Ceramah Master Cheng Yen: Meneladan Buddha untuk Menapaki Jalan Bodhisatwa dan Menuju Pencerahan


“Relawan Tzu Chi di berbagai wilayah di Australia dan Suster Angela tengah mendengarkan secara daring. Tahun ini, Suster Angela telah berusia 99 tahun,”
kata Wang Jing Ding Qingxiushi.

Apa kabar, Suster Angela?

“Terima kasih, Master Cheng Yen. Saya sangat senang dapat bertemu Master. Saya sangat merindukan Master,” kata Suster Angela.

Saya juga sudah bertahun-tahun merindukan Anda.

“Terima kasih, Master Cheng Yen. Berkat adanya murid Master di Australia, kami dapat merasakan cinta kasih dan kepedulian Master, terutama terhadap rumah sakit kami dan orang-orang yang membutuhkan. Kami merasakannya secara mendalam. Terima kasih, Master Cheng Yen,” pungkas Suster Angela.

Terima kasih. Ini karena kalian percaya pada saya. Ini memberikan kekuatan besar bagi saya. Anda dan saya adalah sama. Kita semua tahu dengan jelas tentang jalan yang benar. Anda dan saya saling berinteraksi satu sama lain. Setiap kali teringat akan kalian, terutama kekuatan Anda, Suster Angela, saya sungguh sangat kagum. Saat ini, harapan saya ialah Anda selalu sehat dan dapat kembali berkunjung ke Taiwan agar kita dapat bertemu secara langsung dan berbagi ajaran satu sama lain.

Master, manajer RS Mater ini mewakili Suster Angela untuk mengungkapkan rasa hormat tertulus kepada Master. Kami telah bekerja sama dengan RS Mater selama 34 tahun. Saya berterima kasih kepada Master yang telah memberikan kebijaksanaan kepada saya sehingga saya dapat membantu mereka dan memperoleh pencapaian seperti hari ini,” kata Wu Zhao-feng Relawan Tzu Chi Australia.


Saya berharap semuanya dapat terus membahas sejarah Tzu Chi, lengkap dengan waktu, tempat, dan orang-orang yang terlibat. Saya selalu memiliki harapan untuk membawa manfaat bagi dunia sepanjang hidup saya. Saya selalu berpikir untuk berjuang demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Ini adalah ajaran dari guru saya.

Hari itu, saya menyatakan berguru padanya berkat adanya jalinan jodoh yang tak terbayangkan. Guru saya memberikan enam kata yang terus saya ingat hingga saat ini. Itulah tekadnya yang juga merupakan tekad saya, yakni "demi ajaran Buddha, demi semua makhluk".

Saya merasa bahwa yang diwariskan dari guru ke murid ialah jiwa kebijaksanaan. Apa yang guru saya katakan, saya akan menyerapnya ke dalam hati. Sebutir benih membutuhkan ladang yang cocok untuk pertumbuhannya. Jadi, saya berpikir, "Benih pohon seperti apakah yang hendaknya ada dalam hati saya agar cocok untuk bertumbuh di dunia ini?"

Ketika turun hujan, bagaimana caranya agar hujan atau air Dharma ini dapat turun ke dedaunan dan dahan hingga menjangkau tanah yang luas? Ini semua membutuhkan jalinan jodoh. Begitu pula dengan akar yang harus tertanam dalam agar tidak takut terangkat oleh angin. Ketika angin kegelapan batin bertiup, pohon itu mungkin akan tumbang. Jadi, akar Bodhi haruslah tertanam dalam. Jadi, saya menantikan jalinan jodoh.

Saat ini, saya telah melihat sebutir benih tumbuh menjadi pohon Bodhi. Pohon Bodhi ini bukanlah pohon kecil, melainkan pohon yang sangat besar. Pohon yang besar juga berasal dari benih yang kecil. Ini disebut sebagai benih sebab. Ada sebab, kondisi, dan akibat. Ketika benih kecil ditabur di tanah, ia akan bertunas dan bertumbuh. Kita bisa melihat insan Tzu Chi di seluruh dunia berhimpun karena adanya jalinan jodoh.


Kalian memiliki jalinan jodoh yang istimewa untuk dapat meninggalkan Taiwan dan tinggal di berbagai belahan dunia. Semua orang tinggal berjauhan satu sama lain. Namun, pikiran dan ikrar kita adalah satu. Kita semua memiliki tempat berlindung yang sama. Hati kalian ada di Tzu Chi, kalian menaruh kepercayaan pada Tzu Chi, dan menapaki Jalan Bodhisatwa di Tzu Chi. Ini membuat saya merasa senang dan bersyukur.

Kita telah menabur benih di ladang batin dan ladang berkah. Hendaklah kita menggarap ladang ini dengan tekun. Jika tidak, ladang berkah akan dipenuhi rumput liar. Saudara sekalian, hendaklah kalian menyerap ajaran saya ke dalam hati. Kita harus menggarap ladang batin kita sendiri. Jika tidak, rumput liar akan memenuhi ladang batin kita. Pada akhirnya, semua perbuatan kita akan berbuah dan itu di luar kendali kita. Intinya, saya berharap kalian masuk ke dalam pintu Buddha, yaitu jalan menuju kesadaran.

“Semua orang yang datang ke rumah saya tahu bahwa banyak perabot rumah saya adalah hasil daur ulang. Suami saya adalah orang yang peduli terhadap lingkungan, termasuk melakukan penghematan air dan listrik. Di Australia, kami mendapat 2 dolar NT (seribu rupiah) dengan mendaur ulang sebuah botol plastik. Dia meminta saya untuk melaporkan ini kepada Master,” kata Zhang Hong relawan Tzu Chi Australia.

“Dia berkata, ‘Botol plastik ada yang besar dan ada yang kecil. Begitu pula dengan botol minuman keras. Semuanya 10 sen. Katakanlah kepada Master bahwa saya tidak takut kotor, tidak takut lelah, dan tidak takut berat. Saya memungutnya satu per satu dan menaruhnya di garasi saya. Saat sudah penuh, saya akan membawanya keluar untuk dijual’,” pungkas Zhang Hong.

“Master yang terkasih, saya adalah semut kecil Master. Saya akan terus melakukan daur ulang.”


Aksara Mandarin "sadar" hampir sama dengan "belajar". Dalam aksara "belajar", terdapat aksara "anak". Jadi, hendaklah kita menerima Dharma dengan hati yang murni seperti anak kecil. Apa yang harus kita pelajari? Menapaki Jalan Bodhisatwa.

Kita menapaki Jalan Bodhisatwa untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Kita telah membuka jalan yang lapang di dalam hati kita. Dengan hati yang baik, kita menapaki jalan yang baik ini. Ketika menapaki Jalan Bodhisatwa, secara alami, kita akan melihat banyak kebenaran. Dengan melihat kebenaran, kita akan tersadarkan.

Setelah melihat kebenaran, kita akan menyadari bahwa dengan bersumbangsih di Jalan Bodhisatwa, kita akan merasa bahagia. Bersumbangsih membuat kita merasa bahagia. Jika kita tidak berbuat apa pun, hati kita akan tertutup dan kita hanya akan berdiam diri di dalam rumah. Dengan demikian, kita telah menyia-nyiakan waktu, membiarkan pikiran kita berkeliaran, dan menciptakan kegelapan batin.

Saat ini, hendaklah kita belajar untuk menapaki Jalan Bodhisatwa sehingga kita dapat mendaki tinggi dan melihat seluruh dunia. Bagi para relawan Tzu Chi senior, janganlah menghentikan langkah kalian. Jika kalian berhenti, lihatlah kembali bahwa tempat harta karun sudah dekat. Jadi, janganlah berhenti.

“Kami telah menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk dengan keyakinan, ikrar, dan praktik. Kami telah menerapkan pola makan nabati dan bersama-sama berbuat kebajikan demi melindungi Bumi. Kami bersedia untuk bekerja sana dengan harmonis, tekun, dan bersemangat,” kata Lin Zhong-jian relawan Tzu Chi Australia.

Selama ada niat, saya akan ada di hati kalian selamanya. Saya sangat membutuhkan kalian untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dengan tekun dan bersemangat. 

Mengadakan pertemuan lintas agama yang penuh welas asih
Pohon Bodhi yang besar berasal dari sebutir benih kecil
Meneruskan jiwa kebijaksanaan dan senantiasa ingat bahwa tempat harta karun sudah dekat
Meneladan Buddha untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dan menuju pencerahan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 17 April 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 19 April 2024
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -