, Kepala RS Tu Shih-mien. Kepala RS Tseng yang saat itu masih muda, kini pun telah lanjut usia. Setelah didiagnosis terkena kanker, Kepala RS Tu hidup 5 hingga 6 tahun lebih lama dari prognosis dan tetap bersumbangsih untuk menstabilkan rumah sakit kita. Inilah kehidupannya. Semangat dan jiwa kebijaksanaannya bersifat abadi.

Intinya, kita harus menggenggam waktu untuk mengembangkan kekuatan cinta kasih. Sejarah yang kita kenang hari ini akan kita ingat untuk selamanya. Kita senantiasa bersyukur atas sumbangsih mereka.

Mengenang pembangunan RS Tzu Chi Hualien yang penuh kesulitan
Bersyukur kepada berbagai pihak yang memberikan dukungan
Mendukung pencapaian misi kesehatan dengan cinta kasih universal
Mempertahankan tekad untuk melindungi kehidupan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 April 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 26 April 2017
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -