Ceramah Master Cheng Yen: Mengemban Misi Menyucikan Hati Manusia
“Kami tak bisa minum air di sini. Baju putih yang telah dicuci dijemur di luar. Berhubung terlalu banyak debu, maka harus dicuci ulang. Saat tiada angin atau pergerakan udara, kondisinya sungguh bagaikan bencana,” tutur Besim Silaminiku.
“Warga Taichung menghirup partikulat pm 2,5 dengan kadar 80 kali lipat dari warga Taipei, warga Kaohsiung 100 kali lipat lebih, tepatnya lebih dari 110 kali lipat, sedangkan warga Yunlin 129 kali lipat,” jelas Ye Guang-peng, Direktur Aliansi Gerakan Udara Sehat Taiwan.
Kita telah melihat pencemaran udara di dunia. Jangan mengira ini tak ada kaitannya dengan kita. Kaitannya sungguh besar. Dikatakan juga kadar oksigen di lautan sudah berkurang. Ini juga sangat memengaruhi kelangsungan hidup flora dan fauna. Yang lebih mengkhawatirkan adalah laporan dari International Journal of Environmental Research mengatakan bahwa udara tercemar yang dihirup ibu hamil memiliki pengaruh besar terhadap janin, terutama menyebabkan bayi lahir prematur.
“Sebelum melahirkan dua anak ini, saya sudah tiga kali keguguran. Akhirnya, terakhir kali saya mengandung, saya tinggal di pinggiran kota untuk menghindari pencemaran udara, barulah saya bisa melahirkan dengan lancer,” ucap Otgontuya Baldandorj. “Dua anak saya ini, asalkan pergi ke sekolah setiap minggu pasti sakit. Lebih baik mereka tidak bersekolah dan tinggal di rumah agar tidak sakit akibat pencemaran udara,” tambah Setevdorj Myagmartsogt.
Sungguh, ini adalah masalah global. Udara tidaklah bisa dipisahkan oleh batas negara. Seluruh negara di dunia berbagi langit dan bumi yang sama. Begitu udara di suatu tempat tercemar, kaitannya juga sangat erat dengan kita. Melihatnya, kita juga merasa khawatir. Terlebih lagi, bencana akibat ulah manusia juga terus terjadi dan tak habis untuk dijelaskan.
Bencana akibat ulah manusia ini sungguh banyak. Kita melihat sebuah badai tropis, Dineo, terbentuk dengan cepat di Samudra Hindia dan menerjang Mozambik sehingga menyebabkan bencana besar. Ini adalah akibat dari ketidakselarasan iklim.
Mengapa iklim bisa tidak selaras? Ini berkaitan dengan pencemaran udara. Pencemaran udara ini dapat membuat empat unsur tidak selaras. Tadi kita sudah membahas bahwa polusi udara dapat memengaruhi pernapasan.
Dalam keseharian, setiap detik kita perlu bernapas. Kualitas udara tentu memengaruhi kondisi tubuh. Namun, secara global, ia dapat membuat empat unsur tidak selaras. Ini sungguh membuat kita khawatir. Di dunia ini, manusia sungguh harus sadar.
Kita juga melihat Machu Picchu, sebuah situs bersejarah yang masih bertahan hingga saat ini. Struktur sawah atau ladang bertingkat di sana mengandung kebijaksanaan. Setiap tingkat memiliki temperatur yang berbeda. Zaman dahulu tidak ada alat-alat yang canggih, tetapi orang zaman dahulu juga amat bijaksana.
Di tempat bersejarah itu, banyak orang yang berwisata. Mereka datang hanya ingin berwisata. Berhubung banyaknya orang yang datang ke sana, sampah yang ditinggalkan juga banyak. Sampah ini menjadi masalah besar. Manusia membawa kerusakan dan pencemaran bagi tempat itu. Kita sungguh tak berdaya. Jika manusia tidak bisa mengendalikan diri, maka iklim juga sulit untuk selaras. Ini sungguh memprihatinkan. Namun, kita harus sungguh-sungguh memberi bimbingan dan sungguh-sungguh membina interaksi antarsesama.
Kita harus menggenggam kesempatan di dunia untuk membimbing orang menyucikan hati. Kemarin mahasiswa jurusan komunikasi kita datang ke Griya Jing Si untuk mengikuti upacara. Kelak mereka akan memikul tanggung jawab di masyarakat untuk memberitakan kebenaran, membimbing ke arah yang benar, dan menyucikan hati manusia. Mereka bertugas membuat orang-orang memahami berbagai berita di masyarakat tanpa tercemar oleh pengaruh negatif dengan memberi pemahaman benar tentang kondisi yang ada di masyarakat. Mereka menyampaikan ikrar mereka.
“Kami sungguh-sungguh berikrar: semoga niat baik dan usaha kami membuat hati manusia tersucikan, membuat masyarakat harmonis, dan membuat dunia terbebas dari bencana.” Demikian ikrar yang diucapkan oleh mahasiswa jurusan komunikasi Universitas Tzu Chi bersama-sama.
Berhubung kemarin saya rapat seharian, maka saya tidak dapat keluar. Mereka berkumpul di koridor dan memberi saya sebuah buku besar. Mereka berkata, “Kami akan bersungguh-sungguh. Kami tak akan membuat Master khawatir. Kami akan memberitakan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar.”
Para anak muda ini amat polos dan mengagumkan. Jika mereka yang polos dan mengagumkan ini dapat sungguh-sungguh memegang teguh nilai-nilai tersebut, saya percaya mereka dapat membawa aliran jernih di masyarakat dan kita dapat merasa lebih tenang.
Hari ini kita juga melihat para dokter datang. Pendidikan dalam dunia medis memiliki tujuan agar para dokter dapat memahami kondisi pasien. Saat melihat penderitaan pasien, mereka dapat membangkitkan cinta kasih. Jika para dokter dapat membangkitkan cinta kasih dan belajar untuk berempati, mereka akan dapat menentukan arah tujuan dalam profesi mereka kelak. Saya yakin mereka memiliki tekad untuk mengembangkan cinta kasih demi melenyapkan penderitaan pasien.
Salah satu penderitaan terbesar manusia adalah penyakit. Kesedihan terbesar keluarga pasien adalah perpisahan akibat kematian. Penyakit dan kematian inilah penderitaan terbesar dalam hidup manusia. Jika para dokter bisa memahaminya lebih awal, mereka akan bisa mengembangkan empati untuk memahami makna dan nilai kehidupan sehingga tahu bagaimana mereka harus bersumbangsih untuk membantu pasien menenteramkan raga, meringankan penderitaan, dan membuka hati agar tidak diliputi ketakutan.
Para dokter juga hendaknya dapat membimbing keluarga pasien untuk merelakan. Ini adalah pelajaran penting bagi tenaga medis. Ini dimulai dari melatih pikiran kita sendiri.
Waktu berlalu dengan sangat cepat. Karena itu, kita harus sungguh-sungguh menjadi penyelamat yang berharga bagi kehidupan orang lain. Inilah misi para dokter dan perawat.
Polusi udara berkaitan erat dengan kelahiran bayi prematur
Melindungi situs bersejarah dan mencegah pencemaran
Berikrar untuk mengemban misi
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Februari 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 20 Februari 2017
Editor: Metta Wulandari