Ceramah Master Cheng Yen: Menerangi Jalan dengan Pelita dan Meneruskan Jalinan Jodoh Dharma
Bodhisatwa sekalian, kita hendaknya mendalami ajaran Buddha. Kita harus memahami prinsip kebenaran, baru bisa menembus kegelapan batin makhluk awam serta tahu untuk membuka hati dan bersumbangsih dengan cinta kasih untuk memperluas makna kehidupan kita. Zaman sekarang, mendengar Dharma sangatlah mudah. Asalkan memiliki jalinan jodoh, kita dapat mempelajari ajaran Buddha. Karena itu, kita hendaknya bersyukur setiap menit dan detik.
Kita harus bersyukur kepada orang tua, semua makhluk, dan alam beserta segala isinya. Tentu saja, kita juga harus bersyukur kepada Buddha. Ini disebut empat budi luhur. Setelah memasuki pintu Buddha, kita harus memahami empat budi luhur. Salah satunya adalah budi luhur semua makhluk. Jika hanya ada manusia, dunia ini akan sangat membosankan.
Setiap manusia berbeda-beda dan bisa berhimpun membentuk kelompok. Populasi dunia yang mencapai miliaran orang juga merupakan kelompok. Kelompok yang terdiri atas banyak anggota ini membutuhkan makanan bergizi untuk bertahan hidup. Apa yang seharusnya dilakukan oleh kita yang hidup di dunia ini dan memiliki energi? Membawa manfaat bagi semua makhluk.
Kita harus mempraktikkan Lima Perenungan. Sebelum makan, kita beranjali. Saat beranjali, di dalam hati kita berpikir, "Berkat kerja keras berapa banyak orang, baru saya bisa mendapatkan makanan ini? Apakah diri saya layak untuk mendapatkan makanan ini?" Kita harus menginventarisasi diri sendiri dan berpikir, "Apakah saya memiliki keluhuran yang cukup untuk mendapatkan makanan yang telah dimasak dan dihidangkan di hadapan saya serta bisa saya raih dengan mudah? Apakah saya layak mendapatkannya?" Jadi, saat memegang mangkuk, kita harus bersyukur dan bertanya pada diri sendiri, "Adakah saya melakukan kesalahan hari ini?" Jika ada, kita harus bertobat. Setelah memperoleh energi dari makanan, kita harus membalas budi semua makhluk.

Bodhisatwa sekalian, selama puluhan tahun ini, masyarakat dan dunia kita sungguh penuh berkah. Berbagai infrastruktur telah dibangun. Selain jalan yang lebar dan mulus, kita juga bisa melihat gedung bertingkat yang makin tinggi. Berhubung merasa bahwa naik tangga melelahkan, orang-orang pun naik lift. Untuk naik satu lantai, orang-orang cukup naik tangga sebentar saja, tetapi banyak yang lebih memilih untuk berdiri dan menunggu di depan lift.
Kini, orang-orang mengejar kenikmatan hidup. Dalam jarak 5 lantai, kita hendaknya menggunakan tangga. Kita juga hendaknya menghemat air dan listrik. Belakangan ini, saya sering mengulas tentang dua kata, yakni "belajar" dan "sadar". Buddha datang ke dunia dan menyadari bahwa ada banyak prinsip kebenaran di dunia ini yang belum dipahami oleh orang-orang. Karena itulah, orang-orang diliputi delusi, kegelapan batin, dan noda batin.

Bodhisatwa sekalian, kita semua harus tekun dan bersemangat melatih diri. Jangan hanya mendengarkan ceramah saya hari ini, lalu membiarkannya berlalu. Setelah mendengar ceramah saya hari ini, kalian hendaknya makin meneguhkan tekad dan ikrar untuk menapaki Jalan Tzu Chi dan menciptakan berkah bagi masyarakat. Kalian hendaknya sering datang ke sini untuk melatih diri bersama.
Saat datang ke sini, hati kalian harus sangat murni. Dharma harus ada di dalam hati kita. Dengan hati yang murni, kita baru bisa menyerap Dharma, menciptakan berkah, dan mengembangkan kebijaksanaan. Saya berharap kalian dapat menyerap setiap ajaran saya ke dalam hati, membangkitkan tekad dan ikrar agung, dan lebih bersungguh hati.
Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan yang setara dengan Buddha. Jika setiap orang memahami hal ini, saat pelita ini menyala, pelita hati mereka juga akan menyala. Bodhisatwa sekalian, dalam kehidupan kita, apakah yang menjadi kesibukan kita setiap hari? Apa pula yang kita khawatirkan setiap hari? Setiap hari, kita sibuk dan bersikap perhitungan hanya karena ketamakan. Kita tamak akan kenikmatan hidup dan berbagai materi.
Sesungguhnya, setiap orang memiliki hati yang murni. Kita harus bersungguh hati menyelami Dharma, mewariskan Dharma dalam keluarga, dan membimbing generasi demi generasi untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Apakah ini sudah cukup? Belum. Kita juga harus menginspirasi orang-orang di sekitar kita untuk menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk.

Bodhisatwa sekalian, dengan lebih banyak bertutur kata baik dan membimbing orang untuk bergabung dengan Tzu Chi, kita dapat membangkitkan kebajikan yang tak terhingga dan membimbing masyarakat luas untuk bersumbangsih sebagai Bodhisatwa.
Bodhisatwa sekalian, kita harus sering menyelami Dharma, baru bisa mempertahankan tekad pelatihan. Dari kehidupan ke kehidupan, mari kita meneruskan cahaya pelita ini kepada pelita yang tak terhingga. Wariskanlah kecemerlangan Buddha dari generasi ke generasi. Saya bersyukur kepada Bodhisatwa sekalian atas ketekunan dan semangat kalian sebelumnya. Kelak, perjalanan kita masih sangat panjang. Jangan pernah berhenti melangkah.
Seiring berlalunya satu hari, usia kehidupan kita juga berkurang satu hari. Dengan menjalin jodoh dengan lebih banyak orang, kita dapat membimbing lebih banyak orang untuk menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia. Ini dapat menciptakan pahala yang tak terhingga.
Bersyukur setelah merenungkan dari mana makanan berasal
Menjaga pikiran dengan baik dan memperoleh kesadaran dari belajar
Menciptakan berkah bagi masyarakat dan mengembangkan kebijaksanaan
Menerangi jalan dengan pelita dan meneruskan jalinan jodoh Dharma
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 01 Desember 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 03 Desember 2024