Ceramah Master Cheng Yen: Mengajak Insan Mulia untuk Membangkitkan Ikrar Welas Asih


“Dengan adanya kartu jaminan kesehatan dan bukti korban bencana, semuanya tidak menjadi masalah,”
kata Minami Satomi relawan.

“Kalian semua datang secara khusus dari Taiwan untuk membantu kami. Saya harus mengerahkan kekuatan saya untuk turut membantu sesama,” kata Katsuyoshi Shuda relawan.

“Hari ini, saya membagikan brosur kepada semua orang dan memperkenalkan Tzu Chi. Para penerima dana bantuan Tzu Chi yang telah mendengar penjelasan kami, merasa sangat tersentuh. Saya sendiri pun merasa tersentuh,” kata Mayumi Tada relawan.

“Ketika mendengar Mayumi membahas tentang Tzu Chi, saya juga ingin berusaha semampu saya untuk bergabung dan bersumbangsih bersama Tzu Chi,” kata Miwako Kitamura relawan.

Setiap kali melihat insan Tzu Chi di seluruh dunia, penghiburan yang mereka berikan selalu sama. Inilah cinta kasih Bodhisatwa. Hendaknya hati kita sama seperti hati Buddha. Ketika melihat makhluk yang menderita, hati dan pikiran kita sama seperti hati Buddha pada lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Jadi, saat ini, ketika melihat ada makhluk yang menderita, hendaknya kita bersama-sama mengulurkan tangan bagi mereka dengan cinta kasih.

“Dana bantuan yang kalian berikan sangatlah banyak. Tidak ada yang bisa saya lakukan untuk membalas kebaikan kalian. Karena itu, saya akan memainkan sebuah lagu kesukaan saya dengan harmonika untuk kalian,” kata Kamisatsu Tsuguru warga.

“Saya meneteskan air mata karena terlalu bahagia. Awalnya, kita tidak saling mengenal, tetapi kalian tetap menyemangati saya. Saya merasa sangat senang,” kata Tokiko Morikawa warga.

“Menerima begitu banyak uang dari kalian, saya sangat berterima kasih. Jumlah yang saya sumbangkan sangatlah sedikit,” kata Heibei Nakatani warga.

“Dia merasa tersentuh sehingga dia merasa perlu untuk menyumbangkannya Kembali,” kata relawan Tzu Chi.

“Terima kasih. (Terima kasih)”


Saya ingin memberi tahu semuanya bahwa dengan adanya kekuatan cinta kasih, akan terbentuk energi berkah. Ketika semua orang berkumpul untuk menciptakan berkah bagi masyarakat, akan tercipta energi yang disebut energi kebaikan. Berhubung kita telah mencurahkan perhatian atas bencana di Jepang, janganlah kita berhenti. Terlebih lagi, kita dapat menggalang Bodhisatwa. Saat ini, kita juga dapat menyemangati teman-teman dan kerabat kita untuk bergabung menjadi relawan.

Semua agama pasti menyebarkan ajaran. Di Tzu Chi, kita tidak hanya menyebarkan ajaran, tetapi juga ingin mewujudkan kedamaian dunia. Orang baik akan melakukan banyak hal baik hingga menciptakan energi berkah yang besar yang dapat melenyapkan bencana. Jadi, saat hidup tenteram, kita bersumbangsih bukan untuk memohon berkah. Dengan bersumbangsih, kita secara alami akan dipenuhi berkah. Bersumbangsih bukanlah paksaan dan bukan untuk memohon berkah. Itu sudah seharusnya dilakukan.

Hidup di dunia ini, kita memang harus bersumbangsih. Lihatlah, ketika hidup di dunia, kita mengandalkan alam dalam segala hal. Bumi kita berpijak, atap di atas kepala kita, kursi yang kita duduki, meja yang kita pegang, pulpen, kertas, bahkan telekonferensi yang kita lakukan, semuanya berkaitan dengan alam. Ini juga berkat akumulasi pengetahuan dan kebijaksanaan orang-orang serta dana, tenaga, materi, dan yang terpenting, kekuatan tekad semua orang.

Ketika melihat penderitaan di dunia, hendaknya kita membangkitkan tekad untuk menciptakan berkah. Inilah yang seharusnya kita lakukan sehari-hari untuk mengakumulasi berkah, bukan untuk mengikis karma buruk. Mengikis karma buruk masa lalu sangatlah sulit. Jadi, hendaknya kita mengakumulasi berkah.


Bodhisatwa sekalian, kalian telah bekerja keras demi membantu korban bencana di Jepang kali ini. Saya berharap semuanya dapat menggenggam jalinan jodoh untuk bersumbangsih. Seperti saya, saya pun terus menggenggam jalinan jodoh untuk bersumbangsih. Saat ini, ketika mendengar saya berbicara, kalian tahu bahwa saya harus menguras energi untuk berbicara. Oleh karena itu, kita harus menggenggam waktu dengan baik.

Hanya manusialah yang dapat memiliki jalinan jodoh untuk menciptakan berkah. Ketika kehidupan ini berakhir, kita tidak tahu ke mana kita akan pergi. Ajaran Buddha mengatakan bahwa ada enam alam dalam siklus kelahiran kembali. Berkah terbesar adalah terlahir di alam manusia. Hanya di alam manusialah, kita memiliki kesempatan untuk berkembang, menciptakan berkah, dan melatih diri.

Alam manusia mengarah pada alam surga. Namun, insan Tzu Chi mempelajari Dharma dan tidak berharap terlahir di alam surga, melainkan berharap bisa menjadi Bodhisatwa. Hendaknya kita melatih diri untuk menjadi Bodhisatwa sehingga kita dapat dengan bebas datang dan pergi ke dunia. Kita harus melampaui dunia ini dan menjadi Bodhisatwa. Akan tetapi, jika tidak datang ke dunia ini, kita tidak dapat menapaki Jalan Bodhisatwa dan menjadi Bodhisatwa.

Hanya di dunia inilah, kita memiliki jalinan jodoh untuk bertemu dengan orang-orang yang menderita dan membangkitkan cinta kasih kita. Inilah saatnya bagi kita untuk membangkitkan cinta kasih. Di manakah hati Bodhisatwa berada? Di dunia ini.

Sebagai manusia, kita harus memiliki hati yang tidak sanggup melihat orang menderita. Inilah hati yang penuh rasa simpati. Dengan adanya rasa simpati dan rasa tidak sampai hati, kita akan bersedia untuk mengerahkan kekuatan. Jika kita dapat mengimbau lebih banyak orang untuk turut mengerahkan kekuatan, kita dapat menyelamatkan lebih banyak orang.


“Misi utamanya adalah mengubah Semenanjung Noto menjadi tempat yang penuh dengan cinta kasih berkat dirinya,”
kata Stephen Huang Pembimbing dan pengawas relawan Tzu Chi sedunia.

“Dia berkata bahwa dia bersedia melakukannya,” kata relawan Tzu Chi.

“Baik.”

Dengan jalinan jodoh antarmanusia, barulah kita dapat melakukannya. Hendaknya kita menggenggam jalinan jodoh dengan baik. Inilah cinta kasih Bodhisatwa yang harus diperpanjang dan diperluas. Insan Tzu Chi di Jepang telah memperpanjang jalinan kasih sayang. Hendaknya jalinan kasih sayang ini dapat bertahan lama hingga orang-orang di sana menjadi donatur kalian.

Kemudian, generasi demi generasi setelah mereka pun dapat terus menciptakan berkah di Jepang. Ini akan membawa keharmonisan bagi masyarakat dan kedamaian bagi dunia. Selama memiliki cinta kasih, kita dapat memperluas dan memperpanjang Jalan Bodhisatwa Tzu Chi di dunia.

Saya sangat berterima kasih kepada para Bodhisatwa yang ada di Jepang. Dalam bencana kali ini, hendaknya kalian bersumbangsih dengan baik dan tepat waktu. Kalian juga harus memperluas cinta kasih tak terbatas dan kasih sayang tak berujung. Ini adalah cinta kasih yang tak berujung dan tanpa pamrih. Mari kita bersungguh-sungguh menghargainya. 

Turut merasakan penderitaan orang lain dan menghibur mereka
Menggenggam jalinan jodoh dan giat memupuk berkah
Mengajak insan mulia untuk membangkitkan ikrar welas asih
Membawa manfaat bagi dunia dengan cinta kasih dan jalinan kasih sayang

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 Juni 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 13 Juni 2024
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -