Ceramah Master Cheng Yen: Menerapkan Langkah-langkah Kesehatan demi Diri Sendiri dan Orang Lain
“Ada dua pasien perempuan, kelahiran tahun 1948 dan 1973, pernah mengunjungi daerah wabah. Kini mereka berada di bangsal khusus di Pusat Medis. Kondisi keduanya stabil,” kata Dusko Markovic perdana menteri Montenegro.
“Kami setuju untuk memperketat perbatasan dan untuk sementara membatasi perjalanan WNA yang tidak mendesak ke Uni Eropa selama 30 hari,” Charles Michel Presiden Dewan Eropa.
Kini, di dunia internasional, lebih dari 190 negara telah memiliki kasus positif COVID-19. Sekarang saya sangat mengkhawatirkan Afrika. Fasilitas kesehatan di sana kurang memadai. Meski ada kasus diduga COVID-19, mungkin saja tidak dapat dikonfirmasi. Ini sungguh menakutkan.
Saya sangat mengkhawatirkan negara-negara Afrika. Negara-negara dengan fasilitas kesehatan yang tertinggal membuat saya sangat khawatir. Banyak negara sudah melakukan penutupan tingkat kota atau nasional, juga menutup semua perbatasan. Pandemi kali ini sungguh sangat parah. Di banyak negara, bahkan para pejabat tinggi juga telah terinfeksi. Beberapa meninggal dengan cepat. Menakutkan sekali.
Selain itu, ada pula kasus yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Beberapa hari lalu, saya mendengar kabar bahwa di Malaysia sempat berlangsung acara keagamaan Islam berskala besar. Banyak partisipan acara itu yang tanpa sadar terjangkit COVID-19.
Di Italia, jumlah orang meninggal akibat COVID-19 juga tidak sedikit. Jadi, pandemi kali ini sangat parah.
Saya tidak tahu harus berkata apa. Setiap hari saya berkata bahwa saya sudah kehabisan kata-kata. Bagaimana menggambarkan keadaan ini? Virus tidak terlihat ataupun berjejak. Ke mana virus itu akan menyebar? Ia menyebar dengan sangat cepat. Menakutkan sekali.
Saya sudah kehabisan kata-kata. Apa lagi yang dapat saya katakan? Setiap hari dan setiap saat, hati saya memikirkan semua tempat di dunia.
Belakangan ini, saya bertanya kepada para bhiksuni, "Sudahkah kalian bertanya tentang keadaan para relawan di negara ini dan itu? Bagaimana kondisi mereka sekarang? Apakah semuanya selamat?" Setiap hari saya memperhatikan hal ini.
Saat melihat berita bahwa di negara tertentu pasien positif COVID-19 bertambah, saya akan meminta staf di sini untuk menelepon dan menanyakan kondisi di negara tersebut. Saya sendiri tidak memiliki acuan untuk menentukan apa yang harus dilakukan setiap hari. Saya sendiri tidak dapat mengatakan apa yang dapat kita lakukan hari ini. Namun, seperti yang saya katakan kemarin, saya telah melihat dan memahami bahwa pandemi ini adalah sebuah bencana. Kita belum pernah menghadapi hal seperti ini sebelumnya. Kini kondisinya sudah seperti ini.
Belakangan ini saya juga terus mengatakan bahwa ini adalah masalah besar. Harap semua orang meningkatkan kewaspadaan. Pandemi kali ini adalah perkara besar bagi dunia. Dahulu kita juga pernah menghadapi wabah yang sangat parah, yakni wabah SARS pada belasan tahun lalu. Namun, wabah saat itu tidak selama wabah saat ini.
Saat wabah SARS merebak, orang-orang di Taipei sangat panik. Relawan Tzu Chi di di Taiwan Tengah dan Selatan segera melakukan persiapan. Sebagian dari mereka membantu untuk membeli barang keperluan. Sebagian membantu untuk membuat pakaian isolasi untuk dikirimkan ke Taiwan Utara. Namun, situasi saat ini berbeda.
Kini kita tidak dapat mengirimkan bantuan dari satu daerah ke daerah atau negara lain. Kini sebagian besar negara menutup perbatasan. Masker juga tidak dapat dikirimkan karena setiap negara harus mengutamakan kebutuhan dalam negerinya sebelum membantu negara lain. Semua negara menghadapi situasi serupa.
Bodhisatwa sekalian, entah sampai kapan semua orang harus mengenakan masker. Kita juga tidak tahu berapa banyak masker yang dibutuhkan dalam jangka waktu tersebut. Hingga kemarin, saya masih mengatakan bahwa kita harus mempercepat usaha dan tindakan kita. Kita di Griya Jing Si juga tengah bekerja keras untuk membuat masker kain agar dapat kita bagikan kepada yang membutuhkan baik untuk aktivitas sehari-hari, keperluan medis, maupun untuk orang-orang yang sulit mendapatkan masker.
Kita sedang berlomba dengan waktu. Begitu pula dengan relawan Tzu Chi. Baik di wilayah Taiwan selatan, Taiwan Tengah, Taiwan Utara, maupun Hualien, para relawan juga membuat masker. Di daerah-daerah yang memiliki peralatan jahit memadai, para relawan terus membuat masker kain untuk dibagikan kepada orang-orang. Saat mengenakan masker, orang-orang merasa tenang. Mereka tidak perlu pergi ke toko-toko untuk berburu masker. Kita menggerakkan relawan untuk membuat masker.
“Meski masker kain itu terlihat sederhana, tetapi proses pembuatannya harus sangat teliti agar saat dikenakan, masker itu benar-benar dapat mencegah penyebaran virus. Jadi, kita memiliki relawan yang mengajarkan langkah-langkah pembuatannya dengan sangat mendetail,” kata Chen Mei-yan relawan Tzu Chi.
”Wabah kali ini sungguh menakutkan. Saya ingin mengambil bagian untuk bersumbangsih,” kata Shi Xiu-yan relawan Tzu Chi.
“Kuota untuk Puli ialah 550 helai masker. Saat baru mulai, kami menjahitnya sangat lambat. Lama-kelamaan, kami sudah menguasai tekniknya dan membagi tugas,” kata salah seorang relawan kelas kerajinan tangan.
“Kami menganggapnya sebagai tanggung jawab. Siapa pun tidak dapat menolak di masa-masa yang mendesak seperti ini,” kata Huang Rui-jiao relawan Tzu Chi.
Saya berterima kasih kepada insan Tzu Chi. Mereka yang bisa menjahit datang membantu. Mereka yang tak bisa menjahit juga datang untuk belajar. Saya berterima kasih atas semua ini.
Saya harap semua orang dapat meningkatkan kewaspadaan dan ingat untuk mengenakan masker dengan benar. Ada orang yang mengenakan masker, tetapi saat mereka berbicara, maskernya hanya menutupi mulut dan tidak menutupi hidung. Ada pula orang yang saat berbicara, malah membuka maskernya sampai dagu. Kalau begitu, justru percikan cairan bisa menyebar dan semakin berbahaya.
Mengenakan masker bukan untuk gaya. Kita mengenakan masker untuk mencegah percikan cairan. Jadi, kita harus mengenakannya dengan benar. Saat bernapas, orang yang terinfeksi mungkin akan menyebarkan virus. Selain lewat napas, percikan cairan juga bisa keluar lewat mulut saat kita berbicara. Jadi, masker digunakan untuk menutupi hidung dan mulut. Kita harus memiliki pengetahuan ini.
Parahnya wabah memicu penutupan negara
Penyebaran virus sangat mengkhawatirkan
Relawan Tzu Chi membuat masker sebagai langkah pencegahan
Menerapkan langkah-langkah kesehatan demi diri sendiri
dan orang lain
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 25 Maret 2020