Ceramah Master Cheng Yen: Mengatasi Keterbatasan Demi Menginspirasi Orang Banyak

Kita melihat pembagian bantuan di Laos beberapa hari ini. Selain membagikan beras, kita juga memberikan minyak, garam, dan gula untuk memenuhi kebutuhan nutrisi warga sehingga mereka memiliki makanan sebelum mulai bercocok tanam.

Selain itu, kita juga membagikan bibit padi. Setelah makan kenyang, mereka akan bertenaga untuk bertani. Selanjutnya, mereka perlu menebar bibit dan menunggu hasil panen 100 hari kemudian. Ini merupakan sebuah kehangatan.

Penerima bantuan mengira kita hanya memberikan bantuan  berupa bingkisan kecil. Mereka tak menyangka bahwa kita memberikan banyak barang. Bantuan yang kita berikan sungguh bermanfaat bagi mereka.

Para relawan membantu dengan penuh sukacita. Sungguh bantuan yang penuh makna. Ada relawan yang menggunakan telekonferensi dan ada juga yang langsung menemui saya untuk memberikan laporan. Para relawan di tempat yang jauh melakukan telekonferensi untuk berbagi.

Beberapa relawan di Laos melanjutkan pemberian bantuan dan berdedikasi di sana.

“Langkah demi langkah, saya akan menjadi jembatan bagi tim ini,” kata Chen Zheng-hui pengusaha Laos.

“Semangat kalian telah menginspirasi. Kami akan selalu belajar dari kalian dan menyebarkan cinta kasih di Laos,” kata Ma Li-juan, pengusaha asal Laos.

Pengusaha di Laos dapat melanjutkan misi Tzu Chi di sana. Mereka telah menjadi benih Bodhisatwa dan berdedikasi sebagai Bodhisatwa dunia. Beberapa pengusaha di Laos telah menjadi relawan dan mengenakan seragam abu-abu putih. Kini, saat ada yang membutuhkan bantuan, mereka tahu cara mengumpulkan relawan, menyiapkan barang bantuan, dan membagikannya.


Di Laos yang mayoritas warganya beragama Buddha, bagaimana kita memperkenalkan Jalan Bodhisatwa?

Dengan jalinan jodoh yang ada saat ini, kita mendalami Dharma dengan menapaki Jalan Bodhisatwa dan memberi manfaat dengan welas asih. Metode ini telah dijalankan. Ini membuat kita penuh sukacita.

Ada juga dokter yang memberikan bantuan medis secara gratis di luar negeri. Dokter muda ini terispirasi untuk menyebarkan cinta kasih.

“Menyadari berkah setelah melihat penderitaan. Ungkapan ini memberi saya kesan yang sangat mendalam. Dari banyak penyakit, beberapa dapat disembuhkan dan kebanyakan dapat diringankan. Yang terpenting, kita selalu dapat menenangkan batin pasien,” kata Dokter Pengobatan Tionghoa Pusat Medis Tzu Chi dr. Gong Yan-lun.

“Saat membagikan surat penghiburan, walau pinggang saya pegal  karena membungkuk, tetapi saya menyadari bahwa saya dapat bertatapan dengan mereka dan saya harap melalui tatapan itu, saya dapat menenangkan hati mereka,” kata Dokter Pengobatan Tionghoa RS Tzu Chi Taipei, Dokter Lü Bing-xun.

“Menyadari berkah setelah melihat penderitaan. Jadi, dalam keseharian kita, kita patut lebih bersyukur,” kata Dokter Pengobatan Tionghoa RS Tzu Chi Dalin, Zheng Zhu-yan.

Saat kita melakukan hal bermakna, nilai kehidupan kita meningkat. Para dokter itu menyemangati diri dan berikrar, “Saya ingin pergi lagi  pada kesempatan berikutnya.”

Saat setiap orang dari kita berikrar, Bodhisatwa dunia akan semakin banyak. Saat orang-orang berhati baik berkumpul dan berdedikasi, ini disebut menyucikan dunia atau membawa penghiburan bagi dunia. Dengan menghimpun cinta kasih, kita bersama-sama menciptakan berkah dan menjalin jodoh baik yang dapat meredam bencana.


Kemarin, selama seharian penuh, saya mendengar laporan dari beberapa negara. Ada yang akan berangkat memberikan bantuan, ada yang tengah memberikan bantuan, ada juga yang telah menyelesaikan pembagian bantuan. Mereka berbagi pengalaman mengenai daerah yang telah terbantu, yang tengah dibantu, dan yang belum dibantu. Ada pembagian bantuan yang telah selesai, tengah berjalan, dan belum berjalan. Ada daerah yang masih menanti bantuan kita. Semua ini membutuhkan cinta kasih berkelanjutan.

Himpunan tetesan cinta kasih dapat membentuk kekuatan besar yang kini sangat dibutuhkan.

Para relawan perlu berbagi mengenai apa yang telah Tzu Chi lakukan. Kita telah membantu setengah dari jumlah negara-negara di dunia. Kita masih menunggu jalinan jodoh untuk membantu lebih banyak negara. Namun, saat menjalankan misi Tzu Chi, kita memiliki satu kendala, yaitu keterbatasan bahasa.

Kali ini saya juga sangat bersyukur. Semua orang juga bersyukur karena ada para relawan di berbagai negara yang datang tepat waktu saat dibutuhkan sebagai penerjemah.

Berbagai negara  memiliki bahasa yang berbeda, maka kita membutuhkan relawan untuk menerjemahkan berbagai bahasa. Seperti saat kita menyalurkan  bantuan internasional setiap tahunnya atau saat para relawan dari berbagai negara berkumpul bersama di Taiwan untuk menjalani pelatihan, sangat dibutuhkan penerjemah.

Intinya, saat pelatihan berlangsung, keterbatasan bahasa, merupakan penghalang besar. Intinya, kita tidak hanya menyalurkan bantuan di suatu negara, melainkan juga perlu berinteraksi dengan penuh kehangatan sehingga diperlukan bahasa yang sama.


Banyak relawan di berbagai negara terus saling menginspirasi. Mereka perlu kembali ke Hualien untuk lebih mengenal akar Tzu Chi dan mengikuti pelatihan. Setelah mengikuti pelatihan, mereka dapat mengembangkan cinta kasih di negara mereka masing-masing.

Bahasa sangatlah penting. Komunikasi dibutuhkan agar inti dari pelatihan dapat tersampaikan secara tepat. Dengan begitu, mereka dapat menjadi benih Tzu Chi di negara masing-masing dan “semangat untaian bacang” dapat disebarluaskan.

Kini, Tzu Chi perlu menyebarkan filosofi dan nilai Tzu Chi serta menghimpun kekuatan cinta kasih untuk dibawa ke berbagai negara. Kita perlu bekerja keras untuk itu.

Bodhisatwa sekalian, kita perlu menghimpun kekuatan. Kita perlu meginspirasi setiap orang yang kita temui, baik teman, sanak saudara, maupun teman yang mampu berbahasa asing. Kita perlu memperkenalkan Tzu Chi. Ketika tiba saatnya kita bepergian untuk menjalankan misi, kita dapat mengajak mereka dan bersumbangsih bersama. Dengan begitu, ladang pelatihan Bodhisatwa dapat diperluas hingga dunia internasional.

Sambil mengajak mereka bersumbangsih, kita dapat memperlihatkan penderitaan di dunia sehingga saat kembali, mereka dapat terinspirasi.

Saat kita memiliki banyak relawan yang menguasai berbagai bahasa, ini akan memudahkan kita saat menyalurkan bantuan.

Membagikan makanan dan menyiapkan bibit padi
Mengumpulkan insan berhati mulia untuk mengulurkan tangan
Membawa manfaat dengan welas asih dan menapaki Jalan Boshisatwa
Mengatasi keterbatasan demi menginspirasi orang banyak

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 Desember 2019    
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 18 Desember 2019
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -