Ceramah Master Cheng Yen: Mengasihi Sumber Daya dan Melindungi Alam
“Nama saya Wang Yu-an. Saya telah bervegetaris sejak dalam kandungan,” kata Wang Yu-an Vegetarian Cilik.
“Dia menganggap semua makhluk hidup setara. Inilah yang membedakannya dengan anak-anak lain,” kata Wang Yang-cheng ayah Wang Yu-an.
“Kita harus hidup damai dengan hewan. Jika kita memakannya, orang tuanya akan sedih,” kata kata Wang Yu-an.
Lihatlah bagaimana seorang anak kecil memiliki welas asih dan cinta kasih yang bahkan lebih tulus dari kita. Ada anak yang berkata, "Saya tidak mau makan hewan kecil yang menggemaskan itu." Ada pula anak yang berkata, "Saya sering bermain dengan hewan kecil. Mereka adalah teman baik saya. Bagaimana bisa saya memakan mereka?" Saya sungguh kagum pada mereka karena mereka sungguh bijaksana ketika mengatakan bahwa hewan adalah teman mereka. Tidak pernah terpikir oleh saya bahwa saya dapat berkata demikian kepada anak-anak.
Ketika anak-anak menggalakkan vegetarisme, mereka akan berkata, "Inilah yang Kakek Guru ajarkan pada kami." Mendengar mereka berkata seperti itu, saya sungguh berterima kasih dari lubuk hati dan mengasihi mereka. Saya bersyukur atas teknologi zaman sekarang. Berkat teknologi, semuanya dapat mendengarkan ajaran saya dengan tulus. Berkat jalinan jodoh, mereka tahu cara mempraktikkan kebajikan, menjauhi kejahatan, mengendalikan nafsu makan, dan senantiasa menggalakkan vegetarisme.
Saya telah berusia 80 tahun lebih, tetapi perkataan anak-anak ini sungguh membuat saya sangat tergugah. Anak-anak adalah guru saya yang memberikan topik bagi saya untuk membimbing semua orang. Topik yang mereka berikan ialah prinsip kebenaran. Saya sering mengatakan bahwa pandemi Covid-19 ialah pelajaran besar bagi kita. Saat ini, kita hidup di zaman yang dipenuhi dengan Lima Kekeruhan. Bumi sungguh telah tercemar dan iklim menjadi tidak menentu.
Setiap hari, Bumi kita dirusak secara terus-menerus. Pohon besar yang telah berusia ratusan, bahkan ribuan tahun, ditebang begitu saja. Pikirkanlah, berapa lama Bumi dapat bertahan? Karena nafsu keinginan, manusia selalu menebang dan merusak hutan. Kayu yang dihasilkan dari penebangan akan diekspor dan menghasilkan keuntungan dalam jumlah besar. Namun, terkadang saya berpikir bahwa sesungguhnya, berapa banyak makanan yang manusia butuhkan? Seberapa luas rumah yang ingin kita tinggali?
Waktu berlalu hari demi hari dalam sekejap. Jika kita tidur dengan nyenyak dan dapat membuka mata keesokan harinya, berarti kita telah menjalani satu hari dengan tenteram. Jika seluruh keluarga kita memiliki tubuh yang sehat, betapa bahagianya hidup ini. Asalkan kita tidak memiliki kemelekatan, kita akan terbebas dari ketakutan dan hati kita akan merasa tenang. Namun, saat ini, banyak orang mengejar kenikmatan dengan menebang pohon demi menghasilkan kayu. Setelah menebang pohon dan menjualnya, mereka menghasilkan banyak uang. Namun, ketika bencana terjadi, semua orang akan terkena dampaknya.
Bodhisatwa sekalian, saya harus mengatakan ini dengan jujur. Hendaklah kita memikirkannya dengan cermat agar kita dapat menyatukan hati dan pikiran untuk melindungi dan mengasihi Bumi. Saya berharap kalian dapat mengingat apa yang saya katakan dan membagikannya kepada semua orang. Kali ini, saya ingin membahasnya dengan jelas. Semua barang yang kita gunakan sehari-hari merupakan hasil dari merusak Bumi dan menebang pohon.
Lihatlah, meja ini juga terbuat dari kayu yang berasal dari pegunungan. Setelah pohon-pohon ditebang, kayu-kayu dipindahkan. Melalui berbagai tahap pengolahan, kayu-kayu pun menjadi meja yang indah dan terasa lembut saat diraba. Ini sangat nyaman untuk digunakan. Setiap kali saya menggunakan meja dan kursi yang nyaman, dalam hati saya timbul rasa bersalah. Jika kita berpikir tentang sumber dari suatu barang, kita akan merasa malu. Sesungguhnya, apa yang telah saya lakukan sehingga dapat duduk di tempat yang nyaman ini?
Entah berapa banyak sumber daya dan tenaga manusia yang telah dihabiskan untuk barang yang nyaman ini. Inilah yang ingin saya bagikan kepada kalian hari ini. Saya berharap kalian dapat menerapkan kata-kata saya dalam kehidupan sehari-hari dan ingat untuk membagikannya kepada semua orang. Dengan membagikannya kepada teman kita, kita dapat memiliki topik pembicaraan, menjaga ketajaman pikiran, menambah pengetahuan, dan menjaga kebijaksanaan kita agar tidak hilang.
Angpau berkah dan kebijaksanaan ada di tangan kalian masing-masing. Angpau ini berasal dari royalti buku-buku saya sehingga disebut dengan angpau berkah dan kebijaksanaan. Setiap tahun, saya menggunakan royalti buku saya untuk menjalin jodoh dengan semua orang. Hendaklah kalian menghargai angpau ini.
Di angpau ini ada gambar Yang Maha Sadar Di Alam Semesta. Ini bukan hanya sekadar gambar. Saya hendak memberi tahu semua orang bahwa Buddha ada di alam semesta ini. Beliau memandangi Bumi dengan belas kasih dan berbicara kepada seluruh manusia. Saya ingin memberi tahu kepada semuanya bahwa ajaran Buddha terdapat di seluruh alam semesta.
Buddha datang ke dunia untuk merawat Bumi. Saya berharap Bumi dapat tenteram dan semua orang memiliki hati yang bajik untuk melindungi Bumi. Jadi, Saudara sekalian, setelah menerima angpau, hendaklah kalian menghargainya. Hendaklah kita meneladan Buddha dan menapaki Jalan Bodhisatwa.
Prinsip kebenaran terdapat dalam setiap perkataan anak-anak
Mengendalikan nafsu makan dan menghentikan perbuatan buruk
Tahu berpuas diri dan terbebas dari ketamakan
Mengasihi sumber daya dan melindungi alam
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Oktober 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 27 Oktober 2022