Ceramah Master Cheng Yen: Menelusuri Akar Tzu Chi serta Membangun Ikrar Agung


“Tadi malam, saya sangat senang sampai tidak bisa tidur. Saya sungguh sangat senang. Kami bersama-sama berjalan kaki menuju kampung halaman batin dari malam hari hingga fajar menyingsing. Kami juga berjalan menuju ke arah kehidupan kami. Sepanjang jalan dari rumah sakit, jalan yang kami lalui terhubung dengan berbagai jalan kecil. Saat berjalan kembali ke Griya Jing Si, saya pun teringat akan lirik Mars Tzu Chi. ‘Menyusuri lorong-lorong panjang dan gang-gang sempit.’ Jalan kecil seperti itu bagaikan sudut dunia yang terlupakan. Di bawah bimbingan Master, para relawan kita telah mengerahkan kekuatan mereka. Jadi, kami pun akan berusaha keras,”
kata Chien Shou-hsin Kepala RS Tzu Chi Taichung.

Kami mulai berjalan sejak malam hari hingga fajar menyingsing. Kami telah melihat bahwa jalan Tzu Chi yang kami tapaki itu benar. Kami mengikuti langkah Master untuk menyebarkan cinta kasih, kebajikan, dan keindahan,” kata Xu Quan-zhen Wakil Kepala RS Tzu Chi Taichung.

Para staf dari RS Tzu Chi Taichung melakukan perjalanan ke Griya Jing Si untuk mencari akar Tzu Chi. Dari mana asalnya?

Pagi-pagi sekali, mereka telah berangkat dari RS dan berjalan ke Griya Jing Si. Mereka sungguh memiliki tekad yang teguh. Jalan yang mereka lalui sama dengan jalan yang saya lalui dahulu. Dahulu, ada sekelompok murid menyebutnya "Jalan Kakek Guru". Mengapa mereka menyebutnya demikian? Itu karena saya juga pernah menapaki jalan ini.

Setelah menyeberangi jembatan, di ujung jalan ini ada sebidang lahan yang semula kita rencanakan untuk dibangun rumah sakit. Ada begitu banyak pepohonan di lahan itu. Jadi, relawan kita pun dikerahkan untuk membersihkan lahan tersebut. Setelah selesai membersihkan lahan, tiba-tiba kita mendapat kabar bahwa lahan itu akan digunakan pemerintah untuk keperluan militer. Namun, kita juga telah mengajukan izin.


Saat itu, Bapak Lin Yang-gang juga datang untuk membantu. Setelah menghadapi rintangan yang berkali-kali, akhirnya kita dapat melaksanakan upacara peletakan batu pertama yang dipimpin oleh Bapak Lee Teng-hui. Namun, setelah upacara selesai, kita mendapat kabar bahwa lahan itu tetap akan digunakan untuk keperluan militer. Jadi, saya segera mencari lahan baru.

Kita telah mengalami berbagai suka dan duka. Kita sungguh melewati masa-masa yang sulit hingga akhirnya kita mendapatkan lahan tempat rumah sakit kita berada saat ini. Kita sangat beruntung. Terkadang, ketika melewati tempat itu, saya akan merasa bahwa berkah yang kita miliki sekarang merupakan hasil dari semua kerja keras kita dahulu. Jadi, setelah melewati berbagai rintangan, akhirnya rumah sakit kita dapat dibangun di tempat yang sekarang ini.

Ada sebuah lagu tentang RS kita yang liriknya sebagai berikut, "Di pantai timur Taiwan, matahari terbit di atas laut dan memancarkan cahayanya terlebih dahulu ke arah gunung." Di lahan itu ada sebuah kolam ikan, kawanan sapi yang sedang merumput, serta hamparan rumput hijau.

Aula Jing Si Hualien yang sekarang, dahulunya merupakan sebuah kolam besar. Kita semua telah berusaha keras. Dari lahan tempat rumah sakit kita berdiri, yang dahulu merupakan padang rumput yang luas, hingga lahan berdirinya universitas kita, bentangannya sangat luas. Banyak kerja keras serta proses konstruksi telah dilewati. Berkat itu semualah, banyak insan berbakat dan luar biasa dapat berhimpun di Hualien.


Setelah misi kesehatan terwujud, kita pun hendak membangun sekolah bagi generasi penerus dari insan berbakat ini. Karena itu, kita mulai membangun sekolah kedokteran dan perguruan tinggi. Kemudian, kita juga membangun TK, SD, SMP, dan SMA. Dengan demikian, misi pendidikan, misi kesehatan, dan misi budaya humanis kita telah terwujud secara menyeluruh di sini. Tentu, di Hualien-lah misi amal Tzu Chi dimulai. Jadi, bisa dikatakan bahwa keempat misi Tzu Chi ini berawal dari Hualien.

Pembangunan rumah sakit pun diteruskan ke Dalin, Taichung, Taipei, hingga di Guanshan wilayah timur Taiwan dan Douliou di wilayah barat Taiwan. Intinya, melindungi kehidupan, menjaga kesehatan, dan menjunjung tinggi cinta kasih, itulah misi kesehatan kita.

Para tenaga medis kita sungguh telah mendedikasikan kehidupan mereka demi melindungi dan menyelamatkan kehidupan orang lain. Jadi, kita harus berterima kasih kepada para tenaga medis kita. Dengan memiliki tubuh yang sehat, barulah kita dipenuhi berkah. Hanya dengan tubuh yang sehat serta hidup yang aman dan tenteram, kita baru bisa menjalani kehidupan dengan baik. Jadi, kita harus menghormati misi kesehatan kita yang merupakan salah satu dari empat misi Tzu Chi.

Tentu saja, selain misi kesehatan, juga ada misi pendidikan. Semua harapan terletak pada pendidikan. Kita mengetahui bagaimana para guru mengasihi murid-murid lewat pengalaman yang mereka bagikan ketika mereka datang ke Griya Jing Si. Mendengar kisah-kisah ini, saya pun berkata, "Semuanya layak untuk diperjuangkan."

Para guru dan profesor bersedia datang ke Hualien untuk membagikan pengalaman mereka. Mereka bagaikan orang tua yang mengasihi dan membimbing murid-murid seperti anak mereka sendiri. Saya pun berkata, "Perjuangan ini layak diteruskan. Saya pun merasa tenang." Dengan interaksi yang penuh cinta kasih ini, mereka telah menunjukkan nilai-nilai budaya humanis dari keempat misi Tzu Chi.


Misi amal kita juga mengandung semangat dan nilai-nilai budaya humanis. Saat insan Tzu Chi terjun ke masyarakat, mereka menunjukkan kedisiplinan, citra yang baik, dan tata krama. Mereka sungguh sangat mengagumkan. Dalam misi amal, insan Tzu Chi di negara mana pun selalu menunjukkan kedisiplinan mereka. Perilaku mereka selalu membuat orang-orang mengagumi dan menghormati mereka. Inilah misi amal kita.

Dalam misi kesehatan kita, semua orang tentu sangat memahami semangat cinta kasih Tzu Chi. Para tenaga medis mendedikasikan kehidupan mereka demi melindungi kehidupan dengan cinta kasih. Begitu pula dengan misi pendidikan kita. Singkat kata, inilah yang disebut nilai-nilai budaya humanis.

Kita juga memiliki badan misi budaya humanis, yaitu Da Ai TV. Saya sering mendorong semua orang untuk menonton Da Ai TV yang menayangkan berbagai berita internasional yang dapat menambah pengetahuan kita. Kita juga bisa mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan. Kita harus memandang jauh ke seluruh dunia dan melihat semua makhluk dengan kebijaksanaan. Demikianlah kita memandang dunia dengan cinta kasih serta menunjukkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan.

Terlebih lagi, relawan dokumentasi kita telah mengemban tanggung jawab untuk meliput sebagian besar berita Tzu Chi. Tanpa relawan dokumentasi kita, sangat sulit mendapatkan informasi yang kaya dan akurat. Kebenaran, kebajikan, dan keindahan, semuanya sungguh nyata dalam tangkapan kamera relawan dokumentasi kita.  

Menelusuri akar Tzu Chi serta membangun ikrar agung
Misi kesehatan dan pendidikan teguh bagaikan batu karang
Memperkukuh empat misi Tzu Chi demi menyebarkan cinta kasih
Memandang jauh ke seluruh dunia dan menunjukkan nilai-nilai budaya humanis

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Februari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 23 Februari 2022      
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -