Ceramah Master Cheng Yen: Mengemban Tekad Guru dengan Hati Buddha
Dalam acara pemberkahan Akhir Tahun di Tzu Chi Tainan, Yan Sheng-xian, salah seorang relawan memberikan sharing. “Dalam seumur hidup saya ini, ada dua hal yang saya lakukan di masa muda yang membawa pengaruh besar bagi saya. Pertama adalah ketika saya menyopir truk daur ulang sekitar dua puluh tahun lalu. Kedua adalah berpartisipasi dalam bantuan internasional Tzu Chi. Ini membawa pengaruh besar bagi saya,” ucap Yan Sheng-xian dengan yakin.
“ Master berkata kita harus menyucikan hati manusia dan merekrut lebih banyak Bodhisattva dunia. Kini saya ingin melapor kepada Master bahwa dari sekitar dua puluh keluarga di Perumahan Cinta Kasih di Yujing, sekarang sudah ada tiga orang anggota komite Tzu Chi. Kami akan terus berusaha, harap Master tenang saja. Sekitar dua puluh tahun lalu, sepulang dari Qinghai, saya berkata kepada Master, "Master, nomor anggota Tzu Cheng saya adalah 999. Saya ingin mengikuti Master di dalam Tzu Chi dalam waktu yang sangat lama." Master berkata, "Selama langit dan bumi masih ada." Karena kata-kata Master ini, saya bertekad untuk selamanya menjadi murid Master. Saya tidak akan pernah mundur atau goyah. Saya juga ingin mengajak semua yang hadir di sini untuk sama-sama berikrar mengikuti Master di jalan Tzu Chi sampai selama-lamanya, dari kehidupan ke kehidupan,” pungkasnya pasti.
Kita harus menjalankan misi Tzu Chi sampai selama-lamanya. Terlebih lagi, dunia ini membutuhkan cinta kasih abadi. Jadi, saya berharap cinta kasih kita ini terus bertambah dan terhimpun. Setahun sekali, kita bertemu dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun. Ini menunjukkan bahwa waktu tidak menunggu siapa pun. Kita semua harus memanfaatkan setiap waktu yang ada. Saudara sekalian, hari ini kalian semua telah dilantik.
Lihatlah, di dada kalian tersemat pita bertuliskan "Hati Buddha, Tekad Guru". Kalian semua dan saya
bersama-sama menyatu dengan hati Buddha. Inilah maksud dari "Hati Buddha". Hati Buddha adalah hati penuh welas asih agung. Hati Buddha adalah hati penuh kesadaran. Kita harus meneladani Buddha.
Jika kita sama sekali tidak memahami ajaran-Nya, maka inilah yang disebut tersesat.
Waktu terus berlalu tanpa henti. Kita datang ke dunia ini dengan penuh ketidaktahuan. Jika kini kita melewati hari-hari dengan sia-sia, maka sungguh disayangkan. Mulai saat ini, kita harus mencari dan mendalami ajaran Buddha. Kita harus menerima ajaran Buddha. Jika tidak memahami semangat dan cita-cita Buddha, maka apa yang ingin kita pelajari? Jadi, kita harus meneladani welas asih Buddha. Hati Buddha adalah hati yang penuh welas asih. Kita semua bisa menjadi Buddha. Buddha mengatakan ini kepada semua makhluk karena semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan. Jadi, kita harus yakin terhadap ajaran Buddha bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan.
Saudara sekalian, untuk membangkitkan hakikat kebuddhaan ini, dibutuhkan praktik nyata. Jadi, jika kalian mendengar ceramah Dharma saya belakangan ini, saya ada membahas tentang dua jenis kelahiran dan kematian. Kita semua harus memutus keduanya. Untuk itu, kita harus melenyapkan kegelapan batin. Kita semua tidak tahu mengapa kita ada di dunia ini. Sebagian orang terlahir di negara yang makmur, di dalam keluarga yang baik, dan memperoleh banyak kelebihan dibanding orang lain.
Ini karena di kehidupan lampau mereka pernah menciptakan berkah dan berbuat baik. Mereka telah memiliki benih kebajikan dan membawanya ke kehidupan sekarang. Mereka dapat memilih untuk lahir di tempat yang baik.
Sesungguhnya, mereka tidak memilih, melainkan benih karma baik merekalah yang mengondisikan mereka untuk bertemu keluarga yang baik, masyarakat yang sejahtera, dan negara yang makmur. Mereka terlahir dalam kondisi baik seperti itu. Kita yang lahir di Taiwan juga sangat beruntung. Meski wilayah Taiwan tidak luas, tetapi cinta kasih warga Taiwan sangat kental. Karena itu, kita harus menggenggam waktu yang ada untuk berusaha memahami jalan agung. Kita harus memahami ajaran Buddha. Jika dapat memahami jalan agung ini, barulah kita dapat menyelamatkan semua makhluk. Kita juga harus mendalami Sutra. Mendalami Sutra bertujuan untuk menumbuhkan kebijaksanaan kita. Untuk memperoleh kebijaksanaan seluas samudra,kita harus memahami ajaran Buddha.
Insan Tzu Chi hendaknya memahami hati Buddha dan mengemban misi saya. Jika keduanya digabungkan, itulah "Hati Buddha, Tekad Guru". Semangat dan kualitas yang harus dimiliki insan Tzu Chi
sudah kalian pelajari selama pelatihan. Kita harus memahami jalan agung menuju pencerahan, harus mendalami Sutra, serta harus saling pengertian dalam hubungan antarmanusia. Dengan sikap penuh pengertian, secara alami cinta kasih akan meluas ke seluruh dunia. Kita harus mengenal rasa puas. Jika kita dapat berpuas diri, barulah batin kita akan tenang dan damai. Terlebih lagi, dalam hubungan antarmanusia, kita harus bertoleransi dan berlapang dada. Sebagai insan Tzu Chi, jika kita tidak saling bertoleransi, bagaimana mungkin organisasi kita bisa teratur?
Saya melihat pementasan adaptasi Sutra kalian yang begitu rapi dan indah. Ini adalah berkat kesatuan hati semua orang. Agar kedamaian dunia tercapai, antarsesama manusia harus saling bertoleransi. Kita juga harus bersyukur setiap saat. Saya bersyukur kalian semua saling mengasihi. Inilah yang harus dimiliki insan Tzu Chi. Saya berharap kalian yang telah menjadi relawan Tzu Chi dapat menjadi teladan dan memiliki hati Buddha, yaitu memiliki semangat yang sama dengan Buddha, karena Buddha berkata bahwa kita semua dapat menjadi Buddha. Tanpa memiliki hati Buddha, bagaimana kalian dapat menjadi Buddha? Kita harus bersumbangsih dan giat mendengar Dharma.
Kita tentu harus melestarikan alam dan lingkungan, tetapi kita juga harus menjaga batin kita. Inilah misi insan Tzu Chi. Inilah harapan saya kepada kalian yang telah masuk ke dalam Tzu Chi. Bahu kanan harus memikul semangat Buddha, bahu kiri harus memikul misi Tzu Chi. Di depan dada, haruslah terpatri citra dan kualitas diri sendiri sebagai insan Tzu Chi. Saat berbicara atau bekerja dengan orang lain, kita harus selalu saling mengasihi dengan hati yang tulus. Kita harus membentangkan jalan dengan cinta kasih. Semakin panjang dan lama kita membentangkan jalan, orang yang terinspirasi pun akan semakin banyak. Kita juga memerlukan jalinan tali kasih sayang. Kita harus mempertahankan jalinan kasih sayang hingga selama-lamanya. Segala yang telah berlalu biarlah berlalu, tetapi saat ini hingga masa depan,kita harus sungguh-sungguh melangkah di jalan ini dengan sungguh-sungguh.
Waktu terus berlalu tanpa henti. Yang sudah berlalu tidak dapat diulang kembali. Yang dapat kita lakukan hanyalah mulai melangkah di jalan yang benar dan lurus. Kita semua berjalan semakin maju di jalan ini. Jalan Bodhisattva ini adalah jalan yang diajarkan Buddha untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Setiap hari, kita harus menjalani hidup dengan cara yang Buddha ajarkan agar jiwa kebijaksanaan kita bertumbuh. Jika sebaliknya, maka kehidupan kita akan berlalu sia-sia. Saat satu hari berlalu, usia kehidupan kita juga berkurang satu hari. Dengan mendengar dan menyerap Dharma setiap hari, jiwa kebijaksanaan kita akan tumbuh dari hari ke hari.
Memahami jalan agung demi menyelamatkan semua makhluk
Menyelami Sutra demi menumbuhkan kebijaksanaan
Mengembangkan berkah dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 07 Desember 2015
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 Desember 2015