Ceramah Master Cheng Yen: Mengasihi Semua Makhluk dengan Mempraktikkan Vegetarisme


“Di Yunlin, terdapat enam depo pendidikan daur ulang dan sekitar 500 relawan sekarang. Sebagian besar relawan telah berusia 60-an, 70-an, 80-an, atau 90-an tahun. Karena itu, kami menitikberatkan pencurahan perhatian terhadap relawan daur ulang. Selain itu, kami juga harus menginspirasi lebih banyak orang untuk bergabung menjadi relawan daur ulang agar dapat mengerahkan potensi kebajikan yang lebih besar,”
kata Lin Yong-ji relawan Tzu Chi.

Saya sering berkata bahwa kita hendaknya lebih sering memperhatikan saudara se-Dharma. Pada 40 hingga 50 tahun yang lalu, kita semua masih berada pada usia muda atau usia paruh baya. Kini, kita telah berusia paruh baya atau berusia lanjut. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Karena itu, kita makin harus menghargai jalinan jodoh kita. Tzu Chi ada berkat Anda, dia, dan saya. Kita semua saling mengasihi, saling melindungi, dan bekerja sama untuk bersumbangsih. Kita hendaknya bersyukur satu sama lain.

Saya sering berkata bahwa saya harus senantiasa bersyukur terhadap semua orang, hal, dan materi. Tanpa orang, tidak ada hal yang bisa dilakukan. Tanpa hal dan orang, kita tidak dapat mengasihi sesama manusia dan materi. Cinta kasih bukan sekadar ucapan. Semua orang memiliki cinta kasih. Sesungguhnya, seperti apakah wujud cinta kasih itu? Cinta kasih harus dipraktikkan secara nyata. Jika dia, Anda, dan saya tidak mempraktikkan cinta kasih, kita tidak akan bisa berbagi di sini tentang bagaimana relawan ini atau relawan itu membimbing kita bergabung dengan Tzu Chi dan apa saja pencapaian mereka.


Di depo daur ulang ataupun kantor Tzu Chi, kita berhimpun untuk berbagi pengalaman dan memotivasi satu sama lain. Jadi, depo daur ulang kita juga memiliki fungsi seperti ini. Ada sebagian depo daur ulang yang tempatnya disediakan oleh insan Tzu Chi secara gratis agar kita dapat memiliki tempat untuk melakukan daur ulang dengan tenang dan mengasihi sumber daya alam. Depo daur ulang kita juga dimanfaatkan sebagai tempat berhimpun. Dengan adanya tempat, barulah kita bisa berhimpun.

“Kakak Xu Hong-ke telah melakukan daur ulang selama belasan tahun. Setiap pagi, setelah menghirup keharuman Dharma, beliau menggenggam waktu untuk melakukan daur ulang. Sore hari, beliau menjadi petugas kebersihan di lokasi konstruksi. Belakangan, kakinya terluka sehingga dia tidak dapat bekerja dan tidak memiliki penghasilan. Kehidupannya pun mengalami kesulitan. Saya lalu mengajukan permohonan pekerja sosial untuknya dan relawan setempat mencurahkan perhatian padanya. Pada pertengahan Juni, kondisi kesehatannya memburuk dan langsung diopname di RS Tzu Chi Dalin,” kata Huang Bi-xue relawan Tzu Chi.

“Pada hari kedua beliau keluar dari rumah sakit, kami berkunjung untuk mencurahkan perhatian padanya. Saat itu, dari tulisan di kantong obatnya, kami mendapati bahwa beliau menderita gagal jantung yang serius. Pada hari keempat, beliau meninggal dunia. Para relawan daur ulang dan survei kasus merasa sangat kehilangan dan sedih. Namun, di akhir hayatnya, Kakak Xu sangat giat menciptakan berkah dan melakukan daur ulang serta memanfaatkan kehidupannya untuk melakukan berbagai hal yang bermakna. Jadi, Kakak Xu pergi dengan hati yang puas dan penuh rasa Syukur,” kata Zhang Rui-zhu relawan Tzu Chi.


Kita melihat bagaimana para relawan kita memperhatikan Relawan Xu. Hidup sebatang kara, beliau sungguh membutuhkan curahan perhatian. Dengan adanya jalinan jodoh, barulah kita dapat memperpanjang jalinan kasih sayang. Sesuai hukum alam, kita datang dan pergi pada waktu yang telah ditentukan tanpa bisa ditunda meski hanya beberapa detik.

Kehidupan tidaklah kekal. Berhubung usia kehidupan kita terbatas, kita harus menghargai waktu yang ada. Saya bisa melihat para relawan kita mencurahkan perhatian kepada saudara se-Dharma dan warga lansia sebatang kara. Untung ada insan Tzu Chi. Kita bisa melihat bagi warga lansia, berjalan dengan stabil sangatlah sulit. Dengan adanya pegangan yang kita pasang bagi mereka, mereka bisa berjalan dengan lebih stabil.

Para insan Tzu Chi sungguh merupakan Bodhisatwa yang selalu bertekad. Dalam Sutra Makna Tanpa Batas dikatakan bahwa Bodhisatwa yang bertekad dapat menenteramkan kehidupan semua makhluk. Sungguh, setiap insan Tzu Chi adalah Bodhisatwa yang bertekad. Mendengar kisah yang kalian bagikan, rasa hormat tertinggi timbul dalam hati saya. Beruntung, Tzu Chi memiliki sekelompok besar Bodhisatwa dunia. Setiap orang bersumbangsih dengan hati Bodhisatwa sehingga masyarakat menjadi lebih tenteram. Saya sungguh sangat tersentuh.


Selama puluhan tahun ini, insan Tzu Chi terus bersumbangsih bagi masyarakat dan dunia. Semua orang mengetahuinya dengan jelas. Namun, kini dalam setiap ceramah saya, saya selalu mengingatkan para insan Tzu Chi untuk memperhatikan saudara se-Dharma. Selain itu, masih ada satu hal yang harus disebarkan sekarang dengan harapan semua orang dapat berusaha semaksimal mungkin untuk mempraktikkannya.

Bodhisatwa sekalian, apakah kalian tahu apa maksud saya? Bervegetaris. Pelajaran besar. (Harus disebarkan) Vegetarisme harus dipraktikkan dan disebarkan. Benar, ini merupakan sebuah pelajaran besar. Pada zaman sekarang, kita harus menyosialisasikan vegetarisme bukan hanya di Taiwan, melainkan di seluruh dunia. Karena itulah, saat memberikan ceramah, saya selalu mengimbau orang-orang bervegetaris.

Antarrelawan saling mengasihi, melindungi, dan bersyukur
Memperpanjang jalinan kasih sayang dengan saudara se-Dharma
Memperhatikan warga lansia sebatang kara dengan penuh rasa hormat
Menyebarluaskan dan mempraktikkan vegetarisme

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 01 September 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 03 September 2023
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -