Ceramah Master Cheng Yen: Mengantarkan Kehangatan di Musim Dingin

Setiap hari saya memperhatikan hal-hal yang terjadi di dunia. Melihat semua itu, saya sungguh khawatir. Bencana yang melanda dunia ini masih sangat banyak. Namun, di mana ada cinta kasih, maka di situ bagai ada mentari di tengah musim dingin.

Belakangan ini, cuaca di Taiwan sangat dingin. Namun, kita dapat melihat kehangatan warga Taiwan. Lihatlah para tunawisma yang meringkuk di tepi jalan. Dengan penuh kehangatan, relawan Tzu Chi mengantarkan makanan hangat dan pakaian hangat untuk mereka. Inilah kehangatan di masyarakat.

Kita juga melihat Serbia yang berada jauh dari Taiwan. Sekelompok relawan dari Bosnia pergi bersama relawan Tzu Chi ke Serbia.

“Sesungguhnya, tujuan kunjungan kita kali ini adalah karena badan pengungsi meminta kita untuk menyiapkan sarapan. Namun, dua hari ini berhubung dapur umum pengungsi tengah direnovasi, maka badan pengungsi kembali meminta relawan Tzu Chi untuk menyiapkan makan siang. Relawan kita pun menyetujuinya. Untungnya, nasi Jing Si kita sangat praktis,” kata seorang relawan.

Ceramah Master Cheng Yen

Kita juga harus berterima kasih kepada sekelompok relawan muda dari Bosnia. Setelah berkontribusi bersama relawan Tzu Chi, mereka sangat berkesan. Selain itu, cinta kasih mereka yang tulus juga telah terbangkitkan. Mereka sangat bersedia untuk berpartisipasi.

Untuk memasak sepanci besar nasi Jing Si, dibutuhkan tenaga untuk sambil mengaduknya. Untungnya, ada sekelompok relawan muda dan bertenaga ini yang turut membantu. Relawan kita juga menyediakan makan siang yang sesuai dengan cita rasa pengungsi. Nasi yang hangat ini ada aroma kampung halaman.

Para pengungsi menggemari rasa kari dan rasa tomat. Makanan-makanan yang kita siapkan sesuai dengan cita rasa mereka. Para pengungsi sangat bersyukur dan gembira. Relawan Tzu Chi juga memberi tahu para pengungsi untuk menghargai mangkuk dan sendok. Mereka menjelaskan kepada para pengungsi bahwa Mangkuk dan sendok ini juga berasal dari Taiwan.

doc tzu chi

Mereka juga menceritakan asal usul nasi Jing Si. Mereka menjelaskannya secara mendetail. Selain itu, mereka juga mengenalkan semangat celengan bambu Tzu Chi dari Taiwan. Relawan Tzu Chi terus menceritakan berbagai kisah yang menyentuh kepada pengungsi.

Relawan dari Bosnoia yang mendengarnya. Semakin memahami semangat dan nilai Tzu Chi, karena itu, mereka semakin tersentuh dan tertarik untuk berkontribusi bersama relawan Tzu Chi. Mereka bersumbangsih dengan hati yang paling tulus. Mereka bersumbangsih dengan hati yang paling tulus. Mereka juga berharap dapat datang ke Taiwan.

Sebelum datang ke Taiwan, mereka terlebih dahulu mempelajari tata krama Tzu Chi. Mereka memanfaatkan waktu luang untuk belajar. Relawan Chang memberi tahu mereka bahwa hal pertama yang harus dipelajari adalah etika dalam makan. Para relawan Bosnia berkata bahwa apa pun mudah untuk dipelajari, kecuali tata cara makan. Mereka kesulitan untuk memegang sumpit. Namun, mereka tidak takut pada kesulitan. Asalkan memiliki niat, maka tidak ada hal yang sulit untuk dilakukan.

Mereka juga belajar cara bersujud. Relawan Chang mengajari mereka dengan sabar dan bersungguh hati. Mereka melakukan sujud sesuai dengan tata caranya. Mereka berharap dapat datang ke Taiwan untuk bertemu dengan saya. Karena itu, mereka bersedia untuk belajar.

Ceramah Master Cheng Yen

Kita juga melihat di Filipina. Permukiman kumuh seperti itu sangat rentan terhadap kebakaran. Setiap kali terjadi kebakaran, rumah yang terbakar mencapai ratusan unit. Kali ini, hampir 3.000 unit rumah terbakar. Relawan Tzu Chi segera bergerak untuk mencurahkan perhatian.

Kali ini dapur berjalan Tzu Chi mengembangkan potensi yang sangat besar. Dapur berjalan ini dikembangkan oleh saya dan anggota Tzu Cheng. Kami menghabiskan waktu hampir 10 tahun untuk mencobanya dan terus melakukan perbaikan. Kini, dapur berjalan itu dilengkapi fasilitas yang lengkap.

Di malam hari, lampu tenaga surya yang ada di dalam dapur dapat menyala. Di tempat yang tidak memiliki air minum, kita dapat mengambil air dari tangki. Dapur berjalan itu juga dilengkapi dengan panci kukus, wajan, dan tempat memasak.  Dengan demikian, kita dapat terus menyiapkan makanan. Dalam waktu satu hari, kita dapat menyiapkan makanan untuk dibagikan kepada banyak orang.

Kali ini dapur berjalan Tzu Chi telah mengembangkan potensinya. Dalam sekali makan, relawan Tzu Chi menyediakan makanan bagi 1.000 orang lebih. Mereka menyiapkan makanan sepanjang hari. Ini semua sungguh menyentuh hati. Di tengah penderitaan, relawan kita mengembangkan kekuatan cinta kasih untuk segera memberikan penghiburan dan bantuan.

Kita juga melihat pemandangan yang sangat menghangatkan hati. Relawan berkulit hitam di Afrika mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek dengan cara yang menggemaskan. Tahu berpuas diri, bersyukur, berlapang dada, saling mengasihi, dan bergotong royong. Mereka berlatih pengucapan bahasa Mandarin dengan susah payah.

Melatih ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati. Kami mendoakan insan Tzu Chi di seluruh dunia semoga hidup damai dan dipenuhi berkah. Selamat Tahun Baru Imlek. Pengucapan mereka pada akhirnya menjadi lebih baik.

Kalian dengarlah dengan sungguh-sungguh. Kami mendoakan insan Tzu Chi di seluruh dunia semoga hidup damai dan dipenuhi berkah. Selamat Tahun Baru Imlek. Meski berada jauh di sana, tetapi hati mereka ada di Taiwan. Mereka mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek kepada relawan Tzu Chi di seluruh dunia. Ini sungguh menyentuh hati.

Resolusi satu tahun berawal pada musim semi. Meski Tahun Baru Imlek sudah berlalu, tetapi musim semi di dalam hati kita harus bertahan selamanya. Setiap hari kita harus diliputi kesegaran di musim semi. Semoga semua orang dapat senantiasa mempertahankannya. Kehidupan ini penuh dengan penderitaan. Kita harus lebih banyak membina hati penuh cinta kasih agar dunia yang penuh Lima Kekeruhan ini dapat berubah menjadi dunia yang damai dan indah.

Mengantarkan kehangatan di tengah musim dingin
Relawan Tzu Chi  Bosnia mempelajari budaya humanis Tzu Chi
Menyediakan makanan bagi korban kebakaran dengan dapur berjalan Tzu Chi
Senantiasa mempertahankan kesegaran musim semi di dalam hati

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Februari 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 13 Februari 2017

Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -