Ceramah Master Cheng Yen: Mengemban Misi untuk Membimbing Generasi Penerus
Kita
membimbing murid-murid dengan
sepenuh hati. Namun,
kita harus memiliki titik berat. Agar
bisa belajar dengan tekun, murid-murid
harus menghormati guru dan mementingkan
apa yang diajarkan guru. Apa
yang harus dilakukan guru agar
bisa dihormati murid-murid? Guru
harus berpegang pada semangat misi dan
bertindak sesuai kebenaran. Dampak
dari kelakuan guru sangat besar karena
pendidikan mengajarkan moralitas dan
pengetahuan kepada anak-anak.
Dalam
menjalankan misi pendidikan, kita
harus menunjukkan arah yang benar untuk
ditapaki anak-anak. Para
guru dan murid Universitas
Sains dan Teknologi Tzu Chi juga
menghirup keharuman Dharma. Empat
praktik aplikasi juga
dijalankan dalam pendidikan kita.
“Sekolah kita memberi pendidikan teknik dan keterampilan. Karena itu, kita sangat mementingkan metode pengajaran agar murid-murid memahami apa yang dipelajari. Saat memberikan ceramah, Master mengulas tentang empat aplikasi, yakni kehangatan, puncak, kesabaran, dan kebijaksanaan duniawi tertinggi.”
“Saya merasa bahwa ini sama dengan menjalankan misi
pendidikan. Kita
harus membangkitkan minat
murid-murid terlebih dahulu, lalu
membimbing mereka melakukan praktik, meningkatkan
kemampuan masing-masing, hingga
akhirnya menjadi unggul,”
petikan pidato Dr. Kuo Yu-Ming, Kepala Jurusan Manajemen Marketing dan
Distribusi, Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi.
Mendengar
ucapannya, saya
sungguh merasa kagum. Dengan
menerapkan prinsip
kebenaran yang mendalam dalam
pendidikan, para
guru telah membentangkan sebuah
jalan yang rata. Demikianlah
guru-guru kita membimbing
murid-murid ke arah yang benar dan
jalan yang rata agar
murid-murid dapat menunaikan kewajiban
mereka sebagai murid. Dengan
demikian, setelah lulus dan
terjun ke tengah masyarakat, mereka
dapat menapaki jalan
yang benar dan rata. Jika
tidak, setelah lulus, mereka
akan kekurangan kesungguhan
hati dan ketulusan.
Jika
saat ini mereka tidak
bersungguh hati dan tulus terhadap
guru dan pendidikan mereka, setelah
mereka terjun ke masyarakat, bagaimana
kondisi masyarakat di
masa mendatang? Jadi,
kita sungguh harus berpegang
pada semangat misi dan
bertindak sesuai kebenaran.
Belakangan
ini, saat mengulas Sutra Bunga
Teratai, saya
juga berpegang pada semangat misi. Apa
pun yang terjadi, saya
tetap bersiteguh untuk membabarkan seluruh
isi Sutra Bunga Teratai. Meski
merasa tidak enak badan, saya
tetap memberikan ceramah pada
pagi hari. Singkat
kata, inilah misi yang
saya berikan pada diri sendiri.
Belakangan
ini, saya mengulas tentang jubah
surgawi yang turun dari langit. Ini
merupakan suatu perumpamaan yang
berarti bahwa setiap orang memiliki
tanggung jawab besar. Saudara
sekalian, menjadi
guru adalah panggilan hidup sekaligus
tanggung jawab kalian. Kalian
harus menjaga harga diri sebagai
seorang guru.Ucapan saya tadi mungkin
terdengar agak kasar, tetapi
saya sangat bersyukur. Di
saat seperti ini, kalian
bersedia datang dan
mendedikasikan diri di
wilayah timur Taiwan yang
disebut orang-orang sebagai tempat
yang tidak ingin didatangi. Semua
yang hadir di sini berasal
dari wilayah barat Taiwan. Karena
memiliki panggilan hidup dan
semangat misi, kalian
bisa bertindak sesuai kebenaran. Dengan
semangat inilah kalian datang ke sini.
Saya
juga mendengar Si Cheng berbagi
tentang Pastor Zucchi. Saya
sangat tersentuh. Beliau
adalah seorang pastor. Berhubung
warga Haiti hidup kekurangan, dahulu
beliau menyediakan makanan dua
kali dalam seminggu. Kini,
setelah menerima beras dari Taiwan, beliau
bisa menyediakan makanan lima
kali dalam seminggu. Saya
sangat bersyukur kepada
Pastor Zucchi yang
mengemban tanggung jawab ini.
Beliau
memiliki lebih dari 20.000 murid yang
sebagian besar kekurangan. Setiap
hari, beliau menyediakan makanan bagi
murid-muridnya sekali. Beliau
juga memperhatikan lebih dari 200 lansia
dan orang berketerbatasan fisik. Beliau
menyediakan makanan setiap hari dan
memperhatikan mereka. Semangat
beliau sungguh mengagumkan. Beliau
berkesempatan untuk menjadi
kardinal di Roma, tetapi
memilih untuk menolaknya karena
tidak bisa meninggalkan tempat yang penuh penderitaan demi naik pangkat.
Tahun
lalu, saat kembali ke Taiwan, beliau
berkata bahwa beliau
adalah insan Tzu Chi. Beliau
berkata demikian bukan
demi mendapatkan beras bantuan, melainkan
karena tersentuh oleh
sumbangsih insan Tzu Chi. Beliau
semula sudah memiliki semangat misi untuk
bersumbangsih bagi
makhluk yang menderita. Beliau
memikul tanggung jawab bagai
memikul salib. Kini,
beliau ingin memikul
bakul beras bagi dunia. Beliau
menyebut diri sendiri sebagai
insan Tzu Chi.
Demi
orang-orang yang menderita, beliau
terus mendedikasikan diri di Haiti. Sebelum
beliau datang ke Hualien, kita
bisa melihat lewat siaran Da Ai TV bahwa
dalam setiap pembagian bantuan, beliau
selalu membantu menerjemahkan. Belakangan,
Si Cheng (relawan Tzu Chi)
tidak perlu menjelaskan
apa-apa lagi karena
beliau sudah bisa memperkenalkan
Tzu Chi dengan lancar. Inilah
kesungguhan dan ketulusan beliau. Kita
semua memiliki semangat Tzu Chi.
Bapak
dan ibu guru sekalian, permintaan
saya tidak banyak. Saya
hanya berharap kalian dapat
sungguh-sungguh mengenal Tzu Chi dan
memahami perjalanan Tzu Chi selama
50 tahun lebih ini. Saya
sangat bersyukur belakangan
ini, Wakil Ketua Wang setuju
untuk membantu saya menyusun pedoman
ajaran Jing Si. Tzu
Chi telah berdiri 50 tahun lebih. Sesungguhnya, sejak peringatan 40 tahun Tzu Chi, saya terus berkata bahwa saya ingin meresmikan mazhab Tzu Chi.
Saya
terus memberitahukan pemikiran
saya kepada relawan kita. Hingga
Tzu Chi berusia 50 tahun, saya
baru meresmikan mazhab Tzu Chi. Kita
harus menyatukan Dharma yang
menjadi pedoman Empat Misi Tzu Chi. Tzu
Chi memiliki sejarah dan Dharma. Kita
bisa melihat bagaimana relawan kita bersumbangsih
bagi masyarakat dengan
mendedikasikan diri dalam
misi budaya humanis, pendidikan, kesehatan,
dan amal. Semua
itu patut disebarluaskan.
Kita
harus menggenggam waktu. Saya
berharap tahun ini, kita
dapat meningkatkan penyaluran
bantuan di Haiti dan Afrika. Penderitaan
warga setempat sungguh
di luar bayangan kita. Jadi,
saya berharap kita dapat lebih
banyak bersumbangsih di Haiti dan
Afrika bagi orang-orang
yang menderita. Banyak
hal yang harus disyukuri. Terima
kasih atas kesungguhan hati kalian.
Melindungi semangat
misi dan harga diri sebagai seorang guru
Mengemban misi untuk membimbing generasi penerus
Bertekad menolong semua makhluk yang menderita
Menyusun pedoman
ajaran Jing Si dan menyebarluaskan
mazhab Tzu Chi
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Maret 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 27 Maret 2018