Ceramah Master Cheng Yen: Meneruskan Kebajikan dari Generasi ke Generasi
“Pada tahun 1991, CEO King Car Cultural and Educational Foundation, Sun Qing-guo, Kakak Lin Wei-xian yang saat itu merupakan sekretaris eksekutif, dan tim mereka berkunjung ke Hualien. Saat itu, Sun Qing-guo berkata, ‘Master, filosofi Anda yang luar biasa hendaknya disebarkan lewat media massa agar diketahui oleh lebih banyak orang.’ Master pun menyetujuinya. Karena itu, kita pun memulai perjalanan kita,” kata Li Yi-hui, relawan Tzu Chi.
“CEO Sun mengajak kita untuk menemui banyak media massa. Tentu saja, yang terpenting ialah Kakak Wei-xian mulai melakukan perencanaan. Saat menghadiri rapat di Kantor Informasi Pemerintah, kami mengenal Kakak Qiu yang merupakan konsultan kami pada saat itu. Di sana jugalah kami mengenal Direktur Jenderal Shao yang sangat mendukung Tzu Chi. Untuk lagu ‘Menciptakan Tanah Suci di Dunia’, Kakak Qiu meminta Lai Xi-an untuk menulis liriknya,” lanjut Li Yi-hui.
“Saat itu, Lai Xi-an bertanya, ‘Apa konsep lagu ini?’ Saat itu, kami berkata, ‘Welas asih dan cinta kasih agung Master yang murni dan tanpa noda telah membimbing insan Tzu Chi yang tak terhingga untuk menyucikan hati sendiri dan menumbuhkan benih Bodhi.’ Kami juga sangat bersyukur Master dapat hadir di Universitas Nasional Taiwan saat itu,” pungkas Li Yi-hui.
Lirik lagu yang diciptakan 30-an tahun lalu ini berbunyi, "Sekuntum teratai ditanam di dalam ladang batin. Puluhan ribu kuntum teratai bermekaran di dunia." Melodinya masih terngiang-ngiang dalam benak saya. Saya sangat bersyukur. Tanpa momen itu, bagaimana Tzu Chi bisa tersebar ke berbagai negara di seluruh dunia?
Selain itu, semua orang bersungguh-sungguh mendukung pendirian fasilitas kesehatan Tzu Chi. Kini, Tzu Chi memiliki 9 fasilitas kesehatan di Taiwan yang mengemban tanggung jawab untuk melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Ini berkat para relawan kita yang telah memberikan dukungan besar pada saya.

Direktur Jenderal Shao dan Konsultan Qiu Xiu-zhi juga sangat mendukung saya saat itu. Kala itu, Wei-xian sering kembali ke Griya Jing Si. Demi Tzu Chi, dia sangat bersungguh hati. Saya sungguh bersyukur padanya. Suara Bapak Yin tetap merdu seperti sebelumnya. Tanpa mikrofon, nyanyiannya sudah begitu merdu. Meski 30-an tahun telah berlalu, semua kenangan masa lalu tetap terbayang jelas dalam benak saya sekarang. Saya sangat sukacita.
Tzu Chi mendapat dukungan dari banyak orang. Sungguh, saya dipenuhi rasa syukur setiap hari. Tanpa dukungan begitu banyak orang, bagaimana Tzu Chi bisa bersumbangsih bagi dunia? Jadi, menciptakan tanah suci di dunia tidak bisa dilakukan oleh satu ataupun segelintir orang saja. Ini membutuhkan partisipasi semua orang.
Saya sungguh sangat bersyukur semangat pada saat itu dapat terus diwariskan hingga kini. Intinya, tanpa dukungan orang banyak, Tzu Chi tidak akan bisa bersumbangsih bagi dunia. Selain bersyukur atas permulaan, saya juga bersyukur atas proses yang masih terus berjalan hingga kini dan akan terus berlanjut hingga masa mendatang.

“Setelah Pementasan Adaptasi Musikal Himne Inti Sari Dharma Sutra Makna Tanpa Batas, muncul sekelompok besar anak muda di Heqi kami. Melihat mereka, kami sangat sukacita. Kami juga mengundang para paman dan bibi Tzu Chi di komunitas untuk melakukan estafet cinta kasih dan berbagi bagaimana mereka bergabung dengan Tzu Chi dan pemahaman mereka. Kami juga mengajak kaum muda melakukan daur ulang. Pada hari pelestarian lingkungan berskala besar, anak-anak muda ini juga turut bersumbangsih,” kata Peng Shu-hui, relawan Tzu Chi.
“Pementasan adaptasi Sutra juga menginspirasi banyak kaum muda di komunitas kami. Saya juga mengemban tanggung jawab sebagai narahubung bagi para relawan muda dan mengajak mereka untuk mengikuti kegiatan. Yang paling berkesan bagi saya ialah program muda mudi penyebar kebajikan yang dijalankan oleh Divisi Pengembangan Misi Amal Tzu Chi. Semua peserta program ini adalah anak penerima bantuan. Jadi, dengan bersumbangsih sebagai relawan, mereka yang tadinya merupakan penerima bantuan juga dapat menolong orang lain,” kata Ye Li-han, relawan Tzu Chi.
“Kami sangat bersyukur kepada Master yang membimbing kami untuk terjun ke tengah masyarakat dengan hati yang lapang, mengubah pola pikir dengan Dharma di dalam hati saat menghadapi tekanan, menemukan nilai kehidupan, dan mengembangkan potensi kebajikan untuk membawa manfaat bagi orang banyak,” kata Zheng Ru-jun, relawan Tzu Chi.
“Kami akan mengemban misi untuk menginspirasi kaum muda secara luas dan menyebarkan sukacita dalam Dharma yang kami peroleh saat menjalankan Tzu Chi kepada sedikitnya 50 orang,” kata Lin Zhi-fan, relawan Tzu Chi.

Sungguh suatu kesempatan yang langka bagi kita untuk berhimpun di Tzu Chi. Tzu Chi sangat murni dan tanpa noda. Namun, untuk menjaganya agar tetap bersih, dibutuhkan upaya dari kalian semua.
Setiap orang harus bertekad dan berikrar untuk menyucikan diri sendiri, baru bisa menyucikan dunia ini. Kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesehatan dan kemurnian dunia ini agar generasi penerus kita dapat hidup tenteram, sehat, dan bahagia. Jika generasi kita tidak mengemban tanggung jawab ini, generasi penerus kita mungkin akan tercemar di tengah masyarakat. Itu sangat menakutkan. Jadi, kalian harus yakin pada kata-kata saya.
Berkat adanya jalinan jodoh, kalian dapat mendengar ucapan saya secara langsung. Kalian harus yakin pada kata-kata saya. Yakinlah bahwa sejak hampir 60 tahun lalu hingga sekarang, arah kita tidak pernah menyimpang. Tzu Chi tidak pernah menyimpang berkat insan Tzu Chi generasi sekarang yang sangat mengasihi saya dan patuh pada saya. Berkat kesatuan tekad dan ikrar semua orang, barulah Tzu Chi dan masyarakat kita bisa seperti sekarang.
Tzu Chi telah berdiri hampir 60 tahun. Saat ini, kalian mungkin baru berusia 40-an atau 50-an tahun. Itu pun yang tertua. Pasti banyak di antara kalian yang masih berusia 20-an atau 30-an tahun. Di era sekarang, generasi kalian mungkin merasakan kenikmatan hidup. Namun, ingatlah bahwa kalian yang bergabung dengan Tzu Chi dapat melihat penderitaan. Terdapat banyak penderitaan di dunia ini. Kalian dapat menyaksikannya secara langsung. Jadi, kalian harus menyadari berkah setelah melihat penderitaan. Setelah menyadari berkah, genggamlah jalinan jodoh untuk menciptakan berkah.
Dahulu, saya mengimbau orang-orang mendonasikan 50 sen per hari untuk menciptakan berkah. Kini, kalian dapat mengimbau orang-orang untuk mendonasikan 1 atau 5 dolar NT per hari. Singkat kata, di era sekarang, kalian hendaknya bersungguh hati menciptakan berkah. Jadi, semua orang harus senantiasa lebih bersungguh hati.
Menciptakan tanah suci di dunia
Menanam puluhan ribu kuntum teratai hati di dalam ladang berkah
Menapaki Jalan Bodhisatwa dari generasi ke generasi
Menghimpun dan meneruskan kebajikan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 17 Maret 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 19 Maret 2025