Ceramah Master Cheng Yen: Mengantisipasi Topan dan Mencurahkan Perhatian Jangka Panjang

 “Hi, Mr. Chen. Hai, apa kabar?/ Hai, Bapak Chen. Topan Nesat akan segera datang,” sapa Dai Shu-yuan, Relawan Tzu Chi.

“Saya tahu.”

“Kami datang untuk mengingatkan Anda melakukan antisipasi topan. Anda harus memperhatikan lingkungan di sekitar tempat tinggal. Jika bertiup angin kencang dan turun hujan deras, jangan keluar,” kata Dai Shu-yuan, Relawan Tzu Chi.

“Saya tidak akan keluar,” jawab Bapak Chen.

“Kami menyarankan orang yang berketerbatasan gerak untuk mengungsi ke rumah kerabat untuk mengungsi ke rumah kerabat atau tempat yang lebih aman untuk berjaga-jaga,” ujar Dai Shu-yuan.

Seandainya sungguh terjadi banjir, mereka akan sulit untuk menyelamatkan diri. Saya bersyukur kepada insan Tzu Chi. Kemarin, relawan kita mulai mengunjungi penerima bantuan kita untuk menyurvei kondisi mereka. Jika ada yang jatuh sakit, mengalami keterbatasan gerak, atau rumahnya agak bobrok, relawan kita akan menyarankan mereka untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

doc tzu chi

Kita bisa melihat para relawan kita memperlakukan para penerima bantuan seperti keluarga sendiri dan mempertimbangkan segalanya dengan cermat. Di berbagai wilayah, Tzu Chi telah membentuk pusat antisipasi bencana. Di berbagai wilayah, Tzu Chi telah membentuk pusat antisipasi bencana. Saya sungguh sangat bersyukur.

Selain memperhatikan orang lain, kita juga harus memperhatikan diri sendiri. Keselamatan adalah yang terpenting. Kita harus bermawas diri dan berhati tulus. Ketulusan menunjukkan rasa hormat kita terhadap langit dan bumi. Saya sungguh sangat bersyukur. Saya juga berdoa dengan tulus semoga terjangan topan ini tidak mendatangkan bencana. Saya juga berharap orang-orang tidak bepergian jika tidak perlu.

Kita harus berpikiran benar. Setelah tahu bahwa topan akan menerjang dan berbahaya jika berada di luar, janganlah kita melakukan hal-hal yang bisa merepotkan orang lain. Jika setiap orang bisa menjaga keselamatan diri, bukankah semua orang akan aman dan selamat? Selain itu, kita juga harus melakukan antisipasi topan.

Setiap orang bertanggung jawab untuk memperhatikan lingkungan sekitar agar tidak ada sampah yang menumpuk. Bukan hanya lingkungan rumah sendiri, kita juga harus membersihkan jalan dan lingkungan di komunitas kita agar semua orang aman dan selamat. Jika di komunitas kita terdapat lansia yang hidup sebatang kara, kita juga harus memperhatikan mereka dengan penuh cinta kasih.

doc tzu chi

Meski ada insan Tzu Chi yang memperhatikan penerima bantuan,  tetapi masih ada banyak lansia yang hidup sebatang kara dan membutuhkan cinta kasih dari komunitas mereka. Ini sangatlah penting.

Lihatlah kebakaran hutan di Kanada. Kobaran api sangat besar dan telah berlangsung berhari-hari. Banyak warga yang terkena dampak kebakaran. Insan Tzu Chi mencurahkan perhatian pada mereka. Ketulusan para relawan kita bisa menenangkan para korban kebakaran yang kehilangan banyak harta benda. Meski kini mereka tidak tahu kelak harus tinggal di mana, tetapi setelah menerima cinta kasih dan penghiburan yang tulus, mereka bisa berpikiran terbuka. Saya sungguh sangat bersyukur. Kita juga melihat kasih sayang yang tak berujung dan cinta kasih yang tak terbatas.  Saya sungguh sangat tersentuh.

Lebih dari 20 tahun yang lalu, seorang anak laki-laki, Gen-hong, mengalami kecelakaan lalu lintas sehingga lumpuh total. Seorang relawan senior kita, Relawan Yan, terus-menerus menyemangatinya serta sering mengajak relawan muda dan relawan senior mencurahkan perhatian padanya. Relawan Yan membantunya dengan sepenuh hati. Relawan Yan juga meminta Hsieh Kun-shan untuk menyemangatinya. Saya sangat tersentuh.

Jadi, Gen-hong pun bangkit kembali dan mulai belajar melukis dengan mulut. Kita bisa melihat dia menggunakan kuas untuk menghasilkan satu demi satu untuk menghasilkan satu demi satu lukisan yang sangat hidup. Dia sungguh mengagumkan.

doc tzu chi

“Kini dia telah menjadi anggota dari sebuah asosiasi dan menerima gaji. Saat menerima gaji pertamanya, dia berkata, “Bibi, saya ingin berdonasi.” Saya berkata, “Terima kasih, terima kasih. Kamu akhirnya bisa menolong sesama,” kata Yan Hui-mei, Relawan Tzu Chi.

Lihatlah tangannya. Meski tangannya kehilangan banyak fungsi, tetapi dia tetap berbuat baik.

“Sekarang ada kabar yang lebih baik lagi. Dia memiliki guru lain yang mengajarinya melukis. Akhirnya, dia bisa mengadakan pameran di Huashan Creative Park, Taipei. Dia akan mengadakan konferensi pers pada tanggal 15 Agustus. Dia mengundang saya untuk menghadiri acara tersebut. Dia berkata, “Bibi, para relawan dan tim medis terus menyemangati dan membantu saya.” Akhirnya, saya mempunyai pencapaian sendiri,” kata Yan Hui-mei, Relawan Tzu Chi.

Meski tidak bisa berjalan, tetapinya hatinya sudah sangat lapang. Kini dia mendapat pengakuan dari banyak orang. Ini merupakan hasil dari kerja keras selama 20 tahun. Terima kasih,” tambahnya.

Kita sungguh harus memuji semangatnya. Setiap orang memiliki potensi kebajikan yang terpendam. Asalkan bisa menemukan arah yang benar, maka benih kebajikan akan bertumbuh di dalam hati. Dalam ceramah pagi, saya juga mengulas bahwa di dalam ladang batin setiap orang tertanam banyak benih. Ada benih yang baik, ada pula benih yang buruk. Saat kita berjalan menyimpang, benih yang buruk akan bertunas. Itulah benih karma buruk.

Saat kita berbuat baik, benih yang baik akan bertunas. Itulah benih Bodhi. Dengan melapangkan hati dan bersikap pengertian, kita akan memahami bahwa kita bisa menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Dengan membangkitkan sebersit niat baik, kita bisa menginspirasi banyak orang dan menolong banyak orang memperbaiki kehidupan mereka.

Lihatlah para relawan kita yang bersumbangsih selama bertahun-tahun tanpa takut bekerja keras. Setiap hari, mereka melakukan hal yang sama. Setiap hari, mereka berhadapan dengan orang-orang yang menderita. Meski demikian, mereka tidak menyerah dan tidak merasa bosan. Mereka tetap bersumbangsih dengan antusias.

Setiap hari, mereka melakukan kunjungan kasih, mengunjungi pasien di rumah sakit, dan mengingat pasien mana yang membutuhkan bantuan setelah keluar dari rumah sakit. Jika perlu, mereka akan meminta bantuan dari luar, seperti Hsieh Kun-shan. Relawan kita meminta Hsieh Kun-shan untuk berbagi kisahnya dengan orang lain. Dia telah membantu banyak orang memperbaiki kehidupan dan mengembangkan potensi kebajikan.

Jadi, hati setiap orang bagaikan sebidang lahan yang di dalamnya tertanam banyak benih yang baik dan buruk. Jika benih yang baik bertambah satu, maka benih yang buruk akan berkurang satu. Jadi, semakin banyak kesadaran, maka semakin sedikit noda batin. Kita bisa belajar lewat bersumbangsih dan tersadarkan karenanya. Dharma yang kalian dengar setiap pagi harus dipraktikkan dalam hal-hal yang kalian lakukan setiap hari. Kita harus menggenggam kesempatan.

Mengimbau warga komunitas untuk bersama-sama mengantisipasi topan
Menggelar baksos kesehatan dan memberi penghiburan pada korban kebakaran
Menumbuhkan benih Bodhi yang tak terhingga
Menyambut hidup baru dengan goresan kuas

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 Juli 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 31 Juli 2017

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -