Ceramah Master Cheng Yen: Menerapkan Dharma dalam Tindakan dan Menjadi Teladan


“Saya tidak pandai berkata-kata. Di sini, saya hanya ingin menyampaikan apa yang saya rasakan. Kata Renungan Jing Si adalah santapan jiwa kita,”
kata Isabel relawan.

“Di Tzu Chi, saya belajar untuk mengasihi diri sendiri dan mengasihi orang lain. Saat memiliki kemampuan, saya akan membantu orang lain sebisa saya,” kata Carmina Relawan.

“Di Tzu Chi, saya belajar tentang semangat celengan bambu. Saat melakukan kunjungan dan melihat ada orang yang lebih sulit dari saya, saya merasa diri sendiri sungguh dipenuhi berkah. Praktik celengan bambu dapat membantu orang lain,” kata Polina relawan.

Menghirup keharuman Dharma atau kegiatan bedah buku sama-sama berisi tentang silsilah Dharma Jing Si. Kita membentangkan jalan, memasuki pintu mazhab Tzu Chi, dan membuat jalan ini menjadi makin lebar. Hendaknya kita semua membentangkan jalan yang lurus dan menjaga hati kita dengan baik. Ajaran Buddha harus diterapkan dalam kehidupan di dunia. Demikianlah ajaran Sutra Teratai.

Tujuan utama Buddha datang ke dunia ialah membimbing para Bodhisatwa untuk terjun ke tengah masyarakat dan menginspirasi semua orang dengan keteladanan nyata. Jadi, kita dapat menggalang Bodhisatwa melalui apa yang kita lakukan. Kita dapat melakukan sesuatu dengan lancar karena mengandalkan Dharma. Ketika jalan dibentangkan dengan baik, setiap lorong akan dipenuhi dengan Dharma dan Dharma menjadikan jalan ini sebagai Jalan Bodhisatwa.


Semua yang ada di sini sangat tulus. Inilah ladang pelatihan yang agung. Ketika berbicara tentang Dharma, bukan berarti Anda duduk di sana dan saya membabarkannya di sini. Saya yang berbicara disebut membabarkan Dharma dan kalian yang mendengarkan disebut menyimak Dharma. Sesungguhnya, ini hanyalah sebuah penampakan luar. Hal yang paling penting ialah hati kita harus benar-benar memahami prinsip kebenaran. Ada yang berkata, "Saya tidak mengenal huruf." Saya berkata, "Memahami kebenaran jauh lebih penting. Tidak masalah jika tidak mengenal huruf. Yang terpenting ialah memahami prinsip kebenaran."

Sebagai insan Tzu Chi, kita tidak hanya harus memahami prinsip kebenaran, melainkan juga membentangkan dan membuka jalan tanpa henti, Ketika jalan telah dibentangkan dengan lurus dan lebar, kita harus terus menginspirasi orang lain untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Inilah tujuan utama Buddha datang ke dunia, yaitu mengajarkan praktik Bodhisatwa. Dharma adalah jalan. Jalan ini dimanfaatkan untuk membimbing banyak orang.

Di zaman ini, hal yang terpenting ialah memiliki keteladanan budi pekerti. Apa yang dimaksud dengan melatih diri? Apa yang kalian lakukan saat ini dapat disebut dengan melatih diri. Meski kalian tidak tinggal di griya atau vihara, jangan berpikir bahwa hanya tempat-tempat inilah yang disebut sebagai ladang pelatihan. Ladang pelatihan paling utama ialah keluarga kita.

Saya telah melihat di dalam keluarga, ada suami istri yang sama-sama menjadi relawan Tzu Chi, ada pula yang membawa anak dan cucu mereka bersama-sama menjalankan misi Tzu Chi. Ada keluarga yang memiliki beberapa generasi dan semuanya mempunyai pola pikir dan arah yang sama untuk menjalankan misi Tzu Chi. Mereka bersama-sama melakukan daur ulang. Hal ini membuat keluarga mereka sangat harmonis. Ketika keluarga harmonis, terciptalah masyarakat yang harmonis pula. Bukankah ini doa saya setiap tahunnya saat Pemberkahan Akhir Tahun?

Inilah doa yang paling penting, yaitu semua orang aman dan damai, setiap keluarga aman dan damai, masyarakat harmonis, dan dunia bebas dari bencana. Inilah doa saya setiap tahun saat Pemberkahan Akhir Tahun yang juga merupakan harapan yang tak pernah ketinggalan dari semua orang. Inilah doa saya dan semua orang. Ketika kita menerima berkah, berkah itu bukan semata-mata datang karena doa saya. Berkah harus diciptakan oleh kita sendiri.


“Beliau telah berusia 90 tahun dan bekerja dengan sangat tekun. Beliau menggenggam waktu setiap hari untuk melakukan hal yang bisa dilakukan. Sama halnya dengan melakukan daur ulang. Mengapa beliau keluar rumah pukul 9 pagi? Beliau merasa bahwa daur ulang adalah hal yang harus dilakukannya,”
kata Hong Jin-hong relawan Tzu Chi.

“Hong Jin-hong adalah menantu perempuannya. Dia memanggilnya ‘Ibu Mertua’. Saya pun memanggilnya seperti itu. Ibu Mertua telah berada di sini selama 10 tahun lebih,” kata Jiang Mei-li relawan pelestarian lingkungan.

“Di sini lebih ramai. Saya bosan di rumah dan bisa terserang demensia. Dengan datang ke sini, saya tidak akan terserang demensia,” kata Gao Zhu relawan pelestarian lingkungan.

“Beliaulah yang menghidupkan suasana. Orangnya sangat humoris,” kata Jiang Mei-li relawan pelestarian lingkungan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menciptakan keharmonisan keluarga terlebih dahulu, seperti antara ibu mertua dan menantu perempuan, ayah mertua dan menantu laki-laki. Intinya, sebuah keluarga harus harmonis dan menautkan hati satu sama lain. Keluarga yang harmonis adalah teladan yang baik bagi masyarakat. Keharmonisan sebuah keluarga berasal dari keteladanan yang baik dari ayah, ibu, dan anak. Ayah yang penuh kasih menghasilkan anak yang berbakti. Keluarga seperti ini adalah keluarga teladan. Hal ini dapat memberikan pengaruh positif bagi masyarakat.

Untuk mewujudkan masyarakat yang bahagia dan harmonis, dibutuhkan usaha setiap orang. Saya sering mengatakan bahwa dunia membutuhkan setiap orang, tidak terkecuali Anda dan dia. Setiap orang harus menghargai dirinya sendiri. Kita harus menghargai diri kita sendiri karena kita adalah Bodhisatwa. Setiap orang harus menganggap dirinya sebagai Bodhisatwa. Jika kita memandang semua orang sebagai Bodhisatwa, setiap anggota keluarga kita juga adalah Bodhisatwa.


Bodhisatwa bukanlah rupang di belakang saya. Bodhisatwa adalah mereka yang ada di hadapan Anda dan di hadapan saya serta di tempat yang jauh. Saya memandang semua orang sebagai Bodhisatwa. Bodhisatwa menjawab seruan orang-orang yang membutuhkan bantuan. Ketika ada yang meminta bantuan, Bodhisatwa akan datang dengan segera. Ketika ada yang membutuhkan sopir, relawan Tzu Chi akan segera datang dan mengemudi. Mereka menjawab permintaan bantuan orang-orang. Jadi, ketika kita meminta bantuan orang, mereka akan merespons kita.

Saat kita memohon kepada Bodhisatwa, rupangnya hanya terbuat dari keramik, kayu, atau tanah liat yang dibuat oleh manusia. Apakah rupang itu dapat merespons kita? Itu semua tergantung hati dan pikiran masing-masing. Hal yang terpenting ialah hati kita. "Tidak perlu mencari Buddha di Puncak Burung Nasar. Puncak Burung Nasar ada di hati kita masing-masing. Semua orang memiliki Stupa Puncak Burung Nasar. Ke sanalah kita hendaknya melatih diri."

Kalian semua telah menghafal dan dapat menyanyikannya. Ya, kita semua berhimpun dalam Persamuhan Puncak Burung Nasar karena kita tengah mendengarkan Sutra Teratai. Sutra Teratai mengajarkan praktik Bodhisatwa agar semua orang dapat menjadi Bodhisatwa di dunia. Terlepas dari dunia ini, tidak ada lagi Bodhisatwa. Semua orang adalah Bodhisatwa dunia. Hendaknya kita merespons orang-orang yang membutuhkan dengan cepat. Inilah kehidupan yang bernilai.

Banyak hal yang tidak habis diceritakan. Kalian semua telah melakukan banyak hal bagi dunia, terutama membantu saya. Tanpa kalian, saya tidak dapat menjalankan Tzu Chi. Tzu Chi memiliki 4 Misi dan 8 Jejak Dharma. Pelestarian lingkungan adalah salah satunya. Relawan komunitas dan bantuan bencana internasional juga bagian dari 8 Jejak Dharma. Empat Misi Tzu Chi terdiri atas misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis. Manakah yang belum kita lakukan? Manakah yang tidak dibutuhkan masyarakat? Kita telah menjalankan 8 Jejak Dharma.

Saya berterima kasih kepada semua Bodhisatwa Tzu Chi yang mendampingi saya berjalan. Hendaknya kita melangkah dengan tekun dan bersemangat tidak hanya dalam kehidupan ini, melainkan dari kehidupan ke kehidupan. Selamanya, kita adalah barisan Bodhisatwa yang panjang. 

Ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran
Mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di tengah masyarakat
Menjadi teladan setelah mendengar, merenungkan, dan menyadari Dharma
Membentuk barisan Bodhisatwa yang panjang 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 22 November 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 24 November 2023
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -