Ceramah Master Cheng Yen: Meneruskan Silsilah Dharma dan Cinta Kasih hingga Selamanya

Setelah Tzu Chi didirikan, kita telah menapaki jalan ini selama hampir 55 tahun. Setiap tahun, saya selalu berharap kebijaksanaan Tzu Chi dapat diteruskan. Sungguh, saya telah melihat insan Tzu Chi meneruskan kebijaksanaan Tzu Chi dan menapaki Jalan Tzu Chi dengan mantap dan lancar. Kaki kita harus terus melangkah secara silih berganti. Jangan biarkan diri kita terpaku. Yang paling mengkhawatirkan ialah kaki kita enggan melangkah. Jika demikian, kita tidak akan maju.

Selain harus melangkah dengan mantap, kita juga harus maju selangkah demi selangkah tanpa henti. Selama lebih dari 50 tahun ini, saya senantiasa mengucap syukur. Rasa syukur saya tidak habis untuk diungkapkan di kehidupan sekarang, bahkan hingga kehidupan-kehidupan mendatang. Belakangan ini, saya sering berkata bahwa saya berutang budi pada para insan Tzu Chi karena mereka selalu berkata, "Berhubung Master berkata demikian, maka kami harus melakukannya."

Para dokter kita pun berkata demikian. Dokter sekalian, setelah kalian bergabung dengan Tzu Chi, saya selalu menyebut kalian "Bodhisatwa". Sebagai Bodhisatwa dunia, yakni makhluk berkesadaran, kalian menjangkau orang yang menderita dan tidak dapat keluar untuk meminta bantuan. Bodhisatwa sekalian, kalian memiliki keterampilan medis. Saat ada pasien yang membutuhkan, kalian selalu menjangkau mereka. Kalian muncul bagaikan Buddha dan Bodhisatwa untuk menyelamatkan nyawa orang-orang.


Saat orang yang menderita meminta bantuan, mungkin tidak ada yang mendengar mereka, tetapi kalian, para dokter, selalu menjangkau mereka. Jadi, kalian merupakan Bodhisatwa dunia yang terjun ke tengah masyarakat untuk melenyapkan penderitaan. Saya juga sangat bersyukur pada kalian. Saya mewakili orang-orang yang telah dibantu oleh kalian untuk bersyukur kepada kalian. Rasa syukur saya tidak habis untuk diungkapkan.

TIMA sudah dibentuk sangat lama. Saya mendirikan Tzu Chi pada tahun 1966. Enam tahun kemudian, kita membuka klinik pengobatan gratis. Hingga kini, anggota TIMA terus bersumbangsih. Singkat kata, kemiskinan dan penyakit bagaikan anak kembar. Karena tidak punya biaya untuk berobat, pasien yang tadinya hanya sakit ringan mungkin menjadi sakit parah,bahkan meninggal dunia. Inilah yang kita lihat saat menjalankan misi amal.

Berhubung merasa tidak sampai hati, saya pun bertekad untuk mendirikan rumah sakit. Setelah memikirkannya beberapa hari ini, saya merasa bahwa Tzu Chi telah mendatangkan banyak tenaga medis bagi Hualien. Setelah membangun RS Tzu Chi Hualien, kita mengajak banyak insan berbakat untuk bergabung dengan kita. Di universitas kita, kita menggunakan sistem pendidikan terbaik. Saya berharap setiap orang dapat memahami Tzu Chi.


Harapan terbesar saya ialah kalian dapat berbagi semua semangat Tzu Chi dengan orang-orang. Jika bisa demikian, barulah silsilah Dharma kita dapat diwariskan dengan sempurna. Silsilah Dharma kita adalah silsilah Dharma Jing Si. Saya bukan ingin menggalang dana, melainkan menginspirasi cinta kasih.

Cinta kasih ini harus bertahan selamanya. Karena itulah, dahulu saya berkata, "Saya tidak ingin kalian berdonasi 15 dolar NT per bulan. Saya ingin kalian berdonasi 50 sen per hari." Dengan demikian, mereka akan membangkitkan niat baik setiap hari.

Jika bisa mempertahankan niat baik ini selamanya, mereka juga dapat mempertahankan tekad untuk menapaki jalan yang dibentangkan dengan cinta kasih. Demikianlah saya membentangkan jalan dengan cinta kasih pada 50 tahun lebih yang lalu. Saya tidak ingin mereka berdonasi 15 dolar NT per bulan, melainkan 50 sen per hari. Dengan membentangkan jalan cinta kasih setiap hari, barulah kita dapat menapakinya dan mempertahankan niat baik hingga selamanya.


Jadi, saya berkata demikian 55 tahun lalu. Kini, 55 tahun kemudian, saya tetap berkata demikian. Dengan dana kecil saja, kalian sudah bisa bersumbangsih. Himpunan tetes demi tetes donasi kita merupakan wujud cinta kasih kita. Selain itu, yang lebih penting ialah berbagi tentang Tzu Chi dengan orang yang ditemui dan mengajak mereka untuk bersumbangsih. Bagikan saja apa yang kalian ketahui tentang Tzu Chi.

Praktik celengan bambu terus dijalankan hingga kini. Berkat praktik celengan bambu, Tzu Chi telah bersumbangsih bagi lebih dari seratus negara. Ini berkat himpunan tetes demi tetes cinta kasih. Jadi, ada banyak kisah tentang Tzu Chi yang bisa kita bagikan. Mari kita berbagi tentang kisah-kisah Tzu Chi dengan setiap orang yang ditemui. Ada banyak kisah Tzu Chi yang bisa dibagikan.


Saya berkata bahwa saya berutang budi pada insan Tzu Chi dari kehidupan ke kehidupan. Jadi, saat relawan kita berkata, "Master, kami akan mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan," saya selalu berkata, "Kita saling mengikuti." Kepada murid saya yang usianya lebih tua, saya berkata, "Jika kalian pergi terlebih dahulu, ingatlah untuk membentangkan jalan bagi saya. Saat saya menyusul kalian, kalian dapat membimbing saya ke Jalan Tzu Chi. Lalu, saya dapat kembali memimpin kalian. Jika saya pergi terlebih dahulu, saya akan membentangkan jalan dan menanti kalian untuk kembali bergabung."

Jadi, kita harus menapaki Jalan Tzu Chi dari kehidupan ke kehidupan. Semangat Tzu Chi akan diwariskan dari generasi ke generasi. Kita semua merupakan generasi pertama Tzu Chi. Selama saya masih ada, semua insan Tzu Chi adalah generasi pertama. Sebagai generasi pertama, kita telah membangun fondasi Tzu Chi.

Melangkah maju dengan mantap dan tidak berdiam di tempat
Membentangkan jalan dengan cinta kasih sebagai makhluk berkesadaran
Muncul di berbagai tempat untuk melenyapkan penderitaan
Meneruskan kebijaksanaan Tzu Chi dan silsilah Dharma Jing Si

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 31 Desember 2020 
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 02 Januari 2021
Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -