Ceramah Master Cheng Yen: Mengemban Misi untuk Mempraktikkan Kebajikan


“Beruntung, ada kalian yang membantu anak-anak ini mengatasi masalah penglihatan mereka dan memberikan bantuan lainnya. Kami sangat berterima kasih pada kalian,”
kata Orang tua murid.

“Saya adalah Katarina, pengawas di Pusat Pendidikan Jorge Huneeus Zegers. Terima kasih atas seluruh bantuan Tzu Chi bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Saya berterima kasih pada kalian dari lubuk hati saya,” kata Katarina Pengawas sekolah.

“Kami sangat bahagia dan berterima kasih atas bantuan Tzu Chi. Kami sungguh sangat membutuhkan barang bantuan ini,” kata Orang tua murid.

Jika kita dapat lebih bersungguh hati membangkitkan cinta kasih orang-orang, orang-orang yang menderita akan lebih berkesempatan untuk memperoleh bantuan. Dengan demikian, barulah dunia dapat dipenuhi berkah dan ketenteraman. Berhubung orang yang menderita sangat banyak, maka orang yang menciptakan berkah juga harus banyak.

Saya sering mengulas tentang memikul bakul beras. Kedua bakul beras di pikulan harus sama beratnya. Jika orang yang mengulurkan tangan sedikit, sedangkan orang yang menderita sangat banyak, yang menderita tidak akan tertolong. Jadi, berhubung orang yang menderita sangat banyak, hendaklah kita bersungguh-sungguh menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Dengan demikian, barulah kita bisa memikul dua bakul beras dengan satu pikulan. Inilah yang disebut seimbang.

Pelaksanaan misi amal pun demikian. Kita bisa melihat Madagaskar yang sangat asing bagi kita. Kita tidak memiliki benih Tzu Chi di sana, tetapi warga setempat sangat membutuhkan bantuan. Ada seorang pengusaha setempat yang sangat kompeten dan bersedia memikul tanggung jawab. Beliau membantu kita dalam pengiriman barang bantuan. Meski menghadapi berbagai kesulitan, beliau tetap memikul tanggung jawab ini sehingga ada banyak orang yang dapat memperoleh bahan pangan dari Tzu Chi. Pembagian bantuan berlangsung dengan tertib.


“Barang bantuan ini disediakan oleh Yayasan Tzu Chi yang berasal dari Taiwan. Mari kita beranjali dan mengucap syukur,”
kata Eugenie Wakil ketua Lions Clubs International.

“Terima kasih atas bantuan kalian. Terima kasih, Tzu Chi,” kata salah seorang penerima bantuan.

Mengenai Ibu Eugenie yang telah mengemban tanggung jawab ini, saya sangat tersentuh. Saya sangat ingin membungkukkan badan di hadapannya untuk berterima kasih padanya. Beliau sungguh mengagumkan. Intinya, kita harus membina benih Tzu Chi di berbagai negara untuk membentangkan jalan bagi warga setempat. Dengan demikian, barulah kita bisa membawa barang bantuan ke sana.

Mari kita lebih bekerja keras untuk mewujudkannya. Saya sangat bersyukur dan tersentuh melihatnya. Tentu saja, prosesnya membutuhkan kerja keras. Saya sangat bersyukur. Melihat apa yang relawan kita bagikan, saya sungguh sangat tersentuh. Dahulu, sangat sulit untuk menyalurkan bantuan di Etiopia. Saat itu, insan Tzu Chi di sana sangat sedikit sehingga mereka merasakan tekanan yang sangat besar. Kini, makin banyak orang yang bertekad dan berikrar untuk mengemban misi Tzu Chi di sana.

Demi dunia ini, kita hendaknya menginspirasi lebih banyak orang untuk membangkitkan kekuatan cinta kasih. Pikirkanlah bagaimana kita menggalang anggota Tzu Ching dahulu. Saya juga berharap sekolah kita dapat bersungguh hati untuk menggalang lebih banyak anggota Asosiasi Guru Tzu Chi dan Tzu Ching. Apa yang harus kita lakukan untuk menginspirasi orang-orang di berbagai sekolah di Taiwan untuk bergabung menjadi anggota Asosiasi Guru Tzu Chi dan Tzu Ching?


Lebih dari 30 tahun yang lalu, kita sering mengadakan kamp di sekolah. Kita mengadakan kamp yang dapat diikuti oleh kepala sekolah, guru, dan murid dari berbagai sekolah. Pada liburan musim panas dan dingin, kita juga tidak menyia-nyiakan waktu dan mengadakan kamp demi kamp. Kita bahkan mengadakan kamp untuk anggota komisaris kehormatan di Hualien. Dahulu, kita sungguh sangat sibuk. Kini, kita juga sibuk, tetapi tidak sesibuk dahulu.

Dahulu, pada liburan musim dingin dan panas, kita selalu mengadakan kamp demi kamp. Di luar masa libur, kita juga bersungguh hati mengadakan kamp. Kini, kita telah memiliki banyak relawan dan staf. Karena itu, kita hendaknya memikirkan cara untuk melakukan peningkatan. Kalian yang lebih senior dan dahulu pernah mengikuti kamp Tzu Ching atau kamp Asosiasi Guru Tzu Chi hendaknya memikirkan cara untuk kembali memulai langkah untuk menginspirasi lebih banyak orang. Contohnya, tanah kelahiran Buddha, Nepal.

Mendengar seruan saya, insan Tzu Chi Malaysia telah menginjakkan kaki di Nepal. Dengan menginjakkan kaki di sana, mereka telah membawa harapan bagi warga setempat. Jika kedua kaki mereka enggan melangkah maju, mereka akan selamanya berdiam di tempat. Apa pun yang saya serukan, mereka hanya akan melangkah di tempat. Karena itu, marilah kita menggenggam jalinan jodoh dan waktu yang ada.


Lihatlah, banyak bencana yang terjadi di seluruh dunia dan pikiran manusia terus bergejolak. Bencana akibat ulah manusia yang terjadi sekarang sungguh membuat saya sangat khawatir. Kita hendaknya kembali mengimbau orang-orang untuk mengerahkan kekuatan cinta kasih agar kita dapat menyalurkan bantuan kepada orang-orang yang menderita di seluruh dunia. Jadi, selain bersumbangsih dengan materi, kita juga hendaknya menginspirasi orang-orang untuk mencurahkan cinta kasih. Kini, inilah yang hendaknya kita lakukan dengan segenap hati dan tenaga.

Kita hidup di era kemunduran Dharma. Jika Dharma terus mengalami kemunduran, bencana akan makin kerap terjadi dan makin intens. Karena itu, kini kita harus kembali membangkitkan cinta kasih orang-orang. Namun, kini tenaga saya sudah terbatas. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kalian harus membangkitkan tekad dan kekuatan ikrar. Asalkan tulus dan bersedia bergerak, kalian pasti bisa melakukannya. Lihatlah apa yang telah saya lakukan dahulu. Kalian semua bisa seperti saya. Saya saja bisa melakukannya, bisakah kalian berkata bahwa kalian tidak bisa? Setiap orang bisa melakukannya.

Kini, jumlah insan Tzu Chi sangatlah banyak. Semua orang hendaknya menghimpun kekuatan. Saat kita bekerja sama dengan kesatuan hati, ketulusan kita bisa menjangkau para Buddha, Bodhisatwa, dan makhluk pelindung Dharma serta membawa ketenteraman bagi dunia ini. Namun, jika orang-orang enggan bertindak, apa pun yang saya serukan, itu tidak ada gunanya. Saya berharap semua orang dapat membangun tekad dan ikrar serta mempraktikkannya. Hendaklah kita menggenggam waktu yang ada. Janganlah kita menyia-nyiakan waktu. Yang terpenting ialah membina ketulusan. 

Menghimpun kekuatan untuk menolong orang yang kekurangan dan menderita
Menabur benih Tzu Chi secara luas dan giat bersumbangsih
Membentuk hutan Bodhi untuk mengemban misi
Melindungi dunia dengan mempraktikkan kebajikan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 21 Juli 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 23 Juli 2023
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -