Ceramah Master Cheng Yen: Meneruskan Jalinan Jodoh Dharma dengan Keyakinan dan Praktik Nyata

“Sebelum bergabung dengan Tzu Chi, saya memiliki banyak tabiat buruk, seperti merokok, minum minuman keras, berjudi, dan mengunyah buah pinang. Temperamen saya juga sangat buruk. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, saya perlahan-lahan memperbaiki tabiat buruk saya. Saya dilantik pada tahun 2011. Saya sangat suka melakukan daur ulang karena saat itu mendengar Master mengimbau orang-orang untuk melakukan daur ulang dengan sepasang tangan yang bertepuk tangan,” kata Yang Qing-song relawan Tzu Chi.

“Mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, dan cinta kasih menjadi aliran jernih yang mengitari seluruh dunia. Dengan melakukan daur ulang, kita bukan hanya mengasihi dan melindungi Bumi, tetapi juga dapat menolong sesama. Karena itu, saya tak hanya melakukannya sendiri, tetapi juga mengajak tetangga, kerabat, dan teman untuk melakukannya bersama,” pungkasnya.

Setiap hari, saya mendengar relawan kita berbagi pengalaman. Setiap orang memiliki masa lalu. Dahulu, sebagian orang mungkin pernah tersesat dan menyimpang dari jalan yang benar. Setelah mengenal Tzu Chi atau mendengar Dharma, kehidupan mereka berubah. Mereka bertransformasi dari tataran awam ke tataran Bodhisatwa.

Baik kegiatan daur ulang maupun hal-hal lain yang bermanfaat bagi orang-orang, relawan kita selalu melakukannya bersama. Mereka menjangkau wilayah terpencil di pegunungan dan pedesaan untuk mencurahkan perhatian dan menciptakan berkah.


Relawan kita melenyapkan penderitaan dan memperbaiki kehidupan orang-orang. Sungguh, banyak kisah seperti ini. Setelah diri sendiri tersadarkan, mereka juga menginspirasi kekayaan batin orang-orang. Dalam setiap sesi Pemberkahan Akhir Tahun, saya mendengar kisah yang berbeda-beda.

Belakangan ini, saya terus berpikir bahwa Tzu Chi sungguh telah melakukan banyak hal. Bukan saya yang melakukannya. Saya hanya melihat dan mendengar banyak kisah yang menakjubkan serta membuat orang kagum dan tersentuh.

Saya sangat berharap kisah kehidupan dan jejak langkah setiap relawan dapat ditinggalkan di dunia ini sehingga ratusan atau ribuan tahun mendatang, orang-orang bisa berkata, "Oh, sekian tahun yang lalu, ada sebuah organisasi bernama Tzu Chi." Lalu, ada sekelompok orang yang bisa dengan bangga berkata, "Leluhur, kakek, nenek, ayah, dan ibu saya adalah relawan Tzu Chi dan mereka telah melakukan ini dan itu."

Warisan keluarga berupa cinta kasih dan kebajikan sangat membanggakan dan berharga. Ini patut diwariskan dari generasi ke generasi.

Tzu Chi berawal dari himpunan 50 sen. Kisah ini tidak menjadi kisah lama dan masih seperti kisah baru hingga kini. Kita melihat insan Tzu Chi menyalurkan bantuan bencana ke berbagai negara. Selain melenyapkan penderitaan orang-orang, insan Tzu Chi juga membimbing mereka untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dan membangkitkan kekayaan batin.


Meski menerima bantuan Tzu Chi, sebagian keluarga tetap hidup dalam kesulitan. Kita juga memberi mereka celengan bambu dan menyemangati mereka bahwa orang yang dapat menolong sesama adalah orang yang kaya batinnya. Buddha membabarkan Dharma di dunia ini demi menyelamatkan semua makhluk.

Lihatlah pandemi COVID-19 tahun ini. Tiada seorang pun yang dapat melawan ataupun menghentikan penyebarannya. Kini, satu-satunya cara untuk menghentikannya ialah membangkitkan ketulusan dan cinta kasih yang menyeluruh dari lubuk hati kita.

Saat ini, semua orang harus bersatu hati untuk meredam semua bencana dengan ketulusan dan cinta kasih. Kita harus bersungguh-sungguh mendengar dan mempelajari Dharma. Sulit untuk terlahir sebagai manusia dan mendengar Dharma. Terlebih, yang kita dengar dan pelajari adalah praktik Bodhisatwa.

Kita memiliki jalinan jodoh untuk berkumpul, menapaki Jalan Bodhisatwa, dan melenyapkan penderitaan semua makhluk. Kita mengasihi semua makhluk yang menderita dan berusaha untuk memperbaiki kondisi mereka. Jika dapat memperbaiki kondisi orang lain, kita tentu dapat memperbaiki kondisi diri sendiri.

Demikianlah insan Tzu Chi menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia, menyadarkan diri sendiri sekaligus orang lain. Demikianlah kita menyempurnakan pelatihan diri. Jadi, saya berharap setiap orang dapat menggenggam jalinan jodoh untuk mendalami Dharma yang sempurna di dunia ini.

 

“Seluruh murid Jing Si Tamsui, Xinzhuang, dan Taishan berikrar dengan tulus untuk memenuhi celengan bambu dengan cinta kasih Tzu Chi, menghimpun tetes-tetes cinta kasih untuk menolong orang-orang yang menderita, melindungi ladang pelatihan dan mewariskan silsilah Dharma Jing Si, serta mengembangkan kebijaksanaan dan Empat Pikiran Tanpa Batas. Master yang terhormat dan terkasih, relawan daur ulang ingin berkata kepada Master bahwa kami akan terus melakukan daur ulang dengan sepasang tangan yang bertepuk tangan, juga akan bervegetaris. Saya bersedia, saya bersedia, saya bersedia. Kami akan saling mengajak untuk mengikuti kegiatan bedah buku dan menyelami Sutra. Mohon agar Master tidak khawatir. Jalinan jodoh dari persamuhan Dharma di Puncak Burung Nasar tidak akan berakhir. Semoga Master selalu sehat dan senantiasa memutar roda Dharma. Mohon agar Master terus membabarkan Sutra Bunga Teratai,” ikrar relawan pada acara Pemberkahan Akhir Tahun 2020 di Xindian.

Saat ini, saya berharap semua orang dapat terus mempelajari dan menyebarkan ajaran dari Sutra Bunga Teratai.

Dalam perjalanan saya kali ini, di setiap sesi Pemberkahan Akhir Tahun, para relawan kita meminta saya untuk terus membabarkan Dharma. Melihat kalian semua, saya sangat tersentuh. Kalian telah mengerahkan segenap hati dan tenaga. Melihat bagaimana relawan kita menciptakan berkah bagi dunia, saya sangat tersentuh dan tergugah. Sungguh, saya sangat tersentuh. Singkat kata, mari kita menapaki Jalan Bodhisatwa.

Seperti yang diulas dalam Sutra Ksitigarbha, kita sendiri akan memperoleh manfaat. Dengan menyerap Dharma, kebijaksanaan kita akan bertumbuh. Dengan menciptakan berkah bagi dunia, kita juga akan dipenuhi berkah. Saya hanya memulainya. Sesama relawanlah yang saling membimbing dan menyemangati untuk terus bersumbangsih.

Semua perbuatan kalian telah menciptakan pahala. Kalian memperoleh pahala yang telah kalian ciptakan sendiri. Kita harus menggenggam waktu dan jalinan jodoh. Saat ini, kita memiliki jalinan jodoh baik.

Mengembangkan berkah dan kebijaksanaan setelah tersadarkan
Mewujudkan keharmonisan dengan kebajikan sebagai warisan keluarga
Tekun dan tulus melatih diri untuk menyadarkan diri sendiri sekaligus orang lain
Meneruskan jalinan jodoh Dharma dengan meyakini, menerima, dan mempraktikkan Dharma

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 07 Desember 2020       
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 09 Desember 2020

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -