Ceramah Master Cheng Yen: Menenangkan Batin dalam Menghadapi Masalah

“Saya akan menandatangani sebuah dekret. Tidak ada lagi zona satu dan zona dua di negara ini. Italia akan menjadi sebuah Kawasan yang dilindungi. Pergerakan di dalam negeri perlu dihindari, terkecuali ada 3 kondisi khusus, yaitu alasan kerja, alasan mendesak, dan alasan kesehatan,” terang Giuseppe Conte, Perdana Menteri Italia.

Kita melihat bahwa Italia telah mengisolasi negaranya. Kapankah perebakan virus ini dapat berlalu? Virus ini terus meluas dan telah mengacaukan dunia internasional. Kita juga melihat Paus Fransiskus memimpin doa dengan cara yang berbeda dari biasanya. Paus Fransiskus memimpin doa dari dalam ruangan dan ditayangkan di luar. Paus Fransiskus juga meminta semua orang untuk tidak berkumpul secara massal, tetapi tetap saling memperhatikan dengan cinta kasih dan berdisiplin dalam keseharian dalam menghadapi wabah. Bukankah imbauan seperti ini juga terus saya serukan?

Kita harus menaruh perhatian serius pada perebakan wabah kali ini. Semua orang merasa ketakutan. Namun, apa gunanya merasa takut? Saat ini, lebih baik kita mengubah pola pikir dan meningkatkan jiwa kebijaksanaan kita. Jika kita hanya melalui hari demi hari begitu saja, kita akan mudah kehilangan arah.

 

Saat orang-orang kehilangan arah, mereka tidak mampu memahami kebenaran. Buddha datang ke dunia, mencapai pencerahan dan membabarkan Dharma. Berapa banyakkah orang yang berkesempatan mendengar Dharma? Dari orang-orang yang mendengarkan Dharma, berapa banyakkah orang yang dapat menerimanya? Dari orang-orang yang menerima Dharma, berapa banyakkah orang yang mempraktikkannya?

Meski kita telah mendengar Dharma, sulit bagi kita untuk memahami kebenarannya. Buddha berkata dengan prihatin, "Segala sesuatu bersifat kosong." Apakah orang-orang yang mendengar perkataan Buddha dapat memahami kebenarannya? Segala sesuatu adalah kosong.

Namun, Buddha juga mengatakan bahwa meski segala sesuatunya kosong, tetapi ada eksistensi ajaib di balik semua itu. Eksistensi ajaib ini tidak kasatmata dan tak bisa diraba, tetapi dimiliki oleh semua orang. Sesuatu yang tidak kasatmata dan tak bisa diraba ini adalah kebaikan dan keburukan dalam pikiran kita. Jika orang itu tidak mewujudkannya ke dalam perbuatan, kita tidak tahu isi pikirannya. Setelah melihat perbuatannya, barulah kita tahu pikirannya baik atau jahat.


Dalam menghadapi wabah yang terus meluas kali ini, ketakutan, panik, dan cemas tidak ada gunanya. Kita harus menenangkan batin kita. Seperti air keruh yang beriak, jika kita tidak menyentuhnya, air akan  perlahan-lahan menjadi tenang dan jernih. Saat batin kita merasa takut, panik, dan risau dalam menghadapi perebakan wabah, ini bagaikan air keruh yang beriak. Saat air keruh terus diaduk,kotoran an endapan akan terus bercampur dalam air. Saat air keruh sudah tenang, barulah kotoran dan debu dapat mengendap di bawah. Dengan konsep yang sama, kita harus menenangkan batin dan berdisiplin dalam keseharian.

Kita semua dapat melihat para insan Tzu Chi yang bersatu hati menyosialisasikan pola hidup vegetaris sebagai bentuk doa dalam menghadapi wabah kali ini. Dengan tulus, mereka berdoa semoga semua orang tenteram dan wabah dapat segera berlalu sehingga semua orang dapat tetap sehat.

“Ini adalah kebutuhan sehari-hari bagi petugas medis di rumah sakit. Kami, relawan Tzu Chi di Wuhan, membeli semua ini. Sebenarnya, sebelum berangkat, saya sempat berpikir apakah saya perlu mengajak seorang relawan untuk mendokumentasikan sejarah Tzu Chi di Wuhan pada masa perebakan wabah ini. Namun, setelah saya pikir, mengajak orang lain dapat meningkatkan risiko. Setelah saya pertimbangkan, saya tidak mengajak orang lain. Jadi, dia mengantar makanan dan kebutuhan lainnya sendirian,” kata Dong Linyi, Relawan Tzu Chi.


Intinya, kita harus bersyukur dan bersumbangsih dengan ketulusan dari lubuk hati. Selain menjaga kesehatan, dia juga menyediakan kebutuhan kepada mereka yang berada di garis terdepan. Ini dilakukan dengan sebersit pikiran yang tulus. Ada juga banyak orang yang bersumbangsih di belakang. Selain mencurahkan perhatian, berempati, dan bersedia bersumbangsih, mereka juga menaati langkah-langkah pencegahan.

Dibutuhkan orang yang berani untuk mengantarkan barang bantuan. Pada saat ini, kita harus menaati langkah-langkah pencegahan dan memiliki keberanian untuk bersumbangsih tanpa pamrih. Kita harus menenangkan batin, mendoakan ketenteraman semua orang dengan tulus, bersumbangsih tanpa pamrih, dan bersyukur. Semoga wabah segera berlalu layaknya sebuah embusan angin.

Topan yang menerjang dan menyebabkan kekacauan juga akan berlalu. Saya harap kekacauan akibat wabah ini sudah berlalu. Semoga kita dapat segera memenangkan peperangan melawan wabah ini. Wabah ini sungguh menakutkan, tetapi jangan takut. Bangkitkanlah ketulusan dan rasa syukur serta temukanlah kembali jiwa kebijaksanaan. Kita harus menghadapinya dengan rasa syukur dan batin yang tenang serta menemukan kembali jiwa kebijaksanaan. Gunakanlah jiwa kebijaksanaan kita untuk melindungi bumi dan kehidupan.

Batin yang takut dan bergejolak layaknya air keruh yang beriak
Menenangkan batin untuk membersihkan noda batin
Bersumbangsih dengan berani dan tanpa pamrih
Saling mengasihi dan mencurahkan perhatian dalam menghadapi masalah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Maret 2020 
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 12 Maret 2020
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -