Ceramah Master Cheng Yen: Mendukung Saudara Se-Dharma Memenuhi Ikrar
Relawan Tzu Chi dari luar negeri kembali untuk dilantik, ini menandakan bahwa Tzu Chi telah menyebarkan benih kebajikan ke seluruh dunia. Benih-benih itu juga sudah bertunas. Dapat kembali untuk dilantik menandakan bahwa mereka telah bertumbuh menjadi pohon kecil. Saya berharap mereka semua dapat bertumbuh menjadi pohon besar. Satu benih bisa bertumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga bertumbuh dari satu. Sebutir benih dapat bertumbuh menjadi pohon besar, lalu berbunga dan berbuah sehingga menghasilkan banyak benih.
Bodhisatwa sekalian, para relawan luar negeri mendarat di Bandara Internasional Taoyuan. Yang dijemput insan Tzu Chi Taoyuan di bandara adalah butir demi butir benih yang sangat berisi. Setelah benih-benih ini kembali ke negara masing-masing, mereka akan bertumbuh menjadi pohon besar dan menghasilkan benih yang tak terhingga di sana. Jadi, pahala mereka sungguh tak terhingga.
Selain menjemput relawan luar negeri yang kembali untuk dilantik kali ini, sebelumnya, insan Tzu Chi Taoyuan juga menjemput para anggota TIMA. Anggota TIMA berasal dari berbagai negara dan menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Kabarnya, Konferensi Tahunan TIMA kali itu dihadiri oleh anggota dari lebih dari 20 negara. Bisa dibayangkan banyaknya anggota yang hadir. Mereka semua berasal dari negara yang berbeda-beda. Menjemput para relawan luar negeri yang kembali pada bulan September dan awal bulan November bukan sekadar menjemput mereka saat tiba.
Beberapa hari kemudian, saat mereka akan kembali ke negara masing-masing, insan Tzu Chi Taoyuan juga mengantar mereka ke bandara. Pelayanan insan Tzu Chi Taoyuan sangat menyeluruh. Pantas kali ini,saat saya pergi ke Kompleks Tzu Chi Sanchong, para relawan yang mengikuti pelatihan berkata, “Master, kami sangat bersyukur.” Saya bertanya, “Apa yang kalian syukuri?”. Mereka berkata, “Begitu kami turun dari pesawat terbang, ada banyak kakak Tzu Chi yang membantu kami sehingga kami dapat merasa tenang dan tidak takut tersesat. Mereka melayani kami dengan sangat baik. Kami sangat tersentuh.”
Saya berkata, “Kalian begitu tersentuh. Saat relawan lain pergi ke wilayah kalian, apakah kalian juga akan berbuat seperti ini?” Mereka berkata, “Asalkan kami menerima kabar, kami pasti akan melakukan hal yang sama karena kami telah mempelajarinya di sini.” Mereka berkata bahwa begitu tiba di bandara, mereka sudah bisa mempelajari sesuatu. Insan Tzu Chi Taoyuan selalu menjemput relawan luar negeri dengan hati yang paling tulus. Relawan luar negeri juga belajar dari kalian dengan hati yang paling tulus. Mereka menganggap sumbangsih kalian sebagai sebuah pelajaran. Melihat kalian bersumbangsih dengan penuh cinta kasih dan ketulusan dan mereka belajar dengan penuh rasa syukur, saya juga sangat bersyukur.
Tzu Chi berawal dari Taiwan. Insan Tzu Chi Taiwan merupakan Bodhisatwa sesungguhnya yang berusaha menginspirasi Bodhisatwa dunia. Para relawan luar negeri kembali ke Taiwan untuk menjalani pelantikan yang merupakan langkah awal sebagai Bodhisatwa dunia. Setelah dilantik, barulah mereka bisa menjadi relawan Tzu Chi yang seutuhnya. Kalian semua adalah relawan yang sudah lama aktif Tzu Chi. Kalian harus membimbing para relawan baru.
Jadi, relawan yang sudah lama aktif harus membimbing relawan baru dan calon relawan. Kalian semua sudah dilantik dan termasuk relawan yang sudah lama aktif. Jadi, kalian harus membimbing para relawan yang baru dilantik. Setelah dilantik, mereka akan kembali ke negara masing-masing untuk menginspirasi calon relawan. Bimbingan kalian selama beberapa hari ini telah membantu mereka merampungkan pelatihan dan menjalani pelantikan. Mereka akan kembali ke negara masing-masing untuk menginspirasi calon relawan.
Tentu, membimbing mereka menjadi Bodhisatwa membuat kita merasa sangat gembira meski harus bekerja keras saat menjemput mereka. Dengan mengantar mereka ke bandara dengan aman untuk kembali ke negara masing-masing sehingga mereka dapat mengemban misi Tzu Chi, kita telah menciptakan pahala yang tak terhingga. Di Taiwan, kita bisa berbuat demikian karena memiliki banyak relawan.
Selain insan Tzu Chi Taoyuan, insan Tzu Chi di Taipei,Sanchong, Banqiao,dan Taichung juga sangat sibuk demi mendukung pencapaian relawan luar negeri. Berhubung hidup kita penuh berkah, maka kita bisa lebih awal mengenal Tzu Chi dan lebih awal menapaki Jalan Bodhisatwa daripada orang lain. Jadi, kita sangat beruntung.
Singkat kata, saya merasa insan Tzu Chi Taoyuan sungguh penuh berkah karena setiap relawan luar negeri harus melewati Taoyuan jika kembali ke Taiwan. Kalian memiliki jalinan jodoh untuk menjemput para Bodhisatwa yang kembali ke Taiwan untuk merampungkan pelatihan Bodhisatwa dan mewujudkan harapan mereka. Setelah kembali ke negara asal mereka, mereka dapat menginspirasi lebih banyak Bodhisatwa dan menolong lebih banyak orang.
Contohnya Turki. Berhubung memiliki benih Tzu Chi di sana, kita bisa menjaga kelangsungan hidup para pengungsi dari Suriah dan membantu lebih dari 2.000 anak kembali bersekolah sehingga mereka dapat merasakan cinta kasih insan Tzu Chi dan orang-orang di seluruh dunia. Kita berharap anak-anak itu dapat menghapus dendam di dalam hati mereka, menanam banyak benih cinta kasih, belajar dengan baik, dan kelangsungan hidup keluarga mereka dapat terjaga. Kita juga berharap dapat menciptakan masyarakat yang aman dan tenteram di masa mendatang.
Setiap tahun, saya keluar untuk menghadiri acara Pemberkahan Akhir Tahun. Acara di Taoyuan akan digelar bulan depan. Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun, saya berharap setiap orang dapat berdoa dengan tulus semoga dunia bebas dari bencana. Jika empat unsur alam dapat selaras dan kondisi iklim dapat bersahabat, maka semua makhluk akan aman dan tenteram. Yang lebih penting adalah keharmonisan masyarakat.
Banyak negara di Timur Tengah, seperti Suriah dan Irak, yang dilanda banyak bencana akibat ketidakselarasan pikiran manusia. Karena itu, kita yang berada di Taiwan harus berusaha untuk menjaga keselarasan pikiran warga Taiwan sehingga setiap orang dapat melihat yang benar dan salah dengan jelas dan menghimpun cinta kasih. Saya berharap Taiwan dapat menjadi sebuah pulau yang penuh berkah.
Merasa beruntung karena dapat bersumbangsih meski harus bekerja keras
Belajar dengan hati penuh rasa syukur dan menginspirasi calon relawan
Membantu anak pengungsi Suriah bersekolah dan menjaga kelangsungan hidup keluarga mereka
Menabur benih kebajikan yang tak terhingga dan berdoa semoga dunia aman dan tenteram
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 November 2015