Ceramah Master Cheng Yen: Mengamati dan Mempraktikkan Sutra Makna Tanpa Batas
“Saat memasuki pintu Kantor Tzu Chi, saya melihat semua relawan tengah berdoa. Bagi kami yang baru kehilangan segalanya akibat kebakaran, doa mereka adalah hadiah yang paling berharga,” kata Sarah Corey, korban bencana.
“Ini sungguh merupakan pengalaman yang menakjubkan. Saya merangkul orang-orang yang bahkan tidak saya kenal. Rasanya sungguh menyenangkan. Mereka sangat ramah dan terorganisasi dengan baik,” kata Barbara Siegel, korban bencana.
“Melihat jumlah orang di pusat pemulihan bencana dan keputusasaan di wajah mereka, kita berharap dapat berbuat lebih banyak bagi mereka meski hanya berupa sebuah rangkulan. Kita tahu bahwa kita ingin melakukannya,” kata Teresa Huang, relawan Tzu Chi.
“Dia berasal dari New York dan mereka berasal dari Kanada. Saya berasal dari Boston dan dia berasal dari Michigan. Kami berasal dari daerah yang berbeda-beda. Kami berhimpun di sini karena ingin memberikan doa pada orang-orang di sini,” kata Jeff Lin, relawan Tzu Chi.
“Saya bertanya, ‘Apa yang kalian lakukan?’ Mereka berkata, ‘Kami tengah membantu orang-orang.’ Lalu, saya berkata, ‘Saya bukan umat Buddha dan tidak berencana untuk menjadi umat Buddha. Apakah kalian bisa membantu saya?’ Mereka berkata, ‘Bisa, datang dan temuilah kami. Siapa pun boleh datang menemui kami’,” kata Bala Chandran, korban bencana.
“Mereka memberi kami bantuan finansial, makanan, dan sehelai selimut. Semua itu merupakan bantuan besar bagi kami. Kami sangat bersyukur,” kata Mae Chandran, korban bencana.

Sungguh, banyak bencana yang terjadi di seluruh dunia. Insan Tzu Chi selalu bersumbangsih bagi dunia. Asalkan memiliki jalinan jodoh dengan suatu tempat, kita dapat menyalurkan bantuan ke sana. Akan tetapi, tempat yang memiliki jalinan jodoh dengan kita sangat terbatas. Meski kita tahu tentang banyak hal, tanpa insan Tzu Chi di negara dan wilayah tersebut, tetap tidak ada yang bisa kita lakukan. Kita tidak akan bisa mengulurkan tangan ataupun menginjakkan kaki di sana. Dengan adanya insan Tzu Chi di negara itu, barulah kita bisa menjalankan Tzu Chi di sana.
Membentangkan Jalan Bodhisatwa tidaklah mudah. Dahulu, mengapa Buddha meninggalkan keduniawian? Karena begitu keluar dari istana, Beliau melihat kemiskinan, penderitaan, usia tua, penyakit, dan kematian. Di sudut kegelapan, tepi jalan, ataupun tepi sungai, Beliau melihat penderitaan akibat usia tua, penyakit, kemiskinan, dan sebagainya. Karena itu, muncul pertanyaan dalam benak-Nya.
Mengapa kesenjangan antara yang kaya dan miskin begitu lebar? Mengapa? Karena itulah, kita harus terus belajar. Mengapa semua itu terjadi? Mengapa kondisi kehidupan orang-orang seperti itu? Saya juga sering melakukan pengamatan dan berpikir, "Mengapa?" Dengan adanya pertanyaan "mengapa", barulah kita akan mencari tahu hingga menemukan jawaban dari pertanyaan kita. Jadi, saya sangat berharap kalian dapat terus mencari tahu. Kalian harus membaca Sutra ini. Saat Sutra ini dikeluarkan tadi, saya sangat bersyukur.
Setiap huruf ditulis secara langsung oleh saya. Sebelum buku ini dicetak, saya menyalin Sutra dengan mengukir kata-kata di atas pelat baja. Kemudian, saya juga menggunakan mopit untuk menyalin Sutra tanpa melewatkan satu kata pun. Orang-orang sering menyebut pahala menyalin Sutra. Sesungguhnya, pahala ini bukan berasal dari menyalin. Saya mengukir setiap kata di dalam hati dan mempraktikkannya dengan langkah yang mantap.

Saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk menciptakan berkah bagi dunia. Lalu, dengan kebijaksanaan, saya merenungkan hal-hal yang terjadi di dunia. Apakah yang harus kita lakukan di dunia ini? Menciptakan berkah bagi orang banyak. Jadi, membaca Sutra bukan sekadar membaca saja. Kita harus mempraktikkannya dengan langkah yang mantap. Untuk itu, dibutuhkan metode terampil. Jika hanya menyuruh orang-orang melantunkan Sutra berulang kali, mereka akan merasa bosan. Karena itu, kita menggubah musik dan memadukannya dengan lirik Sutra. Meski demikian, tetap ada yang tidak bisa fokus. Karena itu, kita memulai pementasan adaptasi Sutra.
Saya bersyukur kepada Ci Yue yang sangat aktif dan energik. Dialah yang membentuk tim pementasan adaptasi Sutra. Dengan beberapa orang di atas panggung, mereka dapat mempersembahkan sebuah sandiwara. Saat naik ke atas panggung, tanpa berbicara, mereka dapat menggunakan gerakan mereka untuk menyampaikan apa yang ingin mereka sampaikan. Saat dia mempersiapkan Pementasan Adaptasi Musikal Himne Inti Sari Dharma Sutra Makna Tanpa Batas, saya mulai menganggukkan kepala dan memujinya.
Dahulu, saya merasa bahwa murid-murid saya hanya mempersembahkan sandiwara anak-anak. Hingga Pementasan Adaptasi Musikal Himne Inti Sari Dharma Sutra Makna Tanpa Batas dipersembahkan di atas panggung, saya pun mulai menganggukkan kepala. Lewat pelantunan Sutra, kita menginspirasi orang-orang. Ini disebut metode terampil. Kita juga ingin mengajak kaum muda untuk mendengar Sutra dan menaati aturan.
Ci Yue selalu memiliki cara untuk mengajak kaum muda tampil di atas panggung dan mereka selalu mematuhi kata-katanya. Dari orang dewasa hingga anak kecil, semua diarahkannya untuk bergerak dengan kompak. Dengan sukarela dan sukacita, mereka bergerak sesuai arahan Ci Yue. Semua orang melakukannya dengan sukarela. Sandiwara yang merupakan metode terampil ini berubah menjadi Dharma sejati. Jadi, mewariskan Dharma sungguh tidak mudah.

Setiap orang memiliki keahlian masing-masing. Kita bisa duduk untuk mengobrol dengan orang-orang, bertutur kata baik, berbagi tentang Tzu Chi, dan menulis kisah demi kisah. Sejarah terukir seiring berjalannya waktu. Sejarah terdiri atas kisah demi kisah. Kisah tentang orang-orang baik ini adalah kisah nyata. Bagaimana orang-orang baik ini membimbing orang lain, semuanya adalah kisah nyata. Mereka membimbing orang dengan sukacita. Kita melihat para Bodhisatwa menyempurnakan kebajikan. Semua kisah nyata ini perlu dicatat. Hal yang saya syukuri sangatlah banyak.
Bapak Xiong bertanggung jawab atas urusan Tzu Chi internasional. Dia memimpin sekelompok staf muda yang masing-masing bertanggung jawab atas negara yang berbeda-beda. Adakalanya, saat melihat terjadi sesuatu di suatu negara, saya akan bertanya siapa yang bertanggung jawab atas negara itu dan meminta mereka untuk mencari lebih banyak informasi. Saya sering kali hanya memberikan sedikit arahan, merekalah yang mencari tahu secara mendalam. Inilah cinta kasih. Dibutuhkan banyak orang untuk berjalan bersama saya menuju arah yang sama.
Saat ini, saya sangat tenang terhadap Tzu Chi. Empat Misi Tzu Chi telah dikembangkan secara menyeluruh, termasuk misi bantuan internasional dan misi pendidikan. Semua misi kita selalu bersatu hati. Karena itulah, saya sangat tenang. Di masa mendatang, semangat dan struktur Tzu Chi akan sangat kokoh dan aman. Saya juga yakin bahwa kita dapat mewariskannya dari generasi ke generasi. Asalkan semua orang benar-benar bersatu hati dan harmonis, kita pasti bisa melakukannya.
Menapaki Jalan Bodhisatwa untuk menjangkau semua makhluk yang menderita
Menelusuri akar dan menjalankan ajaran
Sutra Makna Tanpa Batas mengandung kebenaran sejati yang menakjubkan
Bersatu hati untuk memperkokoh dan mewariskan semangat dan struktur Tzu Chi
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 23 Februari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 25 Februari 2025