Ceramah Master Cheng Yen: Mengasihi Tanpa Membedakan dan Senantiasa Berniat Baik


“Bagi kalian semua, perang mungkin hanyalah sebuah kata benda. Namun, saya sudah pernah hidup di tengah peperangan. Karena terjadi pengeboman, saya pun kerap berpindah-pindah hingga akhirnya sampai di Turki. Saat baru sampai di Turki, saya menjadi pekerja serabutan. Pada bulan Januari 2015, barulah saya mengenal Tzu Chi dan Sekolah Internasional El Menahil,”
kata Kamel Khateeb relawan Tzu Chi.

“Bantuan dari Tzu Chi memberi saya harapan. Salah satu anak saya lulus dari Sekolah Internasional El Menahil dan mendapat beasiswa untuk meneruskan pendidikan di Universitas Tzu Chi. Saya sering mendengar orang berbuat kebaikan, tetapi belum pernah melihatnya secara langsung hingga akhirnya saya sendiri merasakannya,” lanjut Kamel Khateeb.

“Ketika sedang berada di kondisi yang paling sulit, kami menerima kehangatan. Ketika sudah di titik kehilangan harapan, kami kembali melihat harapan. Master melambangkan harapan dan telah memberi kami lebih banyak harapan. Saya bertekad untuk menjadi penyebar cinta kasih dan mempraktikkan apa yang telah saya pelajari untuk membawa kehangatan dan harapan dua kali lipat lebih banyak bagi sesama,” pungkas Kamel Khateeb.

Bencana adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, harapan juga pasti akan berangsur kembali. Bencana yang dialami tentu saja telah berlalu. Kita ambil contoh, bulan di langit yang sangat jernih dan cemerlang. Bulan memang ada di langit, tetapi terkadang ia tertutupi oleh awan gelap.

Namun, awan gelap itu juga akan ditiup oleh angin sepoi-sepoi dan perlahan-lahan melayang menjauh. Karena kita semua berada di bawah langit yang sama, saya selalu berkata kepada kalian untuk saling mengasihi tanpa memandang perbedaan agama. Perbuatan baik dan kesediaan untuk bersumbangsih menandakan bahwa kita adalah orang yang baik.


Dalam hidup ini ada suka dan duka. Suka menunjukkan bahwa kita memiliki berkah, sedangkan duka membuat kita bertumbuh dan mengingatkan kita bahwa kehidupan memang seperti ini. Di zaman sekarang, dunia penuh dengan pergolakan, tetapi itu hanya sesaat. Namun, kita perlu selamanya mempertahankan kebajikan. Jadi, harapan selalu ada di hadapan kita.

Meski sekarang orang yang menderita masih banyak, tetapi selama kalian masih di Tzu Chi dan mendalami Tzu Chi, kelak kalian mungkin memiliki banyak kesempatan untuk membantu sesama. Semoga dengan adanya jalinan jodoh antara kalian dan saya, kalian bisa mempelajari lebih banyak tentang Tzu Chi.

Misalnya, para relawan kita, Nadya, Faisal, dan David, yang begitu tekun menyebarkan Dharma dan bersumbangsih secara nyata di mana-mana. Dari informasi yang diperoleh, saya bisa melihat bahwa mereka memenuhi setiap tempat yang mereka datangi dengan harapan dan kebaikan serta menjalin jodoh baik dengan semua orang.

Tentu saja, cerita yang ada sangatlah banyak. Saya percaya bahwa semua orang di sini tidak hanya membangun tekad untuk melayani dengan cinta kasih, tetapi juga menginspirasi sesama untuk membangkitkan cinta kasih. Kita bisa memberi inspirasi dalam hal cinta kasih dan kebaikan kepada semua orang dari agama apa pun. Meski dari agama yang berbeda-beda, kita semua memiliki tujuan yang sama, yakni membawa harapan bagi orang-orang.

Semua agama pasti mengajarkan hal yang sama, hanya budaya setiap negara sajalah yang berbeda. Sebenarnya, ajaran yang baik dan benar pasti berkaitan dengan kebajikan, keindahan, dan cinta kasih. Jadi, kebenaran, kebajikan, dan keindahan adalah prinsip utama dalam hidup kita. Kita semua harus hidup dengan prinsip seperti itu.


Sebagai manusia, dibanding memupuk rasa benci, kita hendaknya mengasihi dan membantu satu sama lain. Inilah isi hati saya dan tujuan kita bersama. Saya juga mendoakan kalian semua dengan tulus. Saya bersyukur pada Faisal, Nadya, dan David. Saya juga sering mengingat Bapak Ali karena beliau sering bekerja sama dengan Tzu Chi untuk mewujudkan cinta kasih.

Di bawah langit yang begitu luas ini, kalian bisa punya jalinan jodoh untuk mengenal Tzu Chi dan membangun tekad untuk menolong sesama adalah hal yang sangat mengesankan. Kalian harus menggenggam kesempatan dengan baik. Saya berharap kalian bisa menganggap Tzu Chi sebagai rumah kalian karena saya pun menganggap kalian sebagai bagian dari keluarga Tzu Chi.

Sebagai insan Tzu Chi, kita harus terus menjalankan Tzu Chi. Di Turki, masih ada banyak anak pengungsi yang menunggu kita untuk mencurahkan cinta kasih dan membantu mereka mengenyam pendidikan. Selama mempunyai cinta kasih yang teguh, kita pasti akan bisa melakukannya. Saat hati kita penuh dengan cinta kasih, keyakinan, dan keteguhan untuk melakukan kebaikan, kita akan bisa menyelamatkan negara dan rakyat serta menjernihkan hati manusia. Jadi, cinta kasih membawa harapan bagi dunia.


Semuanya, kita harus mengambil langkah bersama untuk membawa harapan besar bagi dunia. Ke mana pun saya pergi, saya selalu membawa kedua batu yang melambangkan dua kaki ini sebagai pengingat untuk terus melangkah maju. Kalian pun harus melangkah maju. Tak peduli dari Turki maupun Suriah, tak peduli sejauh apa pun jalannya, kalian harus tetap melangkah maju.

Dengan kedua kaki kita, kita melangkah dengan tulus. Dalam ajaran Buddha, ini disebut membina berkah dan kebijaksanaan. Untuk menciptakan berkah bagi dunia, kita harus memiliki berkah dan kebijaksanaan terlebih dahulu. Semuanya, terima kasih.

Di masa lalu, kalian mungkin menghadapi kesulitan dan menerima bantuan dari Tzu Chi. Namun, begitu jalinan jodoh matang, kalian pun bisa membantu sesama yang membutuhkan. Kita semua memiliki welas asih dan cinta kasih agung. Jadi, kita hendaknya menghargai jalinan jodoh yang ada dan menyatukan welas asih, cinta kasih, dan kebajikan kita.

Sebagai insan Tzu Chi, kita harus bersumbangsih tanpa pamrih. Yang kita harapkan hanyalah semua orang bisa hidup bahagia dan damai serta terinspirasi untuk mempraktikkan cinta kasih dan kebajikan. Jika ada, satu-satunya permintaan saya ialah semua orang memiliki cinta kasih agung dan kebajikan di dalam hati serta menggenggam jalinan jodoh untuk membantu orang-orang yang membutuhkan dan menyebarkan cinta kasih.

Mengasihi tanpa membedakan dan senantiasa berniat baik
Bertahan hingga awan gelap tersibak dan bulan yang cemerlang terlihat
Membina berkah dan kebijaksanaan dengan cinta kasih dan welas asih
Menjernihkan hati manusia dan membimbing seluruh makhluk

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 18 Desember 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 20 Desember 2024
Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -