Ceramah Master Cheng Yen: Mengairi Batin Semua Makhluk dan Mempraktikkan Enam Paramita
“Akibat pandemi Covid-19, ekonomi semua orang terkena dampak sehingga menggalang dana bagi Da Ai TV tidaklah mudah. Namun, Master telah mengingatkan kita bahwa selama kita memiliki tekad, tidak ada hal yang sulit. Kakak ini menjual baju anak-anak di pasar dengan harga seratus dolar NT. Dia sering mengendarai truk dan membawa cucunya pergi ke pasar di luar kota dengan harapan dagangannya bisa lebih laris,” kata Zeng Mei-yu relawan Tzu Chi.
“Hasilnya, ketika selesai berdagang pukul 3 atau 4 sore dan menghitung hasil penjualannya, untuk membayar sewa tempat pun tidak cukup. Namun, dia tetap bersumbangsih. Saya berkata, ‘Master berkata bahwa kita harus mengumpulkan kekuatan banyak orang. Anda dapat membantu penggalangan dana di pasar.’ Dia pun menyetujuinya. Dia segera mengendarai sepeda motornya ke pasar,” lanjut Zeng Mei-yu.
“Sore hari, dia telah menggalang 4 donatur. Dia berkata, ‘Beruntung, kita pergi ke pasar. Jika tidak, tidak ada orang yang tahu bahwa kita tengah menggalang dana bagi Da Ai TV.’ Saya berkata, ‘Hendaklah kita bersyukur karena telah membuat mereka memupuk ladang berkah dan kita pun telah menjalin jodoh baik dengan mereka. Mulai saat ini, Anda harus menjadikan pasar sebagai ladang pelatihan. Bagikanlah kisah Tzu Chi kepada semua orang.’ Dia berkata, ‘Ya, saya akan melakukannya. Ini membuat saya merasa penuh pencapaian,” pungkas Zeng Mei-yu.
“Dalam proses melakukan suatu hal, terkadang, kita akan menemui rintangan. Kakak Mei-yu berkata kepada saya bahwa selama kita melakukan hal yang benar, pertahankanlah dan tidak perlu memikirkan banyak hal. Oleh karena itu, saya bertahan dan terus berusaha untuk melakukan penggalangan dana,” kata Lai Shu-ling relawan Tzu Chi.
“Beberapa relawan pelestarian llingkungan yang melihat saya melakukan penggalangan dana akan berkata, ‘Anda begitu bekerja keras. Anda tidak perlu seperti ini.’ Mereka meminta saya untuk mencari donatur yang kaya agar dana lebih cepat terkumpul. Saya berkata, ‘Batu besar juga memerlukan batu-batu kecil untuk menopangnya.’ Saya tidak hanya mengajak orang lain bersumbangsih, tetapi juga melakukannya terlebih dahulu,” lanjut Lai Shu-ling.
“Ada orang yang berkata kepada saya, ‘Mengapa Anda tidak memberikan uang kepada anak Anda? Anda selalu menyumbangkannya ke Tzu Chi.’ Saya berkata kepadanya, ‘Master berkata bahwa jika anak-anak kita dipenuhi berkah, mereka tidak memerlukan harta orang tua mereka. Kekayaan tidak bisa bertahan hingga selamanya.’ Saya juga memberitahunya, ‘Kita harus memupuk pahala dari kebajikan agar pahala itu dapat mengairi batin kita dan menaungi seluruh keturunan kita. Itulah hal yang paling bernilai,” pungkas Lai Shu-ling.
Bodhisatwa sekalian, saya sungguh bersyukur dan merasa sukacita. Hal yang kalian lakukan adalah metode terbaik untuk menyebarkan Dharma. Kata-kata kalian dapat menyadarkan semua orang bahwa tetes demi tetes kebajikan dapat menjadi kekuatan besar.
Saya sungguh berharap bahwa kita tidak hanya mengumpulkan uang, tetapi juga membangkitkan pikiran bajik kita. Saya sungguh berharap semua orang dapat bersumbangsih dengan sukacita dan sukarela. Hal terpenting ialah kita harus membuat semua orang menyadari bahwa mereka telah bersumbangsih dan sungguh-sungguh dapat membantu orang lain.
Kalian semua percaya kepada saya dan yakin bahwa setiap donasi yang diterima oleh Tzu Chi akan digunakan untuk menolong orang yang membutuhkan. Di mana pun terjadi penderitaan, di situlah terdapat kontribusi kalian. Tidak peduli kecil atau besar donasinya, ketika terakumulasi, jumlahnya akan menjadi besar dan dapat membantu banyak orang.
“Semoga dipenuhi berkah. Kalian hebat. Terima kasih. Terima kasih telah menulis begitu banyak doa.”
“Meski tidak dapat membantu mereka, saya dapat mendoakan mereka,” kata salah seorang siswa SD Dongfang, Changhua.
“Kali ini, kami menyumbangkan uang dan menulis kartu ucapan untuk menyemangati para korban bencana,” kata siswa lainnya.
“Semangat, semangat, semangat!” ucap semua siswa SD Dongfang, Changhua.
“Saya hanya ingin melakukan yang terbaik. Saya merasa bahwa setiap orang sangat antusias ketika mendengar hal ini,” kata Bhiksu Zi Cheng.
“Kita telah mengembangkan kekuatan besar untuk menenangkan dengan menghimpun tetes demi tetes cinta kasih dari semua orang untuk membantu daerah bencana. Kontribusi semuanya akan membentuk lautan pahala,” kata Lin Cong-ming Relawan Tzu Chi.
“Saat ini, kami tengah membuat bakpao ubi, bakpao sayur, dan bakpao rebung. Di grup kami, jual beli terus dilakukan,” kata Zhang Rui-zhu Relawan Tzu Chi.
“Dengan kekuatan yang terbatas, kami berusaha mengajak lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini,” kata Cheng Mei-niang Relawan Tzu Chi.
Sungguh, saya senantiasa berterima kasih kepada seluruh Bodhisatwa yang selalu menyebarkan Dharma dan membagikan kisah Tzu Chi kepada semua orang. Semua orang tahu bahwa Tzu Chi adalah organisasi Buddhis dan semuanya tetap menjalin jodoh dengan kita. Meski kita tidak mengadakan kebaktian, tetapi setiap tindakan kalian telah mencerminkan bahwa kalian tengah menyebarkan Dharma.
Tujuan utama Buddha datang ke dunia ialah mengajarkan praktik Bodhisatwa dan cinta kasih berkesadaran. Saya senantiasa mengingatkan semuanya untuk menginventarisasi kehidupan dan menyadari bahwa kita juga adalah Bodhisatwa dan hidup kita sungguh bernilai.
Hendaklah kita menghargai jiwa kebijaksanaan kita dan tidak membiarkannya tercemar oleh lingkungan yang buruk. Kita tahu bahwa dunia ini memiliki Lima Kekeruhan. Di dunia ini kita dapat melihat berbagai penderitaan dan noda batin. Namun, di tengah penderitaan ini, kita memiliki kelompok Bodhisatwa yang dapat bekerja sama untuk membantu orang lain.
Ketika ada yang melaporkan kasus kepada Tzu Chi, kita dapat membawa bantuan dengan segera. Ketika ada rumah yang bocor ketika hujan, kita akan segera memperbaiki atapnya dan bahkan membangun kembali rumahnya. Terkadang, saya melihat relawan yang bersumbangsih di daerah terpencil di pegunungan juga membeli bahan-bahan bangunan untuk membantu membangun kembali rumah warga. Bersumbangsih tanpa pamrih adalah ciri khas insan Tzu Chi. Ini juga merupakan esensi dari ajaran Buddha.
Buddha mendorong semua orang untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, membantu orang yang menderita, serta membawa sukacita dan ketenangan bagi mereka. Inilah yang diajarkan Sutra Makna Tanpa Batas kepada kita semua. Saya ingin mengingatkan kepada semuanya untuk membaca Sutra Makna Tanpa Batas, menyerapnya ke dalam hati, dan mengukirnya di dalam hati. Dengan demikian, ajaran ini akan menyertai kita dari kehidupan ke kehidupan.
Ketika lahir, kita tidak membawa apa pun. Ketika meninggal, apa yang akan kita bawa? Kita akan membawa esensi dari Sutra Makna Tanpa Batas. Sesungguhnya, Sutra Makna Tanpa Batas merupakan esensi dari Sutra Teratai. Ketika mengekstraksi inti sari Sutra Teratai, kita mendapatkan Sutra Makna Tanpa Batas. Lalu, saya mengekstraksi Sutra Makna Tanpa Batas menjadi sebuah lagu. Kalian dapat menyanyikannya, memperagakan isyarat tangan dari liriknya, dan menghafalnya. Saya sungguh kagum.
Saya berharap dalam pelatihan bersama, baik tua maupun muda, semuanya dapat menyukai lagu ini. Terlebih lagi, melodinya sungguh indah. Terkadang, kita dapat mengadakan kegiatan untuk memotivasi semua orang menyanyikannya. Inilah metode untuk menginspirasi orang lain. Buddha mengajarkan metode praktis. Inilah metode praktis. Namun, metode praktis ini adalah esensi Dharma. Namun, jika orang-orang tidak bersungguh hati dan hanya menyanyikannya untuk bersenang-senang, mereka tidak akan memperoleh apa-apa. Lagu ini pun hanyalah sebuah lagu. Kita harus sungguh-sungguh menyerap makna lirik lagu ini ke dalam hati dan pikiran. Saya sungguh bersyukur.
Saya berharap semuanya dapat melakukan segala hal dengan sepenuh hati. Saya juga berharap kita dapat menginspirasi semua orang untuk menciptakan berkah. Permintaan kita tidaklah banyak. Kita hanya berharap orang-orang dapat membangkitkan rasa sukacita. Jika tidak, janganlah kita memaksa mereka. Biarkanlah mereka bersumbangsih dengan sukacita dan memperoleh pahala darinya. Begitulah kita menciptakan berkah dengan membina cinta kasih semua orang. Inilah yang disebut dengan membawa ajaran Buddha ke tengah masyarakat dan membimbing mereka untuk memiliki empati.
Dalam berempati, kita harus menyerap Dharma dan prinsip kebenaran ke dalam hati kita. Dengan membawa Dharma ke tengah masyarakat, berarti kita bersumbangsih. Bersumbangsih juga disebut berdana. Kita mengenal Enam Paramita, yaitu dana, disiplin moral, kesabaran, semangat, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Yang terpenting dalam ajaran Buddha ialah Empat Kebenaran Mulia dan Enam Paramita.
Kalian semua tahu mengenai Empat Kebenaran Mulia, yaitu penderitaan, sebab penderitaan, akhir penderitaan, dan jalan mengakhiri penderitaan. Kita memiliki 6 cara untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Hendaklah kita semua bersungguh hati.
Mengairi ladang batin dengan praktik Bodhisatwa
Melenyapkan penderitaan dan membawa sukacita dengan bersumbangsih tanpa pamrih
Menyerap esensi Sutra Makna Tanpa Batas ke dalam hati
Mempraktikkan Enam Paramita untuk menyelamatkan semua makhluk
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 20 Maret 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan Tanggal 22 Maret 2023