Ceramah Master Cheng Yen: Meneruskan Cinta Kasih dan Kebajikan melalui Pelestarian Lingkungan


Lihatlah, selimut kita telah diantar ke Polandia. Pengungsi Ukraina telah melarikan diri ke berbagai negara dan sebagian besar dari mereka mengungsi ke Polandia. Di sana terdapat insan Tzu Chi. Insan Tzu Chi menghimpun para pengusaha lokal untuk membantu pengiriman selimut. Kita telah membagikan selimut kepada para pengungsi. Dari mana selimut itu berasal? Selimut berasal dari relawan pelestarian lingkungan.

Relawan pelestarian lingkungan mengumpulkan dan memilah setiap botol plastik, lalu botol dimasukkan ke dalam proses daur ulang. Sumber daya diproses langkah demi langkah sebelum benang diekstraksi dan ditenun menjadi selimut. Melestarikan lingkungan berarti menghargai kehidupan di Bumi. Hendaklah kita menghargai segala sesuatu yang ada di Bumi. Segala sesuatu memiliki kehidupan. Meskipun suatu barang telah dibuang oleh seseorang, tetapi masih ada sekelompok orang yang mendaur ulang barang bekas untuk diolah kembali menjadi barang baru.

Relawan kita menceritakan kepada pengungsi bahwa karena banyak orang mencari kesenangan, banyak barang yang hanya mereka gunakan sekali, lalu dibuang dan menjadi sampah. Mereka juga pernah melewati kehidupan yang boros. Saat ini, selimut yang mereka gunakan adalah hasil dari relawan kita yang menghargai sumber daya. Begitulah pelajaran kehidupan.


Saya sering mengatakan tentang pelajaran besar. Di zaman ini, segala hal yang terjadi di dunia akan memberi kita sebuah pelajaran besar. Di berbagai lingkungan atau kondisi, relawan kita mengedukasi dengan berbagai cara sesuai kesempatan, waktu, dan jalinan jodoh. Singkat kata, seluruh makhluk di dunia harus menerima pelajaran besar zaman ini.

Ketika dapat hidup dengan dipenuhi berkah, hendaklah kita meningkatkan rasa syukur. Kita harus bersyukur karena bisa menikmati kedamaian dan sumber daya yang melimpah. Hendaklah kita menyadari berkah. Setelah menyadari berkah, kita juga harus memiliki niat untuk menciptakan berkah dengan bersumbangsih tanpa pamrih. Kita juga harus lebih sering mengucapkan terima kasih.

Kita bersyukur karena dapat hidup tenang dan damai serta dapat membantu orang lain dengan sukacita. Ketika dipenuhi berkah dan kebahagiaan, kita harus membuka mata lebih lebar dan memandang lebih luas karena orang yang menderita di dunia sungguh banyak. Hendaklah kita berusaha dengan segenap kekuatan untuk mengumpulkan kekuatan cinta kasih semua orang. Dengan adanya jalinan jodoh, kita dapat membantu orang menderita yang jauh dari kita.


Hendaklah kita bersumbangsih dengan sepenuh hati. Bantuan kita dikirimkan melalui jalur laut dan diangkut melalui jalur darat hingga ribuan kilometer. Kita juga harus menemukan orang-orang yang bersedia membantu kita untuk mengantarkan bantuan dan menyimpan persediaan barang. Kita harus menghimpun orang-orang yang memiliki cinta kasih untuk membantu kegiatan pembagian bantuan di sana.

Melakukan hal baik bukanlah suatu hal yang mudah. Tanpa cinta kasih dari banyak orang, kita tidak bisa membawa bantuan kepada para pengungsi. Jadi, untuk membantu yang membutuhkan, kita harus menyatukan cinta kasih semua orang. Hendaklah kita selalu memikirkan ini dengan sepenuh hati. Karena cinta kasih terhadap lingkungan, relawan pelestarian lingkungan mengumpulkan barang-barang yang telah dibuang dan memilahnya dengan cermat.

Mereka juga harus melatih kesabaran saat memilah karena sampah yang mereka terima sering kali kotor, basah, dan berbau. Mereka juga harus memilah barang-barang plastik berdasarkan warna dan bahan. Apakah mereka membedakan bahan dengan mata? Tidak, mereka menggunakan kebijaksanaan mereka. Mereka juga memotong kertas bekas dengan cermat. Jika ada bagian putih pada selembar kertas, mereka juga harus memotong dan mengambil bagian itu.


Jika di selembar kertas dengan cetakan tulisan hitam terdapat bagian putih yang sangat kecil, mereka akan memotong bagian putih itu dengan cermat. Mereka tidak akan melewatkan bagian sekecil apa pun. Beginilah cara relawan kita menghargai sumber daya dengan sepenuh hati. Sesungguhnya, saya berpikir bahwa potongan kertas kecil jauh dari kata berat. Namun, jika diakumulasikan, beratnya bisa mencapai beberapa kilogram, bahkan beberapa ton.

Truk besar daur ulang kita sering terisi dengan kertas putih yang telah dipotong. Saat karung demi karung dimuat ke dalam truk besar, beratnya dapat mencapai beberapa ton. Jika semua terisi dengan kertas putih, itu dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Demi siapakah mereka mengharapkan harga yang tinggi? Demi Tzu Chi.

Mereka selalu melakukan daur ulang tanpa memedulikan akan dinilai tinggi atau rendah. Singkat kata, inilah yang disebut mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, dan cinta kasih menjadi aliran jernih yang mengalir ke seluruh dunia. Begitulah siklus cinta kasih. Dibutuhkan Bodhisatwa di dunia ini untuk membentuk lingkaran cinta kasih dan menyebarkannya ke seluruh dunia.

Meneruskan kebajikan lewat daur ulang sumber daya
Menyadari berkah dan menghargai jalinan jodoh ketika hidup dalam ketenteraman
Melestarikan lingkungan dengan mendaur ulang sumber daya menjadi emas
Menghimpun cinta kasih di seluruh dunia                      
                                          
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Juli 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 23 Juli 2022
Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -