Ceramah Master Cheng Yen: Meneruskan Pelita Hati dengan Cinta Kasih Tanpa Pamrih


Saya bersyukur setiap waktu. Saya bersyukur dapat terlahir di kehidupan ini dan hidup di era ini. Bisa berhimpun bersama kalian, saya juga sangat bersyukur. Kita semua hendaknya bersyukur dan menghargai satu sama lain.

Tzu Chi adalah sebuah organisasi Buddhis. Namun, saya sering berkata bahwa kita tidak membeda-bedakan agama. Di Tzu Chi, semua orang melatih diri bersama dan memotivasi satu sama lain untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Jadi, Tzu Chi tidak memandang perbedaan agama.

"Jalan Bodhisatwa" mungkin terdengar seperti istilah keagamaan, tetapi sesungguhnya, ia menunjukkan arah yang hendaknya dituju oleh semua orang. Di jalan ini, semua orang bekerja sama dan bersumbangsih dengan sukarela bagi orang-orang yang menderita. Dengan apakah orang-orang bersumbangsih? Dengan cinta kasih.

Bersumbangsih dengan sukarela dan penuh cinta kasih bukan hanya diajarkan oleh agama Buddha. Agama lain juga mengajarkan cinta kasih agung dan sumbangsih tanpa pamrih. Hanya saja, sebagai makhluk awam, orang-orang membedakan antara agama Buddha, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Islam, dan lain-lain. Sesungguhnya, setiap agama mengajarkan cinta kasih, baik istilahnya belas kasih, kemurahan hati, maupun cinta kasih agung. Semuanya mengajarkan cinta kasih. Cinta kasih agung yang murni dan tanpa pamrih sangat ditekankan dalam ajaran Buddha.


Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Menganut agama apa pun, setiap orang memiliki cinta kasih yang murni. Ajaran Buddha menekankan untuk membina hati yang tanpa pamrih dan murni tanpa noda dengan melenyapkan noda batin. Buddha datang ke dunia demi satu tujuan mulia. Apakah tujuan Buddha? Tujuan mulia Buddha adalah mengajarkan praktik Bodhisatwa.

Bodhisatwa adalah makhluk berkesadaran. Manusia telah tersesat selama ribuan tahun. Kita harus percaya pada kelahiran kembali. Dari kehidupan ke kehidupan, kita terus kembali ke dunia ini. Di dunia ini, ada yang baik, ada yang buruk; ada yang miskin, ada yang kaya; ada yang pandai, ada pula yang bodoh. Inilah penderitaan di dunia ini.

Jika tidak berhati-hati, manusia bisa membangkitkan banyak noda dan kegelapan batin sehingga memicu terciptanya banyak karma buruk yang merisaukan diri sendiri, mengganggu keluarga, mengacaukan masyarakat, bahkan yang lebih parah lagi, menimbulkan konflik antarnegara sehingga dunia tidak bisa damai dan tenteram. Sesungguhnya, dengan melenyapkan kegelapan batin, dunia ini dapat menjadi tanah suci.


Dunia ini dapat menjadi tanah suci Bodhisatwa yang terbebas dari noda dan kegelapan batin serta sangat sejuk dan murni. Sangat mudah bagi setiap orang untuk menciptakan tanah suci ini karena setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Jika mendengar dengan saksama, kalian akan menyadari bahwa saya selalu menyebut "setiap orang". Jika setiap orang dapat tersadarkan dan melenyapkan kegelapan batin, secara alami masyarakat dapat hidup damai, harmonis, bahagia, dan terbebas dari kerisauan. Namun, bisakah ini terwujud? Sangat sulit. Karena itulah, terjadi banyak bencana yang membuat dunia ini bagaikan neraka.

Besarnya kekuatan karma buruk menimbulkan banyak kekacauan di dunia sehingga dunia ini bagaikan neraka. Jika dapat mengubah pola pikir, kita juga dapat menciptakan tanah suci di dunia ini. Dengan mengubah pola pikir, setiap orang dapat menciptakan tanah suci di dalam hati masing-masing. Dengan memiliki cinta kasih agung yang murni dan tanpa pamrih, seseorang bisa menjadi Bodhisatwa. Inilah Bodhisatwa dunia. Kalian yang berada di hadapan saya sekarang, semuanya merupakan Bodhisatwa dunia.


Saudara sekalian, kita bersumbangsih secara nyata. Lebih dari 50 tahun lalu, Tzu Chi berawal dari semangat celengan bambu dan semangat ini terus dipraktikkan hingga kini. Lihatlah, Tzu Chi telah menyalurkan bantuan ke lebih dari seratus negara dan wilayah. Sumbangsih tanpa pamrih para insan Tzu Chi di negara-negara ini telah menginspirasi banyak orang. Karena itulah, kini Tzu Chi memiliki relawan di begitu banyak negara. Ini berkat para relawan yang menabur benih kebajikan.

Saya berharap silsilah Dharma Jing Si dapat diwariskan dan mazhab Tzu Chi dapat tersebar luas. Dibutuhkan kerja sama Bodhisatwa sekalian untuk membuka lebar-lebar pintu Tzu Chi serta mewariskan semangat dan filosofi Tzu Chi dari generasi ke generasi.

Saat ini, hendaklah kita membangun tekad dan ikrar. Saat kita semua memiliki kesatuan hati untuk menyalakan pelita hati orang yang tak terhingga, kita bisa membawa kecemerlangan bagi dunia ini. Inilah tujuan Bodhisatwa dunia. Mari kita berdoa dengan hati yang tulus demi masa depan dunia ini. Kita juga harus membangun ikrar dengan tulus. 

Mempraktikkan cinta kasih agung tanpa memandang perbedaan agama
Melenyapkan kegelapan batin untuk menjadi makhluk berkesadaran
Mengubah pola pikir dan menyalakan pelita hati
Mewariskan silsilah Dharma Jing Si yang membawa kesejukan          
                                               
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 02 Desember 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 04 Desember 2022
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -