Ceramah Master Cheng Yen: Meneguhkan Tekad Pelatihan dan Mempraktikkan Dharma

Lihatlah pandemi COVID-19 yang belum mereda hingga kini. Kita harus selalu berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. Pandemi ini hanyalah peringatan bagi kita. Kita sungguh harus meningkatkan kewaspadaan. Kita harus berpola hidup hemat. Pola hidup hemat merupakan praktik kebajikan sekaligus pola hidup yang diajarkan oleh Buddha. Kita harus melenyapkan nafsu keinginan dan kegelapan batin.

Mengimbau orang-orang untuk berbuat baik sepertinya tidak terlalu sulit, tetapi saat mengimbau setiap keluarga dan setiap orang untuk bervegetaris, itu sungguh sangat sulit. Pikirkanlah dengan saksama. Tidak semua orang di sekitar kita bervegetaris. Jadi, mengajak setiap keluarga dan setiap orang di masyarakat untuk bervegetaris, itu lebih sulit lagi.


Bervegetaris merupakan kebajikan besar yang sangat penting dan bermanfaat bagi masyarakat. Setiap orang dapat berbuat baik dengan bervegetaris. Jika kita bervegetaris, hewan yang dikonsumsi akan berkurang. Begitu pula dengan peternakan. Berkurangnya peternakan juga akan membawa manfaat bagi lingkungan kita. Setiap orang hendaknya bersungguh-sungguh merenungkannya.

Kalian pasti sering mendengar saya berkata bahwa manusia mengonsumsi lebih dari 2.400 ekor hewan per detik atau lebih dari 200 juta ekor hewan per hari. Kalian harus mengingat angka yang ada di layar saat ini. Lebih dari 2.400 ekor hewan per detik atau lebih dari 210 juta ekor hewan per hari yang disembelih demi nafsu makan manusia. Makhluk hidup mana yang rela dibunuh dan dikonsumsi? Ini sangatlah kejam.


Di dunia ini terdapat banyak kejahatan dan yang paling kejam adalah manusia yang mengonsumsi segala jenis daging hewan hanya demi nafsu makan. Jadi, mengajak orang-orang untuk bervegetaris sungguh sangat sulit. Namun, asalkan ada niat, maka tiada hal yang sulit.  Setiap hari, saya selalu mengakhiri ceramah saya dengan berkata, "Kita harus lebih bersungguh hati." Sudahkah kita bersungguh hati?

Berapa banyak karma buruk yang tercipta akibat sebersit niat yang menyimpang? Karma buruk ini terus terakumulasi. Bagaimana membebaskan dunia dari bencana? Bagaimana menghentikan pemanasan global? Bagaimana meredam perubahan iklim? Buddha berkata bahwa saat orang-orang menciptakan karma buruk kolektif dan kekeruhan di dunia ini meningkat, maka bencana akan terjadi di seluruh dunia. Sudahkah kita mempersiapkan mental untuk menghadapinya? Sudahkah kita tersadarkan?

Jika sudah tersadarkan, kita hendaknya lebih bersungguh hati dalam mengendalikan nafsu makan kita. Jika semua orang mengendalikan nafsu makan dan mengurangi makan daging, bukankah akan tercipta karma baik kolektif? Jika bisa demikian, akan terbentuk aliran jernih yang dapat menyucikan dunia yang penuh dengan kekeruhan ini.


Kita harus mempelajari Dharma karena Dharma bagaikan air. Semua orang memahami kebenaran. Namun, dengan mendengar Dharma setiap hari, kita dapat menyadarkan diri sendiri setiap hari. Meski memahami kebenaran, jika kita tidak mendengar Dharma dan menyadarkan diri sendiri setiap hari, tekad pelatihan kita akan tertidur dengan cepat. Jika tidak mempelajari Dharma, bagaimana kita bisa tersadarkan?

Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, Buddha datang ke dunia ini demi satu tujuan mulia, yaitu mengajarkan praktik Bodhisatwa. Bodhisatwa sekalian, kalian telah menapaki Jalan Bodhisatwa selangkah demi selangkah sesuai ajaran Buddha. Kalian bahkan membuka dan membentangkan jalan sendiri. Kalian telah membentangkan jalan yang lapang dan rata.


Bodhisatwa sekalian, saya berharap kalian dapat mengingat kata-kata saya di dalam hati dan membuktikan kebenaran ajaran Buddha. Tanpa mempraktikkannya, kita tidak bisa membuktikannya. Jadi, kita harus mempraktikkan Dharma. Orang-orang pada umumnya merasa bahwa bersumbangsih berarti bersusah payah, tetapi bagi insan Tzu Chi, bersumbangsih berarti berbahagia. Kita bersumbangsih tanpa pamrih, bahkan dipenuhi rasa syukur dan sukacita.

Demikianlah kita menabur benih-benih kebajikan di dalam ladang batin kita dan giat menggarapnya hingga benih-benih ini bertunas. Singkat kata, Bodhisatwa sekalian, bersumbangsih secara nyata bagai menabur benih di atas tanah, butuh sinar matahari, air, dan udara yang segar. Dengan kondisi pendukung yang lengkap, kini adalah momen yang tepat untuk bersumbangsih di Jalan Bodhisatwa.

Manusia menciptakan karma buruk dengan mengonsumsi daging hewan
Karma buruk terus terakumulasi dari waktu ke waktu
Bervegetaris merupakan kebajikan besar yang bermanfaat bagi masyarakat
Berpola hidup hemat dan mengendalikan nafsu keinginan demi melenyapkan kekeruhan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 Desember 2020 
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 01 Januari 2021
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -