Ceramah Master Cheng Yen: Mengajak Banyak Orang untuk Menapaki Jalan Bodhisatwa
“Mulanya saya datang untuk menemani ibu saya. Setelahnya, saya juga merasa aneh karena menjadi tertarik melakukannya. Saya lalu mengirim LINE kepada Kakak Guo bahwa saya tertarik melakukan daur ulang,” kata kata Chen You-zhong, relawan daur ulang.
“Lemari pendingin sangat besar. Kami berdua pergi memindahkannya. Mereka menjuluki kami kingkong besar dan kingkong kecil. Kami tidak pernah beristirahat meski hari pertama Tahun Baru Imlek. Kami tidak pernah beristirahat. Saya terlalu santai di rumah. Di sini saya tidak merasa bosan. Saya bergaul dengan banyak teman di sini,” Huang Shu-hui, relawan daur ulang.
Lihatlah para Bodhisatwa
daur ulang. Para Bodhisatwa daur ulang sungguh mengagumkan. Meski sudah berusia
lanjut, tetapi mereka sangat bijaksana. Seiring bertambahnya usia,
kebijaksanaan mereka juga semakin berkembang. Para relawan lansia kita juga bisa
membuat peralatan baru.
“Ini adalah engsel pintu. Saat baru mulai mengumpulkan botol plastik, botol-botol itu harus kami injak hingga pipih. Karena itu, saya membuat alat penjepit ini. Ini tidak memerlukan banyak tenaga, cukup dijepit perlahan,” kata Chang Zhong-lin, relawan daur ulang.
Relawan Chang membuat
alat penjepit ini untuk memudahkan memipihkan botol. Inilah kebijaksanaan. Sesungguhnya,
saya baru selesai membabarkan Bab Usia Tathagata dari Sutra Bunga Teratai. Pada
saat membabarkan bab ini, saya terus berpikir bahwa Buddha mengatakan bahwa
usia Buddha adalah tak terbatas. Ya, usia Buddha tidak terbatas. Apakah kini Buddha
Sakyamuni masih ada? (Masih.) Beliau masih ada.
Buddha Sakyamuni ada di
dalam hati kita semua. Beliau ada di dalam hati kita. Setiap orang memiliki
hati Buddha. Kita harus meneladani semangat Buddha dan cinta kasih Buddha. Ini
yang disebut meneladani Buddha. Selama kita masih mendalami ajaran Buddha, Tubuh
Dharma Buddha akan selalu ada di dunia. Selama kita menyerap Dharma ke dalam
hati dan mempraktikkannya dalam keseharian, maka Buddha akan selalu ada bersama
kita.
Ini yang disebut usia
Buddha tidak terbatas. Namun, rentang kehidupan manusia memiliki angka dan
bersifat terbatas. Karena itu, belakangan ini saya terus memberi tahu para
Bodhisatwa lansia untuk membangun sebuah “bank usia”. Kita dapat menyimpan 50
tahun pertama di bank usia dan mengeluarkan sisanya untuk digunakan.
Contohnya, relawan yang
berusia 90 tahun dapat menyimpan 50 tahun. Ini berarti Anda seperti berusia 40
tahun dan masih memiliki stamina yang
kuat. 40 tahun tidak termasuk tua. Di usia paruh baya ini, Anda memiliki banyak
pengalaman di masyarakat. Dengan hati yang tulus dan bijaksana, kita kembali
menyemangati diri untuk melakukan kegiatan Tzu Chi dengan baik.
Semakin berusia lanjut, semakin
banyak usia yang kita simpan sehingga pengalaman kita pun semakin banyak. Kita
menghabiskan waktu untuk mencari pengalaman. Kini kita kembali menggunakan usia
dan pengalaman kita untuk mengemban misi yang tak terhingga.
Bodhisatwa daur ulang
sekalian, saya sudah membuka “bank usia”. Kini saya mengundang kalian untuk
menjadi nasabah. Kalian dapat menyimpan usia di bank ini. Kalian dapat dengan
tenang menggunakan pengalaman kalian selama puluhan tahun dan kesehatan kalian untuk
terus bersumbangsih.
Kita melewati setiap
hari dengan sehat dan tenteram. Dengan stamina yang kuat dan hati penuh cinta
kasih, kita menggunakan sisa hidup kita untuk bersumbangsih dengan penuh ketekunan
dan semangat. Bodhisatwa datang untuk menjangkau semua makhluk yang menderita. Tak
peduli berapa usia kalian setelah disimpan 50 tahun, kalian tetap harus tekun
dan bersemangat karena usia kehidupan manusia bersifat terbatas.
Kita harus memanfaatkan
setiap hari untuk bersumbangsih bagi sesama sekaligus menumbuhkan jiwa
kebijaksanaan kita. Inilah cara untuk memanfaatkan kehidupan kita. Seiring
berlalunya satu hari, usia kehidupan kita juga berkurang satu hari, tetapi jiwa
kebijaksanaan kita harus bertambah. Jika tidak melakukan kegiatan Tzu Chi, maka
satu hari kita akan berlalu sia-sia.
Kalian dapat menghitung
hari dengan memasukkan kacang ke dalam botol. Setiap kali pergi melakukan
kegiatan Tzu Chi, kalian dapat memasukkan sebutir kacang putih ke dalam botol. Jika
hari ini tidak pergi melakukan kegiatan Tzu Chi, maka kalian dapat memasukkan sebutir
kacang hitam ke dalamnya. Kemudian, lihatlah kacang putih ataukah kacang hitam
lebih banyak.
Kacang hitam menandakan
bahwa kita melewati satu hari dengan sia-sia. Kacang putih menandakan bahwa kita
melewati satu hari dengan penuh makna. Kita telah mendedikasikan diri untuk bersumbangsih
bagi orang yang menderita. Ini berarti kita telah menapaki Jalan Bodhisatwa. Sungguh,
tujuan kita adalah menapaki Jalan Bodhisatwa.
Kita berlayar dengan
perahu cinta kasih untuk mengajak orang-orang bergabung dengan Tzu Chi. Perahu
cinta kasih berlayar untuk mengajak orang-orang yang penuh cinta kasih. Tak
peduli kalian melakukan kunjungan kasih atau menginspirasi orang berada untuk bersumbangsih
dengan penuh cinta kasih, ingatlah bahwa bersumbangsih bukan hanya hak orang
berada, melainkan hak semua orang yang memiliki hati penuh cinta kasih.
Di tengah masyarakat,
ada banyak orang yang penuh cinta kasih. Saya juga ingin memberi tahu kalian
bahwa jiwa kebijaksanaan Tzu Chi sama dengan tekad kalian. Keduanya harus terus
berlanjut. Selama saya masih ada, kalian semua adalah murid generasi pertama
saya. Sebagai relawan Tzu Chi generasi pertama, kita bersama-sama membangun Tzu
Chi.
Kalian dan saya
bersama-sama membangun Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma. Saya harap
misi kita dapat terus belanjut. Untuk mewariskan ajaran Jing Si di Keelung, setiap
relawan harus memiliki tekad pelatihan dan membentangkan jalan. Keelung adalah
sebuah tempat yang penuh dengan jalan berbukit. Untuk pergi dari satu tempat ke
tempat lain, kalian harus menempuh jalan berbukit. Dari tempat yang tinggi
melihat ke bawah, terlihat pemandangan yang sangat indah. Para relawan di
Keelung harus sangat bersungguh hati.
Saat baru tiba di sini, saya
melihat langit yang sangat bersih. Semoga langit di sini dapat selamanya jernih
dan bebas dari polusi. Semoga bukan hanya langit di Keelung yang bersih, tetapi
buminya juga terlindungi dengan baik. Kita harus menghargai sumber daya barang.
Kita melakukan daur
ulang demi melindungi bumi agar bumi ini dapat selamanya menopang kehidupan
semua makhluk agar setiap orang dapat hidup aman dan tenteram. Ini harapan
terbesar saya. Saya berharap semoga hati manusia dapat tersucikan, semoga
kehidupan masyarakat dapat harmonis dan semoga dunia dapat aman dan tenteram serta
kondisi cuaca dapat bersahabat.
Kebijaksanaan berkembang seiring bertambahnya usia
Relawan daur ulang mengembangkan alat baru
Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan langkah yang mantap
Mengajak orang untuk membersihkan ladang batin
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Januari 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina