Ceramah Master Cheng Yen: Menetapkan Hati pada Jalan Kebenaran

Di tengah merebaknya wabah seperti ini, kalian seharusnya paham bahwa saat ini merupakan masa kekeruhan dunia dan kemunduran Dharma, di mana banyak makhluk  dipenuhi kegelapan batin. Jadi, noda batin makhluk hidup sangat tebal. Noda berarti kotor. Akibat noda batin yang banyak dan tebal, bencana banyak terjadi.

Pada masa kekeruhan kalpa ini, pikiran manusia bergejolak, kehilangan arah, dan tidak tahu arah tujuan. Kita telah melihat banyak bencana yang terjadi menandakan banyak hal yang sudah tidak selaras, yakni ketidakselarasan empat unsur alam, ketidakselarasan pikiran manusia, ketidakselarasan hal, dan masih banyak lagi. Semua ini terjadi akibat kekeruhan.

Noda dan kekeruhan yang tebal telah mengakibatkan ketidakselarasan empat unsur alam di dunia. Ini juga berdampak pada pikiran dan kehidupan manusia. Dharma telah mengalami kemunduran dan kebenaran sudah tidak ada lagi pada hati manusia. Ini disebut kemunduran Dharma atau akhir Dharma. Kemunduran Dharma berarti kebenaran telah pudar. Ini disebut kemunduran Dharma atau akhir Dharma.

Kebenaran yang terdapat pada hati manusia sudah sangat lemah dan sedikit. Mengapa ini bisa terjadi? Karena banyak orang dipenuhi kegelapan batin. Jadi, kebenaran di hati manusia sudah sangat lemah. Manusia mengetahui kebenaran, tetapi tidak mampu melawan kegelapan batin dan noda batin sehingga manusia saling bertikai. Karena itu, bukankah bencana alam dan bencana akibat ulah manusia bermula dari pikiran manusia?

 

Jika kita dapat melatih sila, samadhi, dan kebijaksanaan, sehingga pikiran tidak bergejolak, secara alami arah kita akan benar. Kita harus memiliki arah yang benar dan memantapkan hati pada jalan kebenaran. Semua orang harus menyerap Dharma ke dalam hati. Jika sebagian besar dari kita memiliki hati yang mantap, meski terjadi sedikit pergolakan, ini tidak akan berdampak  pada seluruh masyarakat.

Belakangan ini, kita juga harus bersungguh-sungguh. Yang terpenting ialah kita harus memantapkan hati pada jalan kebenaran. Kita harus memantapkan hati dan tidak membiarkan pikiran kita bergejolak. Kita harus memantapkan hati, menaati prinsip, dan mengembangkan kebijaksanaan. Dengan sila, samadhi, dan kebijaksanaan, kita memantapkan hati. Jika hati kita sudah mantap,  arah kita akan benar. Bukankah tekad Bodhi ialah selalu membawa manfaat demi semua makhluk?

Jika manusia dapat membawa manfaat demi semua makhluk, bagaimana mungkin ada pertikaian? Bukan hanya tidak bertikai, manusia dapat saling mengasihi dan memberi perhatian. Dengan demikian, terciptalah masyarakat yang harmonis serta kehidupan yang tenteram dan bahagia. Semua orang dapat berpuas diri dan saling bersyukur.


Secara alami,  kita tidak akan mengejar kemewahan hidup sehingga tidak banyak pemborosan. Secara alami, kita dapat menghemat energi dan mengurangi emisi karbon. Bukankah asalkan pikiran kita selaras dan berada di arah yang benar, dunia akan tenteram? Kita membutuhkan banyak orang untuk menyebarluaskan Dharma di dunia. Dharma harus disebarluaskan di dunia. Dharma bagaikan air. Jika semua orang  berkesempatan untuk dibasahi air Dharma, maka hati mereka akan tenang, arah mereka juga tidak akan menyimpang jauh.

Saat kebijaksanaan bertumbuh, pikiran manusia tidak akan terpengaruh  oleh opini yang berkembang di masyarakat. Kita harus paham bahwa tubuh, ucapan, dan pikiran dapat menciptakan karma buruk. Jangan melakukan hal-hal jahat. Dengan tubuh ini, mulut kita harus menyebarkan kebajikan dan hati kita harus senantiasa dipenuhi sila, samadhi, dan kebijaksanaan.

Jika kita dapat senantiasa menyebarkan Dharma di dunia dengan saling berbagi, mendedikasikan diri di tengah masyarakat untuk membawa manfaat demi semua makhluk, melakukan kebaikan, menciptakan berkah, dan menjaga hati agar senantiasa tidak menyimpang dari Dharma, berarti kita sudah menyadari kebenaran.


Bagi semua makhluk, Buddha membuka dan menunjukkan jalan. Semua makhluk hendaknya menyadari dan menyelami kebenaran ini. Buddha datang ke dunia dan menggunakan berbagai metode terampil yang sesuai dengan kemampuan makhluk hidup untuk menolong semua makhluk di dunia agar sesama manusia dapat saling membawa manfaat dan saling membantu. Dengan begitu, manusia dapat saling mendukung untuk lepas dari penderitaan serta tidak terpengaruh hal duniawi dan kehilangan arah yang benar.

Kita harus sangat memahami Dharma. Jika kita sudah memahaminya, jangan sekali-kali kembali menciptakan kegelapan batin atau karma buruk. Saat karma buruk semakin banyak, karma kolektif semakin terakumulasi dan semakin kuat, sehingga akan membawa kerusakan yang semakin besar bagi hati dan pikiran. Akibat akumulasi seperti ini, tiga bencana kecil terus terjadi dalam jangka waktu panjang.

Intinya, bencana yang kerap terjadi merupakan akumulasi kegelapan batin dan karma buruk yang diciptakan oleh semua makhluk. Jadi, karma kolektif telah mendatangkan banyak bencana. Kita harus senantiasa bersungguh-sungguh.

Bencana kerap terjadi pada masa kemunduran Dharma
Hati manusia bergejolak dan kehilangan keselarasan
Menyebarluaskan Dharma untuk membersihkan noda batin
Menyelami jalan kebenaran dan membawa manfaat bagi semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 Februari 2020
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 18 Februari 2020
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -