Ceramah Master Cheng Yen: Mengantisipasi Topan dan Membangkitkan Niat Baik
Cuaca sungguh sangat panas. Akibat alam mengalami pencemaran dan
kerusakan, tercipta siklus yang buruksehingga kondisi iklim tidak selaras. Saya
sangat khawatir melihatnya. Beberapa hari ini, saya terus mengulas tentang bencana
akibat ketidakselarasan unsur alam.
Ketidakselarasan unsur air, angin, tanah, dan api telah membuat
Bumi terluka. Kita sebagai umat manusia hendaknya meningkatkan kewaspadaan dan
bermawas diri. Kita juga harus waspada terhadap Topan Nesat yang kekuatannya
terus meningkat. Kita harus memperhatikan perkembangannya serta melakukan
antisipasi dengan mawas diri dan tulus. Saya berharap insan Tzu Chi di seluruh
Taiwan dapat melakukan antisipasi.
Para anggota Tzu Cheng dan komite juga harus memperhatikan penerima
bantuan dan keluarga kurang mampu. Dengan kekuatan cinta kasih, kita baru bisa
membawa berkah bagi dunia. Meski kondisi iklim tidak selaras, tetapi kita harus
berusaha mengatasinya. Seperti yang saya ulas dalam ceramah pagi saya, Dunia
Saha ini penuh dengan penderitaan.
Di dunia yang penuh penderitaan ini, dibutuhkan orang yang
memiliki hati Bodhisatwa. Bodhisatwa adalah makhluk berkesadaran yang memahami
kebenaran dan bersedia mengatasi berbagai kesulitan untuk bersumbangsih bagi
orang banyak. Mereka memiliki cinta kasih berkesadaran dan terbebas dari
delusi.
Melihat orang-orang yang memiliki cinta kasih berkesadaran bersedia
bersumbangsih bagi sesama, saya sungguh sangat tersentuh. Saat berkunjung ke
Kaohsiung kali ini, saya dipenuhi sukacita dan mendengar banyak kisah. Setiap
orang memberi persembahan dengan kesatuan hati dan cinta kasih,bukan dengan
materi. Ini membuat saya merasa tenang dan dipenuhi sukacita.
Dalam acara doa dan konser amal tahun ini, Bapak Zeng bisa melihat
penderitaan di berbagai negara. Dia juga melihat bahwa ada banyak relawan Tzu
Chi di berbagai negara yang bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan. Karena
itu, dia berharap bisa menemui saya di Hualien. Namun, saat bertemu dengan saya,
tidak banyak kata-kata yang dia ucapkan karena dia terus menangis.
“Kali ini
adalah kesempatan yang baik karena Master berkunjung ke Kaohsiung. Bapak Zeng
meminta bantuan saya agar dia bisa berbicara sebentar dengan Master. Entah kali
ini dia sudah siap atau belum,” kata Zeng
Sheng-xiong.
“Saya
merasa sangat heran. Selama berbisnis, saya sangat pandai berbicara. Namun,
saat bertemu dengan Master, air mata saya mengalir begitu saja, padahal saya
tidak bermaksud menangis. Sungguh, ini semua sudah ditakdirkan. Kata orang, menciptakan
pahala lebih baik daripada menghasilkan uang. Jadi, kita semua bisa bergabung
di Tzu Chi, ini merupakan suatu berkah. Sering kali, demi menghasilkan uang, kita
tidak memikirkan banyak hal. Namun, Master terus membimbing kita. Sebelumnya,
saya selalu sangat sibuk, tetapi kini, saya selalu mengikuti ceramah Master,” tambahnya.
Kali ini dia juga agak emosional, tetapi tidak menangis seperti
sebelumnya. Sebelum dia datang menemui saya, pengumpul anggota komisaris
kehormatan terus berpesan agar Bapak Zeng dan seorang pengusaha lain tidak
diatur dalam satu sesi yang sama. Mengapa? Karena mereka merupakan saingan
bisnis. Namun, hari itu saya sangat terkejut karena mereka berdua hadir di
waktu yang sama. Sesungguhnya, hubungan mereka tidak seburuk itu. Saat satu
orang berbicara, yang lainnya juga mendengarkan dengan penuh perhatian.
Meski mereka semua merupakan pengusaha yang berkemampuan untuk
memimpin perusahaan, tetapi setelah bergabung dengan Tzu Chi, mereka bisa
melepas ego dan memperbaiki temperamen mereka. Tabiat buruk mereka diperbaiki
setelah bergabung dengan Tzu Chi. Contohnya Bapak Guo. Sebelumnya, dia gemar
mengonsumsi minuman keras dan merokok. Temperamennya juga sangat buruk. Namun,
setelah bergabung dengan Tzu Chi, dia memperbaiki temperamennya.
“Setelah
bergabung dengan Tzu Chi, saya sepenuhnya berhenti merokok dan minum minuman
keras. Ini berkat Aula Jing Si. Di Aula Jing Si, saya belajar membebaskan diri
dari rokok dan minuman keras,” kata Guo Bai-fu.
Selain berhenti merokok dan mengonsumsi minuman keras, dia juga
melepas ego. Setiap minggu, dia pergi ke Danau Chengcing untuk melakukan
olahraga pagi. Setiap kali pergi ke sana, dia mengajak orang-orang yang
melakukan olahraga pagi untuk berdoa bersama serta menasihati mereka untuk
melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi semua makhluk.
“Yang mulai mengikuti pelatihan tahun ini, tolong angkat tangan. Lambaikan
tangan kalian pada semua orang. Melihat mereka mengikuti pelatihan dan dilantik
satu per satu, saya tentu merasa senang karena bisa menginspirasi lebih banyak
murid bagi Master. Selama beberapa tahun bergabung dengan Tzu Chi, saya sangat
terharu. Sangat beruntung bisa menjadi murid Master. Saya memberi tahu para
relawan yang saya bombing bahwa dalam hidup kita, kita membutuhkan seorang
mentor bahwa dalam hidup kita, kita membutuhkan seorang mentor untuk membimbing
kita ke jalan yang benar,” kata Guo Bai-fu,
Relawan Tzu Chi.
“Terkadang, kita merasa bahwa diri sendiri sangat pintar, tetapi
sesungguhnya, kita tidak bijaksana. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, ada
Master yang membimbing kita ke jalan yang benar sehingga kita menyadari bahwa kita
juga bertanggung jawab atas dunia ini. Kami akan mengerahkan segenap hati dan
tenaga untuk merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia,” imbuhnya.
Lewat kegiatan olahraga pagi, mereka bisa menghirup udara segar, mengetahui
hal yang terjadi di seluruh dunia, membangkitkan niat baik, dan melenyapkan
tabiat buruk. Dalam dua hingga tiga tahun ini, ada banyak orang yang
terinspirasi dan mengikuti pelatihan relawan. Mereka juga mengikuti kegiatan
bedah buku, kegiatan amal, dan kelas bimbingan di komunitas.
Anggota komisaris kehormatan berkumpul bersama bukan untuk
bersenang-senang, bukan untuk bersenang-senang, melainkan untuk memberikan
bantuan, seperti membersihkan rumah. Meski merupakan pengusaha, tetapi mereka
selalu berinisiatif melakukan pekerjaan berat di Tzu Chi. Mereka juga
berpartisipasi untuk membersihkan rumah penerima bantuan.
Dalam kunjungan ke Kaohsiung kali ini, saya mendengar banyak kisah
yang mengagumkan. Saya berharap masyarakat dapat saling mengasihi, membantu,
memperhatikan, dan menginspirasi ke arah yang baik. Kita harus mengerahkan
kekuatan untuk bersumbangsih bagi dunia.
Waspada terhadap cuaca yang
semakin panas
Mengantisipasi topan dan
memperhatikan penerima bantuan
Merasakan sukacita dan melenyapkan
tabiat buruk setelah mendalami Dharma
Menginspirasi
sesama untuk membangkitkan niat baik
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Juli 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina