Ceramah Master Cheng Yen: Meneruskan Kebijaksanaan Buddha



Bodhisatwa sekalian, meski terpisah oleh jarak yang jauh, kita bisa bertemu dalam jaringan. Saya bisa melihat murid-murid saya di berbagai tempat yang jauh berkumpul dalam jaringan bagai menghadiri persamuhan Dharma di Puncak Burung Nasar. Asalkan kita membina ketulusan, Puncak Burung Nasar akan selamanya berada di dalam hati kita. Dengan hati yang tulus, kita akan selamanya selaras dengan ajaran Buddha.

Dengan kemajuan teknologi zaman sekarang, orang-orang dapat melampaui batas waktu dan ruang untuk berkumpul bersama dalam jaringan. Ini sungguh menakjubkan. Kita dapat memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan ajaran Buddha dan mempraktikkannya secara nyata.

Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita harus menggenggam waktu untuk menyebarkan Dharma.

Saat ini, pandemi masih berlangsung. Meski virus penyakit ini tidak bisa dilihat, tetapi ia telah menimbulkan ancaman besar dan berbagai rintangan bagi orang-orang. Jadi, meski tidak bisa dilihat, kekuatannya sangatlah besar. Karena itulah, saya sering berkata bahwa tiada seorang pun yang dapat menghentikannya.

Kita hendaknya menghargai setiap kesempatan untuk bertemu satu sama lain. Saya sangat menghargai kesempatan ini. Karena itulah, saat kalian melakukan telekonferensi, saya selalu bergabung agar saya dapat melihat kalian dan kalian pun dapat melihat saya.


Sebagai guru dan murid, hati kita bertautan. Mendengar bahwa kalian mengikuti kegiatan bedah buku dan menghirup keharuman Dharma, saya merasa sangat terhibur.

Usia kehidupan manusia terbatas, tetapi asalkan kita bersungguh hati, Dharma akan selamanya ada di dunia ini. Namun, saya tetap sangat khawatir. Baik saat ini maupun setelah saya tiada kelak, kalian hendaklah terus mewariskan Dharma dan meneruskan ajaran Tzu Chi.

Kehidupan manusia tidaklah kekal. Suatu saat nanti, saya akan pergi sesuai hukum alam. Sebagai insan Tzu Chi generasi pertama, jika kita tidak mewariskan ajaran Tzu Chi kepada generasi berikutnya, pada akhirnya, ajaran ini akan hilang. Saya berharap kebijaksanaan Tzu Chi dapat bertahan hingga selamanya.

Zaman sekarang jauh lebih maju daripada zaman Buddha. Pada zaman Buddha, saat Buddha membabarkan Dharma, tidak ada yang langsung membuat catatan. Zaman sekarang, meski terpisah oleh ribuan gunung dan sungai, kalian tetap dapat mendengar suara saya berkat kemajuan teknologi. Lewat internet, saya bisa melihat para insan Tzu Chi di seluruh dunia.

Insan Tzu Chi di Amerika Serikat juga berada jauh dari saya di Taiwan. Meski demikian, kalian dapat melihat saya dan mendengar suara saya di rumah atau di ladang pelatihan Tzu Chi di dekat kalian. Demikianlah teknologi membuat kita terhubung satu sama lain meski terpisah oleh jarak yang jauh.


Mendengar apa yang kalian katakan sekarang, saya merasa bahwa hati kalian sangat dekat dengan hati saya. Saya sangat terhibur. Dengan kesatuan tekad, hati, dan ikrar, kita bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa.

Selain menjalankan praktik Bodhisatwa, kita juga harus mempraktikkan semangat ajaran Buddha pada zaman kita ini. Setelah melihat penderitaan orang-orang, kita dapat segera memberikan bantuan dan melenyapkan penderitaan mereka. Ini tidak bisa dilakukan pada zaman Buddha.

Saya sering mengingatkan orang-orang untuk merenungkan berapa banyak orang yang dapat mendengar Buddha membabarkan Dharma di Puncak Burung Nasar yang tidak luas itu. Tanpa ada yang membuat catatan, bisakah mereka mengingat semua ajaran Buddha?

Namun, seiring berlalunya waktu, meski mungkin tidak bisa memahami hati Buddha, mereka dapat mewariskan ajaran Buddha yang mereka dengar. Jadi, kini kita harus menghargai ajaran Buddha. Kita harus memahami kebijaksanaan, cinta kasih, dan welas asih Buddha.

Setelah memahami bahwa dunia ini penuh dengan penderitaan, kita harus mengembangkan cinta kasih yang tidak membeda-bedakan. Setelah memahami kondisi dunia saat ini, kita harus berusaha untuk mewujudkan dunia yang tenteram agar orang-orang dapat hidup sederhana, damai, dan bahagia.

Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita harus tekun dan bersemangat. Jangan menyerah pada usia.


Saya pernah berkata bahwa dengan menyimpan 50 tahun di bank usia, kita masih sangat muda. Kalian baru berusia belasan atau 20-an tahun. Saya juga sering berkata pada diri sendiri bahwa saya baru berusia 30-an tahun dan saat ini adalah momen yang tepat untuk bersumbangsih.

Kita telah menyerap banyak pengetahuan di dunia ini. Setelah menyimpan 50 tahun di bank usia, kita masih sangat muda. Namun, kita telah memperoleh banyak pengetahuan dan pengalaman.

Bodhisatwa sekalian, mari kita bersungguh hati. Inilah yang selalu ingin saya katakan pada kalian semua. Kalian harus mengingatnya di dalam hati. Sebagai guru dan murid, kita senantiasa bersama di Puncak Burung Nasar. Terima kasih.

Buddha di Puncak Burung Nasar tidak perlu dicari jauh-jauh. Puncak Burung Nasar ada di hati sendiri. Setiap orang memiliki stupa Puncak Burung Nasar. Berlatihlah di Puncak Burung Nasar dalam batin sendiri.  

Mendengar Dharma yang menakjubkan di Puncak Burung Nasar
Menyelami pengetahuan dan pandangan Buddha dengan hati yang tulus
Meneruskan ajaran dan kebijaksanaan Tzu Chi
Tidak tergoyahkan dalam melangkah menuju Bodhi             
                           
 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Juni 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 14 Juni 2021
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -