Ceramah Master Cheng Yen: Mengasihi Diri Sendiri dan Orang Lain serta Menggalakkan Pelestarian Lingkungan
Lewat siaran berita, kita bisa melihat beberapa
negara dilanda kekeringan hingga warga mengalami krisis air dan tidak bisa
bercocok tanam. Kita juga melihat gelombang panas di Pakistan yang
mengakibatkan banyak anak mengalami hipertermia. Penderitaan mereka sungguh tak
terkira. Akibat ketidakselarasan unsur alam, berbagai negara dan wilayah berulang
kali dilanda bencana.
Kita juga bisa melihat Ekuador. Ekuador baru
dilanda gempa bumi tahun lalu dan kali ini kembali dilanda banjir. Staf divisi
kerohanian kita juga memberikan laporan tentang Ekuador. Setelah kita
menyalurkan bantuan di Ekuador, ada beberapa warga setempat yang terinspirasi
menjadi relawan. Mereka juga telah menyurvei kondisi bencana dan memberikan
laporan yang mendetail pada kita berupa teks dan foto.
Sudah hampir 10 hari berlalu. Meski banjir
sudah surut, tetapi sulit untuk membersihkan lokasi banjir. Setelah banjir
surut, yang tertinggal adalah endapan lumpur yang keras dan tebal. Kita juga
melihat di dataran rendah, banjir belum surut dan nyamuk mulai berkembang biak.
Ini sungguh mengkhawatirkan.
Selanjutnya, kita juga melihat negara
tetangga Ekuador, yaitu Peru. Kita terus memperhatikan kondisi banjir di Peru. Hari
ini, kita juga melihat Peru diguncang gempa bumi berkekuatan 6,0 SR. Bukan
hanya unsur air yang tidak selaras, unsur tanah juga tidak selaras.
Melihat ketidakselarasan unsur alam, saya
harus kembali mengimbau orang-orang untuk mawas diri dan berhati tulus. Setelah
melihat penderitaan, kita harus menyadari berkah. Setelah menyadari berkah, kita
harus menciptakan lebih banyak berkah. Hanya berkah dan kebajikanlah yang bisa
menghalau bencana.
Semua orang hendaknya sepaham, sepakat, dan
bersama-sama menciptakan karma baik. Kita harus membangkitkan kebajikan kita. Setelah
membangkitkan kebajikan, kita harus sepakat dan membangkitkan niat yang sama untuk
bertindak secara nyata.
Kemarin, relawan dari Kaohsiung berbagi bahwa
para pengusaha, warga, dan insan Tzu Chi setempat sangat bersungguh hati. Karena
itu, kita harus meneladani tekad dan ikrar mereka dalam menciptakan berkah bagi
dunia. Selain para umat perumah tangga yang sudah sepaham, sepakat, dan
bertindak bersama, para guru juga turut berpartisipasi. untuk membangkitkan
niat baik orang-orang. Kita bisa melihat kesungguhan hati mereka.
Selain itu, para anggota Coast Guard Administration yang
merupakan pelindung warga juga turut berpartisipasi untuk menginspirasi
kebajikan. Begitu pula dengan para guru. Kita bisa melihat betapa indahnya
kesepahaman, kesepakatan, dan tindakan bersama ini. Inilah niat, kebajikan,dan
tindakan yang tulus.
Mereka berkontribusi bukan demi diri sendiri,
melainkan demi semua makhluk. Inilah yang harus digalakkan setiap orang dalam
jangka panjang. Kita memulainya dari Taiwan dan menyebarkannya ke seluruh
dunia.
Kita juga melihat Filipina. Berhubung beras
cinta kasih dari Taiwan akan dibagikan di Filipina, maka relawan di Filipina harus
melakukan survei dari rumah ke rumah untuk mendata keluarga yang paling
membutuhkan. Mereka membagikan beras bantuan secara bertahap. Beberapa hari
yang lalu, relawan kita membagikan beras bantuan kepada lebih dari 700
keluarga.
Lebih dari 700 keluarga ini telah didata terlebih
dahulu. Kita bisa melihat saat datang untuk menerima beras, setiap orang
membawa botol plastik karena biasanya, insan Tzu Chi selalu menyosialisasikan
konsep daur ulang. Saat berbuat baik, relawan kita tidak lupa menyosialisasikan
konsep daur ulang untuk menjaga kelestarian lingkungan. Karena itu, setiap
orang membawa botol plastik yang bersih untuk didaur ulang. Inilah kekuatan
cinta kasih.
Selain melakukan daur ulang sendiri, kita
juga membimbing warga kurang mampu untuk turut melakukan daur ulang. Kesungguhan
hati relawan di Filipina sungguh membuat orang tersentuh. Relawan di Tiongkok
juga demikian.
“Sebelumnya, kami berbicara tentang daur
ulang dan dia memasukkannya ke dalam hati. Hari ini, dia tahu bahwa kami akan
datang, maka membawa barang ini ke sini,” kata seorang relawan.
“Terima kasih. Ini adalah emas. Bagi kami,
ini adalah emas. Bagian dalamnya sudah dibersihkan. Ini berkat kamu,” kata
Nenek Wang Amiao berusia 90 tahun.
“Dia sangat hebat, dia menekannya hingga penyok,” kata Perawat panti wreda.
“Setelah meminumnya, saya menekan botolnya
hingga penyok dan memasukkannya ke dalam. Begini bisa menghemat ruang dan lebih
bersih,” kata Nenek Wang Amiao.
“Bagus sekali. Biar saya yang ambil,” kata seorang perawat.
“Meski hanya sedikit, tetapi ambillah,” kata Nenek Wang Amiao
“Baik, terima kasih.” kata perawat.
“Nenek, barang daur ulang kalian sangat bersih,” kata Xu Luxian
Relawan Tzu Chi.
“Sekarang kami berada di panti wreda. Barang-barang
yang para kakek dan nenek berikan benar-benar sangat bersih, kami sangat
terharu. Mereka juga menyusun kotak obat mereka dengan rapi. Setelah pulang, kita
harus bersungguh-sungguh belajar dari para kakek dan nenek ini. Mereka sungguh
merupakan teladan kita,” kata Xu Luxian.
Insan Tzu Chi di Shandong juga menggalakkan kegiatan daur ulang. Kita tidak menyebut barang-barang daur ulang sebagai sampah karena barang-barang ini masih bermanfaat. Setelah dipilah, barang-barang ini akan menjadi sumber daya kita. Bencana yang didatangkan oleh sampah bagi manusia telah diketahui oleh banyak orang.
“Master berkata bahwa untuk menyelamatkan Bumi, melakukan daur ulang adalah
cara terefisien. Saya merasa bahwa kegiatan daur ulang sangat menyenangkan. Menyosialisasikan
konsep daur ulang cukup baik. Kelak, saya akan memilah barang daur ulang di
rumah. Saya merasa bahwa menjaga kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab
semua orang,” kata Liu Xianghua, Relawan Tzu Chi.
Bumi adalah milik kita semua. Kita harus mengasihi dan melindungi Bumi. Saya
berharap orang-orang bisa mengurangi pemakaian sumpit dan mangkuk sekali pakai.
Dengan begitu, kita bisa melindungi Bumi.
“Saya tidak ingin anak saya hidup di lingkungan
yang udaranya tercemar,” kata Wang Chunmei, seorang warga.
Setiap memungut satu barang daur ulang, sampah
di tempat pembuangan akhir akan berkurang satu. Inilah yang paling saya
harapkan. Penggalakan konsep daur ulang telah memengaruhi sekolah dan keluarga.
Kini orang-orang memahami bahwa pelestarian lingkungan tidak bisa ditunda.
Semua orang harus bertindak secara nyata untuk
memperhatikan masalah sumber daya alam dan pelestarian lingkungan. Ini juga
membuat orang sangat tersentuh. Anak-anak di Malaysia juga menggalakkan pola
makan vegetaris. Di usia dini, anak-anak sudah diajari bagaimana berhemat saat
berbelanja, bagaimana menerapkan pola makan yang sehat, dan bagaimana
menyiapkan makanan sendiri.
Anak-anak diajari hidup mandiri. Inilah
pendidikan yang diberikan di TK Tzu Chi Malaysia. Anak-anak dididik dari usia
dini. Anak-anak saja bisa melakukannya, mengapa orang dewasa tidak bisa? Anak-anak
juga tahu bahwa bervegetaris adalah salah satu cara menjaga kelestarian
lingkungan dan melindungi Bumi.
Kita bisa melihat banyak kisah yang penuh
kehangatan. Kita juga bisa memanfaatkannya untuk menyemangati diri dan belajar
satu sama lain.
Bencana kekeringan dan banjir kerap terjadi di seluruh dunia
Untuk menyelaraskan unsur alam, harus terlebih dahulu menyelaraskan pikiran
Mengasihi diri sendiri dan orang lain sekaligus melindungi Bumi
Belajar dari orang-orang yang bervegetaris dan melakukan daur
ulang
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 April 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina