Ceramah Master Cheng Yen: Menenteramkan Fisik dan Batin serta Menginspirasi Cinta Kasih
“Saya khawatir turun hujan lebat lagi. Dua hari yang lalu, hari Jumat, turun hujan lebat dan bertiup angin kencang sehingga rumah saya banjir,” kata Ibu Wu, Penderita penyakit ginjal.
“Saat dia menjalani cuci darah, kami mendengar bahwa rumahnya banjir. Berhubung putranya tidak ada di rumah, kami pun berpikir untuk membantu membersihkan rumahnya,” kata He Yu-wen, Perawat Pusat Cuci Darah Tzu Chi Butterworth.
Di Malaysia, sumbangsih bagi penderita penyakit ginjal telah dilakukan sangat lama sehingga ada banyak kisah yang menyentuh. Kita menolong dan mengobati pasien kurang mampu serta membimbing mereka untuk menenteramkan fisik dan batin mereka. Pusat Cuci Darah Tzu Chi di Malaysia telah menyelamatkan banyak orang. Saat menjalani cuci darah, para pasien juga mendengar Dharma.
Selain itu, kita juga membimbing mereka terjun ke tengah masyarakat agar mereka memahami bahwa mereka juga memiliki kekuatan untuk menolong sesama. Meski tidak bisa bersumbangsih dengan uang, mereka bisa bersumbangsih dengan tenaga.
“Karena tidak memiliki kegiatan di rumah, saya datang ke sini untuk membantu. Kami menjalani cuci darah pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Jadi, hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, kami tidak memiliki kegiatan,” ucap Ibu Wu Penderita penyakit ginjal.
“Karena itukah Anda datang untuk membuat kue kering?,” tanya seorang relawan (Ya)
Kita terus-menerus membimbing dan membantu mereka. Mereka pun akhirnya terinspirasi menjadi relawan. Mereka bisa hidup mandiri sekaligus berkumpul bersama untuk melakukan hal yang bermanfaat bagi orang lain, seperti kegiatan bazar. Selain hidup mandiri, mereka juga bisa bersumbangsih dengan membantu membuat kue kering untuk dijual dalam kegiatan bazar. Dengan begitu, mereka bisa menolong orang lain.
Di negara yang berbeda, relawan kita menggunakan cara yang berbeda untuk menolong orang-orang yang menderita. Ini dilakukan di berbagai negara, termasuk Myanmar. Saat terjadi kebakaran di Yangon, insan Tzu Chi juga segera bersumbangsih. Bukan hanya barang bantuan, kekuatan cinta kasih mereka juga sama persis dengan insan Tzu Chi Taiwan.
Semua makhluk memiliki cinta kasih di dalam hati. Saat ada yang dilanda bencana, relawan kita selalu membuat korban bencana merasa bahwa semua orang di seluruh dunia adalah satu keluarga sehingga mereka tidak merasa kesepian. Inilah cinta kasih di dunia ini.
Insan Tzu Chi Kaohsiung juga terus-menerus memberikan bimbingan untuk menginspirasi orang-orang menjadi relawan. Taipower Kaohsiung juga bersedia bekerja sama dengan insan Tzu Chi untuk pergi ke sebuah panti wreda. Para karyawan Taipower juga berlutut untuk mengobrol dengan para lansia sehingga mereka merasa sangat gembira. Sekelompok anak muda ini sungguh perhatian.
“Melakukannya seorang diri terasa sangat aneh, tetapi jika melakukannya beramai-ramai, kita akan merasa bahwa ini adalah hal yang biasa. Jadi, saat kita bertindak bersama, kita bisa menginspirasi orang lain,” ujar Liao Wen-xu Karyawan Taipower.
Singkat kata, menyucikan hati manusia tidaklah sulit. Asalkan bersumbangsih dengan sepenuh hati, kita bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk membangkitkan cinta kasih. Kekuatan cinta kasih terdapat di mana-mana. Saya sangat bersyukur melihat di berbagai wilayah, insan Tzu Chi bukan hanya bersumbangsih sendiri, tetapi juga mengajak organisasi, perusahaan, dan warga komunitas untuk berpartisipasi.
Ini merupakan salah satu langkah untuk menyucikan hati manusia. Saya sangat gembira melihatnya. Singkat kata, saya berharap setiap orang dapat membangkitkan kekuatan cinta kasih agar masyarakat bisa harmonis dan hati manusia bisa tersucikan.
Kemarin sore, saya melakukan telekonferensi dengan insan Tzu Chi di Serbia. Telekonferensi itu membuat saya sangat tersentuh. Ada sekelompok anak muda dari Bosnia yang bersumbangsih bersama insan Tzu Chi. Mereka juga ingin datang ke Taiwan.
Saat mencurahkan perhatian kepada para pengungsi, mereka tidak asal-asalan. Berhubung berniat datang ke Taiwan, mereka dengan sepenuh hati belajar memegang mangkuk dan sumpit. Mereka berharap suatu hari nanti, mereka bisa datang ke Taiwan. Kita bukan hanya menginspirasi relawan baru di Taiwan.
Pada bulan Maret tahun lalu, juru bicara Dewan Kota Samac, Bosnia mengajak sekitar 30 orang anak muda berkumpul bersama insan Tzu Chi di Serbia untuk bersumbangsih bagi pengungsi dari Suriah. Tahun ini, mereka kembali menuju Serbia untu bersumbangsih. Anak-anak muda yang diajak ke Serbia ini sangat berharap bisa datang ke Taiwan. Mereka merasa bahwa lewat Tzu Chi, mereka bisa mempelajari banyak hal. Karena itu, mereka berharap dapat datang ke Taiwan untuk belajar.
Telekonferensi dengan relawan di Serbia kemarin membuat saya dipenuhi sukacita karena semangat dan kekuatan cinta kasih Tzu Chi bisa tersebar ke Serbia. Selain itu, kita juga berhasil menginspirasi warga Bosnia untuk bersumbangsih di Serbia dan mengajari mereka bagaimana membagikan barang bantuan.
“Kami melihat barang bantuan datang. Sebelumnya, kami belum menerima bantuan dalam bentuk apa pun. Kami sangat puas dengan cara pembagian bantuan kalian. Setiap orang menerima barang bantuan, termasuk bayi,” kata seorang Pengungsi Afganistan.
Membagikan barang bantuan harus dengan rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih. Anak-anak muda itu telah mempelajarinya. Cinta kasih mereka telah terbangkitkan dan berkembang. Bukankah pemandangan seperti ini penuh kehangatan?
Kita juga berterima kasih kepada pengusaha dari Indonesia, Bapak Anthoni Salim. Beliau memiliki perusahaan makanan di berbagai negara di seluruh dunia. Saya bertanya apakah beliau memiliki pabrik makanan di Serbia. Kebetulan, pada bulan Agustus lalu, beliau baru mendirikan pabrik di Serbia sehingga bisa mendukung penyaluran bantuan kita kali ini. Wakil manajer pabrik tersebut telah mengemban tanggung jawab untuk bekerja sama dengan Dewan Pengungsi Serbia.
“Sekali lagi, kami berterima kasih pada Tzu Chi yang memberi kami waktu dan kesempatan untuk membantu dan berpartisipasi dalam hal ini,” ujar Octav Damia Wakil manajer Indoadriatic Industry.
Saya berharap perusahaan Bapak Anthoni Salim dapat terus memberikan bantuan di Serbia. Dengan begitu, relawan di Indonesia, seperti Bapak Anthoni Salim dan Sugianto Kusuma, merasa gembira, relawan di Serbia juga bisa merasa tenang. Sebutir benih bisa menumbuhkan benih lain. Singkat kata, di seluruh dunia, kisah Tzu Chi yang penuh kehangatan sungguh sangat banyak.
Menenteramkan fisik dan batin serta menginspirasi cinta kasih
Penderita penyakit ginjal membalas budi dengan membantu orang lain
Suasana berkumpul bersama para lansia penuh kehangatan
Mencurahkan perhatian dengan tulus dan menolong orang yang menderita
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 8 Februari 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 Februari 2017