Ceramah Master Cheng Yen: Mengembangkan Berkah dan Kebijaksanaan dengan Langkah Mantap


Pikirkanlah, di mana pun terjadi penderitaan, Tzu Chi akan bersumbangsih di sana. Hendaklah kita mendengarkan mereka yang menderita dan melenyapkan penderitaan mereka. Bumi ini sungguh besar. Untuk menjalankan misi di seluruh dunia, bukanlah hal yang mudah. Ini membutuhkan tenaga manusia. Dengan jumlah orang yang banyak, barulah kita memiliki kekuatan. Selain orang dan kekuatan, kita juga membutuhkan tetes demi tetes sumbangsih.

Hendaklah kita menghimpun cinta kasih dan membangkitkannya agar kita memiliki kekuatan untuk bersumbangsih. Contohnya, gempa Turki yang terjadi kali ini. Gempa bumi di Turki yang terjadi dalam sekejap mengingatkan kepada kita bahwa ketidakkekalan dapat terjadi dalam sekejap. Inilah kehidupan. Tanah kita telah rapuh dan penuh bahaya. Dengan demikian, hendaklah kita memahami dan mengingatkan diri sendiri untuk berwaspada. Kita semua harus melakukannya.

Setelah melihat bencana yang menggemparkan dunia, kita semua harus sadar dan mengambil hikmahnya. Berkat perkembangan teknologi saat ini, semua hal dapat diteruskan dengan cepat dan kita semua dapat melihat apa yang terjadi. Teknologi saat ini juga dapat menunjukkan kepada kita tentang ketidakkekalan, penderitaan, dan kekosongan.

Saat ini, berada di Bumi yang sama, kita dapat melihat semua tempat seolah-olah tepat berada di hadapan kita. Jadi, hendaklah kita bermawas diri saat melihat bencana di hadapan kita. Setelah melihat apa yang terjadi, kita harus segera sadar dan meningkatkan kewaspadaan. Hendaklah kita memikirkannya dengan baik. Upaya penyelamatan harus dilaksanakan dengan segera.

“Saat itu, saya tinggal di dalam bangunan ini. Setelah gempa, bangunannya menjadi seperti ini. Kakak laki-laki saya tinggal di lantai dasar dan gempa telah merenggut nyawanya. Setelah gempa, kalian dapat melihat bahwa kehidupan kami sangat sulit. Namun, kami masih sangat beruntung karena AFAD, Bulan Sabit Merah, dan beberapa organisasi amal luar negeri datang membantu kami. Kami sungguh berterima kasih,” kata Kurt korban bencana.

“Sejak awal, kita dapat melihat perbedaan antara daerah bencana yang ringan dan serius. Ketika memasuki daerah bencana yang serius, Anda dapat melihat bahwa mereka sungguh memiliki banyak kebutuhan. Namun, tingkatnya pun berbeda-beda. Beberapa membutuhkan selimut; beberapa membutuhkan pemanas; beberapa membutuhkan tempat tinggal sementara. Jadi, mereka memiliki kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat keseriusan bencana dan kondisi daerah bencana. Sungguh, inilah yang harus kita kuasai saat ini dan kita masih melakukan penilaian,” kata Xie Jing-gui relawan Tzu Chi.


Saat ini, staf Tzu Chi dan wakil ketua kita, Simon Shyong, telah berada di sana. Saya berharap bahwa kita tidak hanya memberikan bantuan tanggap darurat, tetapi juga memberikan bantuan selama masa pemulihan mereka. Saya sungguh berharap bahwa kita dapat menenteramkan raga, menenangkan hati, dan memulihkan kehidupan para korban. Di masa depan, mungkin akan ada lebih banyak hal yang membutuhkan bantuan kita.

Semua orang telah membangun tekad untuk membantu. Saya dapat melihatnya dari tetes-tetes sumbangsih dari isi celengan bambu yang dituangkan. Inilah harapan. Asalkan kita menghimpun kekuatan bersama dan memiliki tekad untuk membantu, saya yakin kita dapat mengerahkan potensi bajik kita. Saya berterima kasih kepada seluruh Bodhisatwa. Hendaklah kita semua bergerak dan membangkitkan kekuatan cinta kasih yang ada dalam diri kita masing-masing. Saat ini, Tzu Chi tengah menyalurkan bantuan bagi para korban bencana di Turki.

“Relawan melakukan survei ke setiap rumah. Kami memiliki sekitar 200 hingga 300 relawan. Setiap hari, tugas mereka ialah mengunjungi setiap keluarga, membantu mereka mengisi formulir, dan mengidentifikasi kebutuhan mereka. Jadi, dalam waktu yang singkat, kami telah menyurvei 1.100 keluarga,” kata Faisal Hu relawan Tzu Chi Turki.

“Sakit yang dirasakan oleh para korban adalah sakit yang tidak dapat ditanggung oleh orang biasa, tetapi mereka harus menanggungnya. Oleh karena itu, saya tidak dapat melihat senyuman di wajah mereka hari ini. Saya berharap bahwa melalui barang bantuan dan rangkulan yang kita berikan, mereka akan mendapatkan kehangatan,” kata Zhou Ru-yi relawan Tzu Chi Turki.


Tzu Chi telah menggerakkan banyak relawan dalam upaya bantuan bencana ini, termasuk sekelompok siswa SD El Menahil yang saat ini telah menjadi mahasiswa. Dalam bantuan bencana kali ini, sekelompok mahasiswa juga berhimpun untuk mendedikasikan diri dalam pembagian bantuan dan memperhatikan para korban bencana. Untuk bencana di Turki kali ini, semua orang bertindak cepat untuk membawa bantuan. Belakangan ini, saya merasa bahwa adanya Tzu Chi adalah hal yang luar biasa. Terlebih lagi, keberadaan Tzu Chi sangat berharga bagi dunia.

Bodhisatwa sekalian, setiap orang harus memiliki nilai dalam hidup dan menginventarisasi kehidupan. Selama kita mendedikasikan diri di Tzu Chi, kita harus menginventarisasi kehidupan kita. Ketika kita menjalankan misi Tzu Chi, jiwa kebijaksanaan kita juga akan bertumbuh. Sebanyak apa yang kita lakukan, sebanyak itu pula hendaknya jiwa kebijaksanaan kita tumbuh. Tzu Chi membutuhkan semua orang. Dengan menggalang Bodhisatwa, kita akan memiliki kekuatan yang besar.

“Ada mobil truk dengan muatan 17 ton dan 26 ton. Masing-masing dapat membawa lebih dari 300 kardus. Jika ada 10 orang, masing-masing orang harus memindahkan 30 kardus. Kali ini, kami mengundang relawan Tzu Chi, warga masyarakat, dan anak-anak muda yang memiliki kesediaan hati untuk dapat membantu memindahkan barang-barang ini,” kata Yang Qing-zhong relawan Tzu Chi.

“Taiwan juga sering mengalami gempa bumi. Jadi, kita semua seharusnya dapat merasakan penderitaan yang dialami Turki. Kita harus memiliki empati. Semua orang bersedia untuk membantu sehingga saya juga harus turut berkontribusi,” kata Xu Jun-wei Asisten Manager Gudang Farglory.

Jadi, menyelamatkan kehidupan fisik dan jiwa kebijaksanaan, inilah yang saat ini kita lakukan. Kekuatan terletak pada setiap orang. Kita semua dapat memikul tanggung jawab ini. Hendaklah kita menceritakan ini kepada para donatur, keluarga, dan teman kita untuk menginspirasi mereka.


Dalam beberapa waktu ini, kita sudah kurang aktif. Beberapa relawan merasa tidak ada yang dapat dilakukan sehingga mereka beristirahat dan tidak memberi tahu siapa pun. Mereka tidak membuat kemajuan dan tidak menciptakan berkah bagi dunia. Hanya ketika melakukan sesuatu dan berjalan dengan langkah yang mantap, barulah kita membuat kemajuan di Jalan Bodhisatwa dan lebih cepat menuju kebuddhaan.

Semua orang memiliki hakikat kebuddhaan dan sifat hakiki yang sama dengan Buddha. Jika terus ketinggalan, kita tidak akan dapat menghayati hakikat kebuddhaan. Hanya ketika melakukan sesuatu, barulah kita dapat menghayatinya. Oleh karena itu, saya sering mengatakan bahwa ketika kita melayani, kita akan mendapatkan manfaat; ketika kita tidak melakukan apa pun, kita tidak akan mendapatkan apa pun. Jadi, meski Anda telah menjadi Tzu Cheng atau anggota komite Tzu Chi selama puluhan tahun, jika Anda tidak melakukan apa-apa, orang lain mungkin akan menyusul Anda, sedangkan Anda hanya diam di tempat.

Hendaklah kita melihat ke depan, bergerak dengan cepat, tekun dan bersemangat menapaki Jalan Bodhisatwa, dan memupuk jiwa kebijaksanaan kita. Ketika meninggal, kita tidak membawa apa pun, kecuali karma dan kebijaksanaan yang mengikuti. Jika tidak melakukan kebaikan, kita hanya akan membawa karma buruk dalam hidup kita.

Jika kita tidak menjadi Bodhisatwa yang bersumbangsih, kita hanyalah makhluk awam. Oleh karena itu, saya sering mengatakan bahwa ketika meninggal, kita tidak membawa apa pun. Tidak peduli seberapa besar bisnis Anda, ketika karma buruk telah matang, Anda tidak dapat menahannya. Hendaklah kita mendedikasikan diri untuk bersumbangsih sehingga kita dapat dipenuhi oleh berkah. 

Menghimpun cinta kasih di seluruh dunia
Meringankan penderitaan dan menyadari ketidakkekalan
Tekun dan bersemangat mengembangkan berkah dan kebijaksanaan
Berjalan maju dengan langkah yang mantap dan mempraktikkan kebajikan bersama 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Februari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 20 Februari 2023
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -