Ceramah Master Cheng Yen: Mengemban Tanggung Jawab Besar dengan Ikrar dan Praktik Nyata


“Pada tanggal 1 Januari pukul 04.10 sore, gempa berkekuatan 7 SR mengguncang Semenanjung Noto, Ishikawa. Pascagempa, hari telah menjelang malam. Saat itu listrik padam dan di dalam kegelapan, perasaan putus asa begitu mendalam. Sejak saat itu, kami menerima banyak bantuan dari berbagai pihak. Kini, sepuluh bulan setelahnya, kami dapat datang ke Taiwan untuk mengucapkan terima kasih kepada semuanya. Saya merasa sangat Bahagia,”
kata Koki Yoshimura Wali Kota Anamizu, Ishikawa.

“Pascagempa pada bulan Januari, Tzu Chi Taiwan menyediakan makanan hangat dan minuman hangat. Di tengah kondisi sulit akibat pemadaman listrik dan air, makanan hangat menjadi sumber kehangatan bagi kami. Saya percaya bahwa setiap warga akan selalu mengingat bantuan ini. Ketika masa depan tidak jelas dan kami tidak tahu apa yang harus dilakukan, kami menerima dana bantuan dari Tzu Chi yang sangat berarti. Oleh karena itu, kami merasa sangat besyukur,” pungkas Koki Yoshimura.

“Kami benar-benar menerima bantuan yang luar biasa dari Tzu Chi. Bantuan itu datang tepat waktu dan tidak pernah terasa kurang. Kami sangat berterima kasih. Baik berupa uang tunai maupun barang bantuan, semuanya membawa kehangatan bagi kami. Ini bukan hanya sekadar bantuan, kami berharap ini menjadi sebuah peluang baru,” kata Atsushi Kuroda Kepala Divisi Penanganan Pemulihan dan Rekonstruksi.

“Semenanjung Noto adalah wilayah yang sangat kecil. Begitu pula dengan Kota Anamizu yang hanya dihuni oleh lebih dari 6 ribu orang. Melalui gempa yang melanda Semenanjung Noto, kami memiliki jalinan jodoh untuk mengenal Tzu Chi dan memulai hubungan yang baik. Kami merasa memiliki tempat untuk bersandar,” pungkas Atsushi Kuroda.


“Bagi saya pribadi, saya juga kehilangan rumah dan mobil akibat gempa. Hingga akhir bulan Maret, saya tinggal di tempat pengungsian di sebuah gedung olahraga. Setelah bulan Maret, akhirnya saya bisa menempati rumah sementara. Hingga kini, saya tinggal di sana. Ketika dana bantuan diberikan, saya bertugas sebagai staf yang membantu proses pembagiannya. Kehangatan dan keramahan relawan Tzu Chi berhasil menghadirkan senyum di wajah para warga yang sangat membekas di hati saya,”
kata Yuto Hamatani Penanggung Jawab Penanganan Pemulihan dan Rekonstruksi.

Saya merasa sangat tersentuh dengan kesungguhan dan ketulusan para relawan. Kita telah melayani dengan ketulusan yang sejati. Jarak antara Jepang dan Taiwan sangatlah dekat. Bantuan Tzu Chi menjangkau seluruh dunia, tentu juga mencakup yang dekat. Namun, saya merasa sedikit bersalah karena waktu yang dibutuhkan terasa terlalu lama. Kejadian ini terjadi pada saat Tahun Baru, tetapi kita cukup lama untuk menanggapinya. Meski begitu, tentu saja, kita akhirnya dapat melakukannya dengan baik.

Saya berterima kasih atas makanan hangat, baik mi maupun nasi yang kalian sediakan. Saya terlebih berterima kasih karena saat cuaca dingin, makanan tersebut menjadi wujud perhatian yang sangat menghibur. Dokumentasi bantuan selalu dikirimkan kepada saya dan saya melihatnya. Di tempat yang terbuka, saya melihat bagaimana semangkuk demi semangkuk makanan hangat disajikan ke tangan warga. Saya merasa bahwa makanan itu pertama-tama menghangatkan tangan mereka, lalu menghangatkan hati mereka, dan akhirnya memberikan kehangatan saat disantap. Melihat gambar-gambar itu, saya yang berada di Taiwan merasa sangat bersyukur.


Saya berterima kasih atas apa yang kalian lakukan di Jepang. Kalian benar-benar menunjukkan semangat Tzu Chi yang sesungguhnya. Saya merasa ini sangatlah penting. Namun, saya ada sedikit rasa bersalah karena merasa belum sepenuhnya memastikan mereka benar-benar tenang dan nyaman. Respons kita agak sedikit lambat. Kita harus tetap memberikan bantuan kepada mereka untuk dapat menjalani kehidupan selama 2 hingga 3 bulan.

Meski saat itu ada yang bertanya, "Apakah perlu sebanyak itu?" saya menjawab, "Di saat darurat, tidak ada apa pun yang tersedia. Terlebih lagi, banyak korban yang sudah lansia dan hidup sebatang kara. Setidaknya, kita harus membantu mereka untuk menjalani kehidupan selama 2 hingga 3 bulan." Inilah alasan mengapa kali ini dana yang kita gunakan di Jepang cukup besar. Saya merasa bahwa ini adalah keputusan yang tepat. Intinya, kita berhasil untuk menghadirkan cinta kasih yang hangat dan benar-benar sampai ke hati penerima bantuan.

Saat ini, saya sangat berharap agar para lansia benar-benar memiliki masa depan yang tenang dan stabil. Inilah harapan terbesar saya. Tentu saja, ketua badan misi amal dan seluruh tim telah bekerja dengan sangat baik. Beliau sangat berwawasan global. Relawan Tzu Chi, A-gui juga sangat peduli dan turut bersumbangsih. Pada dasarnya, dia adalah orang yang penuh perasaan, hangat, dan selalu bersedia untuk bergerak. Dalam bantuan ke Jepang ini, dia melakukannya dengan baik.


Kalian yang berada di Jepang juga perlu lebih banyak berinteraksi dan memperhatikan satu sama lain. Saya berharap kita semua dapat memikirkan bagaimana cara untuk dapat terus memberikan perhatian kepada para lansia dan orang-orang yang membutuhkan. Ini adalah bantuan lanjutan. Saya sering berkata bahwa hendaknya kita memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih agung. Berkat jalinan jodoh, kita dapat bertemu satu sama lain. Tanpa adanya sebab dan kondisi, kita tidak akan dapat bertemu. Hendaknya kita menggenggam jalinan jodoh.

Terima kasih kepada semuanya yang ada di Jepang yang telah mencurahkan perhatian dan memberikan bantuan. Saya berharap di masa depan, semuanya dapat terus mencurahkan perhatian dan membangun komunikasi yang lebih erat lagi. Inilah harapan yang tulus dari saya. Intinya, kita adalah teman baik. Kita harus lebih banyak berinteraksi. Jika ada waktu, hendaknya kalian lebih sering berkunjung ke Taiwan. Hendaknya kalian saling berdiskusi tentang apa yang harus kita lakukan ke depannya.

Ketua badan misi amal Tzu Chi juga sangat terbuka untuk berinteraksi. A-gui pun dapat lebih banyak terlibat dalam kegiatan Tzu Chi. Dunia ini adalah rumah kita bersama. Di mana pun ada yang membutuhkan, kita harus pergi ke sana untuk membawa bantuan. Ingatlah bahwa kita adalah satu keluarga. Hendaknya kita bekerja dengan kesatuan hati, ketulusan, kesungguhan, dan rasa syukur.

Menjadi sandaran yang penuh dengan ketulusan
Memperpanjang jalinan kasih sayang dengan benih bajik dan jalinan jodoh berkah
Melindungi semua makhluk di dunia dan mewujudkan ketenteraman
Mengemban tanggung jawab besar dengan ikrar dan praktik nyata

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 18 November 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 20 November 2024
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -