Ceramah Master Cheng Yen: Meneruskan Jalinan Jodoh Dharma dan Berjalan di Jalan Bodhisatwa


“Master berkata bahwa jika ingin hidup damai, kita harus mempraktikkan kebajikan. Master juga berkata bahwa satu kebajikan dapat menghalau seribu bencana. Jika dapat berbuat baik, kita akan hidup damai. Saya sungguh bersyukur karena hingga saat ini, saya selalu mendapat kedamaian lewat bersumbangsih,”
kata Lin Gui-mei relawan Tzu Chi.

“Suami saya meninggal pada tahun 2017. Saat itu, dia telah berada di rumah sakit selama seminggu. Dia berkata kepada anak kami, ‘Saya tidak pandai menghasilkan uang. Saya hanya memiliki pahala dari mengumpulkan donasi. Kalian harus terus melakukannya.’ Jadi, anak-anak kami, Liu Jin-dong dan Liu Ben-wen, mendengarkan kata-kata beliau. Kini mereka selalu memboncengkan saya untuk mengumpulkan donasi. Tahun lalu, saya didiagnosis menderita leukemia. Dokter Li Qi-cheng yang mengobati saya berkata, ‘Orang yang berusia lebih dari 80 tahun biasanya tidak dapat melewati satu siklus kemoterapi. Anda telah menjalani empat siklus kemoterapi dan masih dapat bertahan.’ Saya berkata, Ya, saya sungguh bersyukur,’” lanjut Lin Gui-mei.

“Setiap hari, saya selalu melihat telepon seluler dan mendengarkan ceramah Master. Saya juga sungguh bersyukur dapat melakukan daur ulang. Sungguh, kita harus menjalankan Tzu Chi. Ini sungguh membawa berkah. Jika tidak, waktu kita akan berlalu sia-sia. Saya berharap semuanya dapat melakukannya. Dengan begitu, kita akan mendapatkan kedamaian dan anak-anak yang baik,” pungkas Lin Gui-mei.

Saat ini, seluruh Bodhisatwa di hadapan saya telah memiliki anak yang telah tumbuh dewasa, bahkan ada yang telah menjadi kakek dan nenek. Inilah saatnya kita untuk berintrospeksi serta menjaga tubuh dan pikiran kita dengan baik. Kita harus menjaga kesehatan tubuh karena tanpa tubuh yang sehat, kita tidak dapat melakukan apa pun di dunia.


Ada beberapa relawan Tzu Chi yang sungguh tegar. Mereka tetap bersumbangsih bagi dunia walau menderita penyakit. Saya sering berinteraksi dengan mereka karena mereka adalah murid saya. Mereka selalu berkata, "Saya belajar dari Master." Memang benar mereka belajar dari saya, tetapi saya tidak memiliki keluarga. Meski saya memiliki murid-murid, tetapi itu berbeda dengan kalian yang memiliki anak dan cucu. Kalian dibatasi oleh beban keluarga kalian, sedangkan saya memenuhi tanggung jawab saya untuk menyebarkan ajaran Buddha kepada semua orang. Setelah itu, semua orang hendaknya tekun dan bersemangat melatih diri.

Kalian mengasihi diri sendiri, tekun dan bersemangat mempelajari ajaran Buddha, dan terjun ke tengah masyarakat untuk membantu dan membimbing semua makhluk. Jadi, misi dari insan Tzu Chi ialah bersumbangsih bagi semua orang di dunia seperti keluarga sendiri. Tujuan saya menjadi monastik ialah bersumbangsih bagi keluarga besar di dunia. Kalian telah menjaga keluarga kalian dengan baik. Sungguh luar biasa karena kalian dapat bergabung dengan Tzu Chi dan menjadi Bodhisatwa dunia.

Hendaklah kita menggenggam jalinan jodoh untuk menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Menyebarkan Dharma berarti menyebarkan ajaran-ajaran yang baik. Hendaklah kita lebih banyak berinteraksi dan membimbing orang-orang agar mereka yang hidupnya menyimpang dapat kembali ke jalan yang benar. Manfaatkanlah kekuatan kita untuk bersumbangsih dan membantu orang lain.

Relawan-relawan lansia kita memiliki kisah hidup yang sungguh menyentuh. Sejak anak mereka kecil hingga dewasa, bahkan berkeluarga, mereka terus menciptakan nilai dalam hidup mereka dengan melakukan daur ulang.


“Nama saya Li Zhu-zi. Sejak kecil, saya diadopsi oleh sebuah keluarga. Setelah saya dewasa, ayah saya meminta saya untuk menikah dengan seseorang. Namun, orang tersebut tidak baik. Dia selalu menghabiskan uang dan tidak menjaga keluarga. Hubungan kami pun tidak baik. Ketika saya datang ke Griya Jing Si, Hualien, Master berkata kepada saya, ‘Ketika satu kaki melangkah, kaki yang lainnya juga harus melangkah. Kerisauan dalam hati harus dihilangkan sendiri. Membayar utang dengan sukacita akan mendapatkan diskon 20 persen. Jika tidak, utangmu akan terus berbunga,’”
kata Li Zhu-zi relawan Tzu Chi.

“Suami saya meninggal pada bulan September tahun lalu. Setelah dia meninggal, saya melepaskan segala keluh kesah dalam hati saya. Saat ini, saya melakukan daur ulang dengan sukacita. Saya berterima kasih kepada Master yang telah membuat saya mampu mengubah penderitaan menjadi sukacita,” pugkas Li Zhu-zi.

Saya sering berkata bahwa saya harus lebih tekun dan bersemangat untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan. Saya akan membimbing semuanya dengan baik dan tidak akan membiarkan kalian menyimpang dari arah hidup yang benar.

Saya berharap kalian dapat selalu mengikuti saya dari kehidupan ke kehidupan. Jalan Bodhisatwa tidak dapat dicapai hanya dalam satu kehidupan. Kita sering mendengar isi Sutra yang menyatakan bahwa untuk mencapai kebuddhaan, kita membutuhkan waktu yang sangat panjang dan harus selalu menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan.

Saat ini, kita telah menapaki Jalan Bodhisatwa dan akan terus menapakinya hingga kehidupan selanjutnya. Namun, kita juga dapat beristirahat sejenak. Apakah kalian tahu kapan waktu kita beristirahat? Semuanya sering berkata, "Saya akan terus menjalankan misi hingga napas terakhir." Ya, kita dapat beristirahat setelah mengembuskan napas terakhir. Namun, kita akan terlahir kembali di keluarga yang memiliki jalinan jodoh baik dengan kita dan terus menapaki Jalan Bodhisatwa. Begitulah kita menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan.


Seluruh insan Tzu Chi berkata, "Saya akan menjalankan misi Tzu Chi dari kehidupan ke kehidupan." Kalian menapaki Jalan Bodhisatwa dengan menjalankan Tzu Chi dari kehidupan ke kehidupan. "Tzu" berarti cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin; "Chi" berarti menyelamatkan semua makhluk. Hendaklah kita menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. "Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk". Kita harus memiliki tekad ini tidak hanya dalam hidup ini, tetapi kehidupan demi kehidupan.

Kita harus menyadari bahwa kita terlahir sebagai manusia karena adanya jalinan jodoh yang baik. Hendaklah kita berjalan maju langkah demi langkah hingga sampai di tujuan kita. Perjalanan seribu mil dimulai dari satu langkah. Kita harus memulai langkah menuju arah yang benar dan menabur benih cinta kasih di segala penjuru.

Bodhisatwa sekalian, sungguh mudah untuk mempraktikkan Dharma. Saya selalu membicarakan hal ini berulang kali. Saya ingin mengingatkan semuanya bahwa Jalan Bodhisatwa adalah jalan yang paling benar untuk mencapai kebuddhaan. Untuk mencapai kebuddhaan, kita harus mulai melangkah di Jalan Bodhisatwa. Inilah jalan yang paling benar.

Hendaklah kita menapaki jalan ini dengan hati tertulus. Bodhisatwa sekalian, hendaklah kita membangkitkan kekuatan cinta kasih dalam setiap langkah yang kita ambil untuk bersumbangsih. 

Melindungi tubuh dan pikiran serta melatih diri dengan tekun dan bersemangat
Menyempurnakan misi Tzu Chi dan membimbing mereka yang memiliki jalinan jodoh
Meneruskan misi Tzu Chi demi membawa manfaat bagi dunia
Menyebarkan Dharma, membawa manfaat, dan berjalan di Jalan Bodhisatwa      

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 07 Desember 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 09 Desember 2022
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -