Ceramah Master Cheng Yen: Meneruskan Jalinan Jodoh untuk Menyebarkan Ajaran Benar
Murid-murid saya di Afrika sungguh telah menyerap Dharma ke dalam hati. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka melatih diri sesuai Dharma. Dalam melatih diri, mereka mengembangkan kebijaksanaan untuk merenung secara mendalam. Lihatlah, mereka menjalankan misi secara mandiri, terjun ke komunitas untuk bersumbangsih, menyediakan makanan di berbagai tempat, dan menginspirasi kebajikan orang-orang.
Di ladang pelatihan mereka, mereka melatih diri bersama. Di kebun sayur mereka, mereka bercocok tanam bersama. Kini banyak orang yang terkena dampak pandemi COVID-19. Karena itu, mereka menghimpun cinta kasih untuk menolong orang-orang yang mengalami kesulitan karena pandemi COVID-19. Sama seperti insan Tzu Chi di negara lain, mereka juga mengumpulkan barang bantuan bagi orang-orang yang membutuhkan.
“Semoga Tuhan memberkati kalian. Pada masa pandemi yang sulit ini, kalian masih ingat pada kami. Anak-anak saya punya makanan untuk besok pagi,” kata Barbara Chibaya, seorang warga.
“Melihat sekarung besar bahan pangan ini, saya sangat terkejut. Tzu Chi tidak pernah melupakan kami. Saya harap orang lain juga dapat menerima bantuan dari kalian. Saya terharu sekali. Entah apa yang harus saya katakan. Saya gembira sekali,” tutur Winnet Chiwanza, warga lainnya.
Orang yang bersumbangsih dipenuhi rasa syukur dan orang yang menerima bantuan dipenuhi sukacita. Mereka berkata, "Tanpa semua ini, kami sudah kehabisan bahan pangan."
“Saya ingin berterima kasih pada Yayasan Tzu Chi, terlebih Master Cheng Yen. Beras-beras ini datang pada waktu yang tepat. Entah bagaimana mendeskripsikan rasa syukur saya. Terima kasih, Master Cheng Yen. Terima kasih atas semua yang telah kalian lakukan bagi kami,” ujar M.E. Tsoene, Camat Ladybrand.
“Sejak penutupan wilayah diterapkan, kami sering kekurangan bahan pangan. Anak-anak saya tidak bisa makan kenyang. Beras cinta kasih dari Taiwan yang saya terima hari ini telah mendatangkan harapan bagi keluarga kami. Saya berterima kasih dari lubuk hati saya,” ungkap Agenes, seorang warga.
Dapat bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan dan melihat semua orang gembira, insan Tzu Chi Afrika pun bersyukur dan bersukacita. Melihat mereka seperti ini, saya sungguh tersentuh dari lubuk hati saya.
Kita melihat bahwa ada sebagian orang berada yang tidak bahagia. Namun, ada pula orang kurang mampu yang bersyukur dan bahagia setelah bersumbangsih. Mereka memiliki kekuatan. Dengan menghimpun kekuatan bersama, mereka dapat menolong sesama. Ini membuat mereka dipenuhi sukacita.
Selain itu, mereka juga sangat bijaksana. Mereka menyampaikan pemikiran mereka untuk menjalankan misi secara mandiri dan terjun ke komunitas untuk bersumbangsih. Demi menolong warga kurang mampu di komunitas, para relawan kita bercocok tanam sendiri. Mereka menyediakan makanan dan membagikan bantuan di berbagai tempat. Sumbangsih mereka telah menginspirasi kebajikan banyak orang. Mereka terus menyebarkan cinta kasih.
Selain membagikan bantuan dengan penuh cinta kasih, mereka juga menghirup keharuman Dharma. Jadi, mereka meyakini dan menerima ajaran saya. Kita bisa melihat cinta kasih dan welas asih dalam tindakan mereka. Berhubung sangat tersentuh, maka saya berbagi dengan kalian bagaimana mereka mengembangkan kebijaksanaan, apa pencapaian mereka, dan bagaimana mereka bertindak secara nyata untuk memberikan bimbingan di komunitas.
Mereka mendengar Dharma dan membimbing orang-orang. Pencapaian mereka sungguh membuat saya dipenuhi sukacita. Jadi, kita harus sangat bersungguh hati. Selain mendengar Dharma, kita juga harus bersumbangsih di komunitas. Kita harus menyebarkan Dharma di dunia ini dengan keteguhan dan keyakinan agar setiap orang dapat memahaminya. Jadi, para relawan kita bukan hanya mendengar dan mempelajari Dharma, tetapi telah memahaminya dan mempraktikkannya secara langsung.
Kita bisa melihat pencapaian mereka. Kita selalu sangat bersungguh hati menyebarkan Dharma. Kita juga sangat bersyukur atas kemajuan teknologi zaman sekarang. Saya memberikan ceramah setiap hari dan para relawan kita mendengarnya setiap hari. Mereka juga tahu untuk mempraktikkannya. Ini membuat saya dipenuhi sukacita.
Banyak hal pada era sekarang yang patut disyukuri. Era sekaranglah yang mendukung pembabaran Dharma sehingga di tempat yang jauh, orang-orang dengan ras dan bahasa yang berbeda-beda juga dapat menyerap Dharma ke dalam hati. Benih Dharma di dalam hati mereka bertumbuh menjadi tak terhingga. Di wilayah masing-masing, mereka juga menginspirasi relawan baru. Ini sungguh tidak mudah. Saya sangat gembira melihat Dharma membawa manfaat bagi manusia. Inilah hal yang paling menggembirakan.
“Ini membuat kita belajar mengasihi, seperti tetangga dan semua orang yang menderita,” kata relawan setempat.
“Saya yakin di tengah masyarakat kita, dengan cinta kasih yang tulus, semua orang bisa saling berbagi,” ujar sukarelawan setempat.
Insan Tzu Chi Afrika bisa menjalankan misi secara mandiri dan terjun ke komunitas untuk bersumbangsih karena adanya jalinan jodoh. Berkat adanya jalinan jodoh, mereka dapat menapaki Jalan Bodhisatwa. Namun, jalinan jodoh ini akan bertahan lama atau sesaat; merupakan jalinan jodoh mendalam atau hanya bagaikan riak di permukaan air? Ini bergantung pada diri sendiri. Jika kita tahu untuk bersungguh-sungguh menggenggamnya, ia akan menjadi jalinan jodoh yang mendalam.
Jalinan jodoh sejak masa tanpa awallah yang mempertemukan kita dengan Sutra Teratai. Dalam kehidupan ini, kita kembali bertemu dengan Sutra Teratai. Kini kita bertemu dengan Sutra Teratai karena jalinan jodoh di kehidupan lampau. Berkat jalinan jodoh ini, kita kembali mendengar tentang Sutra Teratai. Dahulu, kita pasti memiliki jalinan jodoh yang mendalam dengan Sutra Teratai sehingga bisa kembali bertemu di sini. Kita semua berharap bisa mencapai kebuddhaan. Kini bisa kembali bertemu dengan Sutra Teratai, kita harus sangat bersungguh hati dan kembali menyerap Dharma ke dalam hati.
Menginspirasi kebajikan yang tak terhingga
Mempraktikkan Dharma dengan kebijaksanaan mendalam
Membimbing orang miskin menolong sesama hingga memperoleh
kedamaian dan kebahagiaan
Menyebarkan ajaran benar ke seluruh dunia
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 29 September 2020