Ceramah Master Cheng Yen: Meneruskan Silsilah Dharma dan Membentangkan Jalan


“Gelombang panas sebelumnya di Eropa telah menyebabkan hasil panen berkurang banyak. Di saat yang bersamaan, kita mengalami krisis pangan karena pengaruh perang Rusia-Ukraina. Gelombang panas sungguh memberikan dampak buruk bagi pertanian,”
kata Petteri Taalas Sekjen Organisasi Meteorologi Dunia.

Air sungguhlah penting. Tidak ada manusia, tumbuhan, atau hewan yang dapat bertahan hidup tanpa air. Dunia membutuhkan air bersih layaknya sumsum tulang bagi tubuh manusia. Ketika seseorang memiliki penyakit darah, dia membutuhkan sumsum tulang orang lain untuk membantunya menjadi lebih baik. Lebih dari dua puluh tahun yang lalu, Tzu Chi memulai kegiatan donor sumsum tulang. Ini adalah hal tidak mungkin yang menjadi mungkin.

Sejak dahulu hingga sekarang, Tzu Chi selalu membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Saya sering berpikir bahwa masa depan juga akan dipenuhi dengan hal yang mustahil. Siapa yang akan memungkinkan hal-hal tersebut? Saya terkadang prihatin atas dunia ini. Di kehidupan ini, bagaimana agar kebajikan dapat terus ada selamanya? Sesungguhnya, saya sangat khawatir akan hal ini.

Tzu Chi telah berjalan selama lebih dari 50 tahun. Prinsip dan ajaran Tzu Chi bersumber dari semangat ajaran Buddha. "Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk." Melihat dua hal ini, orang-orang tahu bahwa ini adalah organisasi keagamaan. Di dunia ini, apakah agama hanya untuk penampilan, seperti ritual atau upacara? Saya rasa tidak demikian.


Lihatlah pandemi Covid-19 saat ini. Setiap Aula Jing Si bisa menjadi sentra vaksinasi dan tempat untuk berhimpun. Kita bergerak untuk menenangkan hati semua orang dan mengumpulkan barang bantuan untuk menstabilkan kehidupan keluarga kurang mampu.

“Saya sangat berterima kasih. Tzu Chi bagaikan cahaya harapan yang bersinar di dalam kegelapan yang membantu kami untuk bertahan hidup,” kata Nopphon Putra dari Nikhom.

“Meskipun berada dalam kesulitan, saya ingin menyemangati semua orang untuk terus bersyukur atas kehidupan kita. Jangan menyerah pada kesulitan karena hari esok akan lebih baik,” kata Nikhom Sopir taksi.

Banyak orang hidup dalam kesulitan dan relawan Tzu Chi melihat kebutuhan mereka. Relawan menghimpun cinta kasih dan kekuatan untuk mengumpulkan, mengemas, mengirimkan, dan membagikan barang bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan. Relawan Tzu Chi bagaikan guru yang tak perlu diundang dan selalu membantu tanpa diminta. Inilah Bodhisatwa dunia, membantu tanpa perlu diminta. Bodhisatwa telah memahami penderitaan semua makhluk. Sebelum orang lain meminta bantuan, mereka sudah akan menerimanya.

Setelah Tzu Chi berjalan puluhan tahun, saat ini terdapat relawan lokal Tzu Chi di Thailand. Ketika ada sekelompok orang bertekad yang dimulai dari satu atau dua orang dan kemudian berkembang menjadi tiga sampai lima orang, mereka dapat membantu banyak orang. Mereka telah mengadakan baksos kesehatan bagi para pengungsi selama tujuh tahun lebih. Intinya, kita harus bertekad membangkitkan cinta kasih. Setelah memiliki tekad, kita harus menyelami semangatnya.


Selama memiliki tekad dan mendalaminya, kita akan memiliki kekuatan untuk menggalang Bodhisatwa. Setelah mempraktikkan kebajikan, kita akan memperoleh kebahagiaan. Jadi, saya menyediakan sebuah ladang bagi orang-orang untuk bergabung dan menjalin jodoh baik secara luas. Jika tidak, setelah menikmati berkah, bagaimana kehidupan kita selanjutnya? Intinya, kita harus memikirkan dengan baik dunia ini, alam semesta, dan diri kita.

Bagaimana kita menganalisis alam semesta dan diri kita? Di manakah letak nilainya? Baik atau jahat? Lihatlah teknologi saat ini, berapa banyak kerusakan lingkungan yang telah ditimbulkan? Semua hal yang kita miliki dan nikmati sekarang berasal dari perusakan lingkungan. Bagaimana kita mengembalikannya?

Belakangan ini, saya sering mengatakan kepada semuanya untuk selalu bersyukur. Hendaklah kita bersyukur atas segala hal yang kita miliki. Tanpa pena atau selembar kertas, kita tidak bisa menulis. Jadi, semua dimulai dari keberadaan. Saudara sekalian, kita harus bersyukur atas semua yang ada. Kita juga harus bersyukur dengan adanya kekosongan. Tanpa ada ruang kosong, kita tidak akan memiliki ladang pelatihan. Jadi, mari kita pikirkan ini.

Setiap hari, baik itu kekosongan, keberadaan, maupun dunia ini, kita harus merenungkannya setiap saat. Dengan demikian, kita akan menumbuhkan kebijaksanaan. Dalam membina berkah dan kebijaksanaan, jika kita hanya memupuk berkah tanpa kebijaksanaan, suatu hari kita akan menghabiskan berkah kita. Jika kita hanya membina kebijaksanaan tanpa berkah, kita tidak bisa bertahan hidup di dunia.


Lihatlah sebidang tanah yang luas itu. Beberapa orang memperebutkannya dan telah menyebabkan penderitaan bagi banyak orang, rumah-rumah hancur, dan orang-orang tewas. Bukankah ini terjadi karena ulah manusia? Begitulah dunia kita. Jadi, saat ini kita harus berusaha untuk mengubah batin awam yang gemar bertikai menjadi pikiran baik yang selalu mempraktikkan kebajikan dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita mengubah perbuatan buruk menjadi baik dan membuat hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Selama ada titik awal untuk memulai, akan ada jalan untuk kita tapaki.

Hendaklah kita semua memiliki arah yang benar sejak dari titik awal sehingga akan ada jalan di depan kita untuk kita tapaki. Selain itu, kita akan berjalan di jalan yang luas, rata, dan abadi. Inilah cara kita membentuk jalinan jodoh dan berkah dengan semua makhluk hidup. Dengan demikian, kita akan menumbuhkan kebijaksanaan dan kembali pada hakikat kebuddhaan yang murni. Hendaklah kita melakukan semua ini. Baik. Terima kasih.

Kita harus mengucapkan terima kasih setiap saat. Terima kasih untuk waktu dan orang-orang di sekitar kita. Terima kasih. Saya mendoakan kalian semua.

Memberikan bantuan tanpa perlu diminta
Menciptakan kedamaian dan kebahagiaan bagi dunia
Mempraktikkan kebajikan serta membina berkah dan kebijaksanaan
Meneruskan silsilah Dharma dan membentangkan jalan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 Juli 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 31 Juli 2022
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -