Ceramah Master Cheng Yen: Meneruskan Kasih Sayang dengan Kesatuan, Keharmonisan, dan Semangat


“Saya sangat berterima kasih kepada semuanya yang telah mengunjungi Kompleks Tzu Chi Dongda. Kami memiliki tim konsumsi dan tim pelayanan yang menyambut kedatangan saudara se-Dharma,”
kata Lin Wen-xiu relawan Tzu Chi.

“Di kompleks ini, kami semua bekerja dengan sukacita dan kerelaan hati. Harapan kami ialah setiap orang yang datang ke sini dapat merasa sukacita. Terima kasih, Master,” kata Yan Shi-chuan relawan Tzu Chi.

“Terima kasih, Master. Saat saya memintanya untuk pensiun dan menjaga Kompleks Dongda ini, dia benar-benar melakukannya. Terima kasih karena Master memberi kami kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok ini,” kata Lin Yan relawan Tzu Chi.

“Saya awalnya tidak mengenal Tzu Chi, tetapi setelah bergabung, saya mulai menjalankan Tzu Chi dengan kesungguhan hati. Setiap hal yang saya lakukan terasa sebagai tanggung jawab yang seharusnya dilakukan. Berhubung telah berjodoh dengan Tzu Chi, saya akan menjalankan setiap hal dengan baik dan menjalin jodoh baik dengan semua orang. Saya akan merawat kompleks ini agar semua orang yang datang merasakan sukacita. Inilah tugas saya setiap hari. Terima kasih, Master,” kata Su Xin-fa relawan Tzu Chi.

Di sini, semua orang disebut sebagai insan Tzu Chi. Semangat dan nilai kita terus tersebar luas karena pikiran dan hati setiap orang tidak mengenal batasan. Saya selalu merasa bersyukur karena Empat Misi Tzu Chi dapat tersebar luas dan setiap Aula Jing Si dibangun dengan sangat baik. Apa yang dapat kita lakukan di tempat ini? Menyebarkan Dharma. Jika saat ini Anda meminta orang-orang duduk di bawah terik matahari mendengarkan Dharma, apakah itu mungkin?

Di dalam ruangan, kita perlu memasang penyejuk udara. Secara bertahap, kita pun membuat kursi teratai. Dengan demikian, orang yang hadir dapat duduk tanpa harus bersimpuh di lantai dan tetap mudah berdiri untuk memberi penghormatan kepada Buddha. Sandaran kursinya dapat dimundurkan untuk duduk dan dimajukan untuk memberi hormat kepada Buddha.

Saat ini, jika kita datang ke Aula Jing Si, semua sudah terasa sangat nyaman. Namun, jangan lupa untuk melatih diri. Baik kaya maupun miskin, ketika tiba di ladang pelatihan ini, semua orang tetap setara. Tidak ada yang perlu berdiri di belakang hanya karena memiliki jumlah uang yang lebih sedikit. Orang yang tiba lebih dahulu akan duduk di depan. Ini disebut dengan kesatuan dan keharmonisan, yaitu memiliki hati yang setara, ketekunan, dan semangat. Ini semua bergantung pada diri kita sendiri.

Siapa yang melatih diri, dia yang akan memperoleh manfaat; jika tidak melatih diri, kita tidak akan memperoleh apa-apa. Hendaknya kita mempraktikkan Sutra dari dalam lubuk hati dan menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia dengan ketulusan. Bersumbangsih dan membantu orang lain merupakan praktik Sutra yang sesungguhnya dan kita telah membentangkan jalan.


Tzu Chi di Taiwan dimulai dari semangat celengan bambu. Kisah 50 sen bermula sejak tahun 1966 dan hingga saat ini telah mencapai 58 tahun. Kita telah melangkah di jalan ini selama 50 hingga 60 tahun. Dimulai dari Taiwan yang kecil, kini Tzu Chi telah tersebar ke seluruh dunia. Saat ini, lebih dari 60 negara memiliki insan Tzu Chi. Intinya, dalam 50 hingga 60 tahun ini, kita harus menginventarisasi kehidupan diri sendiri atas apa yang telah kita lakukan dan berapa banyak hal yang telah dilakukan.

Belakangan ini, saya juga menginventarisasi kehidupan saya. Setiap hari, banyak insan Tzu Chi dari berbagai negara yang datang untuk membagikan laporan. Saya harus mengingat setiap negara dan memahami sejarahnya. Dalam sehari, saya mendengar tentang banyak negara. Setelah mendengar tentang hal yang mereka lakukan, saya harus memberikan apresiasi, semangat, dan pujian kepada mereka. Semua ini memerlukan waktu.

Duduk di sini setiap hari pasti memakan waktu berjam-jam. Intinya, di Tzu Chi waktu tidak boleh berlalu dengan sia-sia. Saya di sini meluangkan waktu khusus untuk berbicara tentang bagaimana kita menciptakan berkah di dunia dan bagaimana menciptakan keharmonisan antarindividu serta dalam keluarga, desa, dan komunitas. Keharmonisan dan kesatuan hati sangatlah penting. Ingatlah bahwa kita harus bersatu. Inilah gestur tangan kesatuan, yaitu aksara "manusia" di atas "mulut".

Manusia dapat menyebarkan Dharma, tetapi hati semua orang harus bersatu. Dengan banyaknya jumlah orang, kita dapat berhimpun dan membentuk tim untuk bekerja dalam kesatuan. Kita harus saling menyemangati dan mengajak. Untuk membentuk kesatuan, kita harus saling mengajak dan saling menginspirasi. Semua tim harus bersatu hati. Jangan berkata, "Itu tim Anda, ini tim saya." Daerah ini sangat luas dan jumlah orangnya banyak. Jadi, Anda harus merangkul semua yang ada di sekitar Anda. Hendaknya semuanya saling mendukung dan saling membantu.


“Saya ingin melaporkan kepada Master tentang struktur Tzu Chi yang Master berikan, yaitu struktur dan semangat 4 in 1. Pada sif malam, kami juga memiliki 4 in 1. Seperti apakah itu? Pertama, kami melakukan kerja bakti; kedua, para pria melakukan patroli; ketiga, kami mengadakan acara ramah-tamah tim; keempat, kami melakukan pembersihan. Saat kami melakukan kerja bakti, tetangga di kiri dan kanan biasanya akan datang untuk berolahraga sehingga kami dapat menyapa mereka, berbincang-bincang, dan mengajak mereka datang ke Dongda untuk berjalan-jalan, duduk, dan minum teh. Jika ada kegiatan, kami juga akan menginformasikannya kepada mereka,”
kata Jian Wen-ru relawan Tzu Chi.

“Saya sangat berterima kasih kepada semua yang telah bersedia mengemban tanggung jawab ini. Semuanya melayani dengan kerelaan hati. Semua tim di sini sangatlah baik. Mungkin mereka belum sepenuhnya mahir, tetapi semuanya sangat memiliki hati. Saya percaya bahwa mereka akan makin baik. Yang terpenting ialah mereka bersedia melakukannya. Saya sendiri memiliki waktu yang terbatas sehingga tidak dapat melakukan banyak hal. Semua dimungkinkan berkat mereka yang mau terlibat dan bersumbangsih,” kata Wen Chun-lu relawan Tzu Chi.

“Saya sangat terharu. Kakak Chun-lu memiliki sikap yang luar biasa. Dia memiliki hati yang lapang dan mendelegasikan setiap tugas bagi kita. Dia sangat mengenal seluruh area di sini dan tahu dengan jelas di mana harus melakukan apa. Kecermatan dan kesungguhan hatinya telah menyentuh banyak relawan sehingga mereka bersedia tetap melayani di sini,” kata Luo Ming-xian relawan Tzu Chi.

“Melihat suasana seperti ini, saya sering memuji dan berkata bahwa Kompleks Tzu Chi Dongda membawa tradisi Griya Jing Si. Setiap orang yang datang pasti merasakan kehangatan dan kedekatan seperti keluarga sendiri. Oleh karena itu, semua orang sangat senang datang ke Kompleks Tzu Chi Dongda,” pungkas Luo Ming-xian.


Intinya, jangan biarkan jalinan jodoh ini terputus. Meski mereka yang berjalan di depan kita telah tiada, saya percaya bahwa mereka akan kembali. Ada yang berusia 10, 20, 30, 50, 60, hingga 70 tahun. Saya percaya bahwa mereka adalah orang-orang yang ada saat saya menanam benih awal. Datang dalam berbagai usia, mereka terus melanjutkan jalinan jodoh ini. Jika kita tidak menjaga niat kita dengan baik, jalinan jodoh akan terputus begitu saja. Apa yang harus kita lakukan jika terputus? Kita harus menjalinnya kembali.

Hendaknya kita memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih agung. Oleh karena itu, kita membentuk tim demi menjaga semua orang dan menggalang relawan baru. Kita harus menggalang relawan baru dan menjaga yang sudah lama. Untuk merangkul semuanya, kita perlu memperkuat satu sama lain. Jadi, pembentukan kelompok yang berbeda bertujuan untuk saling menguatkan. Tim yang besar memperkuat tim menengah; tim menengah memperkuat tim kecil. Hendaknya semuanya saling menguatkan. Kita semua harus memiliki pemikiran yang sama.

Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih jangan pernah terhenti. Di era ini, setiap orang bagaikan setiap kata di dalam Sutra. Setiap kalimat dan paragraf yang ada di dalam Sutra telah kalian praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Makin banyak yang kalian lakukan, makin banyak pula tulisan yang dihasilkan dan karya yang dihasilkan. Intinya, kita akan menuai apa yang kita tabur. 

Semua orang setara di ladang pelatihan Jing Si
Membentangkan jalan dengan kesatuan, keharmonisan, dan semangat
Meneruskan kasih sayang dan kepedulian terhadap tetangga sekitar
Menyebarkan Dharma ke seluruh dunia dan membawa manfaat bagi semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 26 Oktober 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 28 Oktober 2024
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -