Ceramah Master Cheng Yen: Menebarkan Cinta Kasih ke Dunia
“Di sini ada 1.746 warga dan di antaranya ada 29 orang yang menderita keterbatasan gerak. Akan tetapi, mereka tidak menerima bantuan. Kini mereka telah membersihkan salah satu rumah. Kita dapat melihat mereka mengeluarkan semua barang dari dalam rumah. Rumah itu disangga dengan bambu karena rumah itu bisa bergoyang. Banyak anak yang tinggal di dalam rumah itu.”
“Sebagian besar warga di komunitas kami berusia lebih dari 65 tahun. Mereka tidak dapat membantu upaya pembersihan. Ada pula beberapa lansia yang menderita sakit parah. Kami sangat berterima kasih kepada Tzu Chi yang telah membantu kami membersihkan lokasi banjir.”
“Lewat program bantuan ini, Tzu Chi bukan hanya memberikan upah kepada kami sebesar 15 dolar AS, tetapi juga memberi kami kesempatan membersihkan rumah sendiri. Program bantuan Tzu Chi bukan hanya membantu dari segi ekonomi, tetapi juga membantu warga di sini,” kutipan wawancara dari warga Puerto Viejo, Ekuador yang menerima bantuan Tzu Chi.
Saat menerima informasi dari Ekuador kemarin siang, saya merasa sangat tenang. Lewat program bantuan Tzu Chi, warga saling mendukung dan membantu. Lihatlah para warga dapat tersenyum kembali.
”Uang ini sangat penting bagi warga di sini karena bagi sebagian besar orang, penghasilan mereka tak mencapai 15 dolar AS per hari. Dengan 15 dolar AS ini, saya dapat membeli makanan dan barang kebutuhan anak-anak saya. Kami memiliki makanan yang cukup selama dua hari ini,” kutipan wawancara dari warga Puerto Viejo, Ekuador yang menerima bantuan Tzu Chi.
”Tzu Chi bukan hanya memberi uang kepada kami, tetapi juga memberi kami kesempatan untuk saling membantu,” kutipan wawancara dari warga Puerto Viejo, Ekuador yang menerima bantuan Tzu Chi.
Relawan Tzu Chi dari 8 negara kini berkumpul di desa mereka di Ekuador. Mereka juga membagi diri ke dalam beberapa jalur untuk menjalankan program bantuan. Pada tanggal 3 dan 5 Mei, mereka akan mengadakan pembagian bantuan berskala besar.
Melihat perabot para warga yang sudah tidak dapat digunakan, relawan kita membantu mereka membersihkan rumah dan memberikan dana solidaritas. Mulanya warga setempat sudah hidup kekurangan, kini penderitaan mereka bertambah akibat bencana alam.
Jika tidak ada Bodhisatwa dunia yang memberi bantuan, siapa yang akan memberi bantuan bagi para korban bencana? Bencana itu terjadi pada tanggal 8 April 2017, tetapi upaya pembersihan baru dapat dilakukan pada tanggal 23 April 2017. Ini karena sebelum tanggal 23 April 2017, air banjir belum surut. Untungnya, pascagempa di Ekuador pada tahun lalu telah mematangkan jalinan jodoh Tzu Chi dengan warga setempat. Salah seorang warga di sana sangat mendedikasikan diri.
Setelah terhubung dengan kantor Tzu Chi di Hualien dan Amerika Serikat, relawan kita memberi tahunya untuk terlebih dahulu survei ke lokasi bencana. Dengan demikian, saat tim bantuan Tzu Chi dari luar negeri datang, mereka tahu apa yang harus dilakukan. Begitu tiba di Ekuador pada tanggal 23 April 2017, tim bantuan Tzu Chi segera menjalankan program bantuan. Ini berkat jalinan jodoh yang baik.
Meski jalinan jodoh ini terbentuk pada saat kita menyalurkan bantuan bencana, tetapi kita jangan meremehkannya. Karena itu, kita harus senantiasa menjalin jodoh baik dengan sesama. Berkat jalinan jodoh baik yang terjalin pada tahun lalu, barulah penyaluran bantuan kita tahun ini dapat berjalan dengan lancar.
Di Ekuador ada banyak kisah yang menyentuh hati. Demikianlah awal mula jalinan jodoh baik Tzu Chi terjalin. Hari ini adalah tanggal 2 Mei 2017. Sebelumnya, pada tanggal 2 Mei 2008, sebuah Badai Nargis menerjang Myanmar. Pascabadai itu, kita juga segera berangkat ke Myanmar untuk memahami kondisi bencana dan mengadakan pembagian bantuan.
Sejak saat itu, kita terus mencurahkan perhatian serta memberikan bantuan benih padi kepada warga setempat. Kalian pasti sudah mengenal Bapak U Thein Tun. Kini dia sudah dilantik dan ikut mengemban tanggung jawab Tzu Chi di sana.
Pada tahun 2015, di Myanmar terjadi bencana banjir parah. Relawan Tzu Chi kembali mengadakan pembagian bantuan berskala besar. Pembagian bantuan kali itu digelar oleh relawan local dan relawan Tzu Chi dari Malaysia. Selain itu, mereka juga menyiapkan makanan hangat dan memberikan bantuan benih padi agar para petani dapat kembali bercocok tanam.
Di antaranya, ada seorang Bapak U San Thein yang merupakan penerima bantuan Tzu Chi. Selain itu, dia juga mengetahui kisah U Thein Tun. Karena itu, dia mulai mengajak orang untuk menyisihkan segenggam beras. Mulanya, dia menyosialisasikan semangat celengan beras di desanya. Dia juga membeli stoples untuk dibagikan kepada setiap keluarga. Setelah itu, dia menyosialisasikannya ke desa lain.
Kini sudah ada lebih dari 400 keluarga yang mendukung semangat celengan beras. Secara keseluruhan, mereka menyisihkan lebih dari 500 kilogram beras untuk membantu orang yang hidup kekurangan. Setiap orang melakukannya dengan gembira tanpa memengaruhi kehidupan keluarga. Selain itu, mereka tetap memiliki makanan yang cukup. sekaligus dapat menyisihkan segenggam beras untuk membantu orang yang membutuhkan.
“Meski menyisihkan segenggam beras hanya sebuah tindakan kecil, tetapi beras yang terhimpun sedikit demi sedikit dapat membantu orang yang membutuhkan. Himpunan tenaga dari banyak orang dapat menciptakan kekuatan yang besar. Karena itu, kita membutuhkan lebih banyak Bodhisatwa untuk melakukan lebih banyak kebaikan. Saya akan merasa lebih bertenaga. Jika hanya sendiri, saya tidak dapat melakukannya dalam jangka panjang. Dengan adanya lebih banyak Bodhisatwa, baru misi Tzu Chi dapat mengakar di sini,” kutipan wawancara U Thein Tun, Relawan Tzu Chi.
Kita juga melihat beberapa warga desa memanggul seorang pria. Pria tersebut masih muda dan baru menikah dua tahun. Saat sedang menebang pohon, akibat tidak hati-hati, batang pohon tumbang dan menimpa tulang belakangnya. Sejak saat itu, dia tidak dapat berdiri lagi. Istrinya terus menjaganya.
Keluarganya adalah keluarga yang termiskin di desa itu. Desa tersebut juga hidup dalam kekurangan Mengetahui kondisinya, warga desa melaporkan kasus ini kepada Tzu Chi. Relawan Tzu Chi segera mengunjunginya dan membantunya untuk menerima pengobatan di rumah sakit. Relawan Tzu Chi tidak mengenal pria itu. Akan tetapi, mereka rela melakukan perjalanan jauh untuk mencurahkan perhatian baginya bagaikan satu keluarga.
Lihatlah Jalan Bodhisatwa di dunia ini yang penuh kehangatan. Pahala mereka sungguh tak terhingga. Asalkan membangun ikrar luhur, kita dapat menginspirasi banyak orang. Jika setiap orang dapat turut mengerahkan sedikit tenaga, maka akan tercipta kekuatan yang besar. Setiap hari kita melihat banyak kisah penuh kehangatan di dunia. Kisah yang menyentuh hati sungguh banyak.
Bekerja sama untuk membersihkan lokasi bencana dan membagikan bantuan
Melakukan survei lokasi bencana dan mengembangkan cinta kasih universal
Bantuan pascabadai menanamkan benih bajik di dalam hati warga
Menyisihkan beras untuk membantu orang kurang mampu.
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 02 Mei 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 04 Mei 2017