Ceramah Master Cheng Yen: Mengembangkan Berkah dan Kebijaksanaan untuk Membimbing Semua Makhluk


“Master sering memberi tahu kami bahwa vegetarisme juga mengandung konsep pelestarian lingkungan. Cih Ji Gong sangat setuju akan hal ini dan memberi tahu kami bahwa dalam ritual tahun ini, mereka akan menggalakkan vegetarisme. Mereka juga tidak menggunakan alat makan sekali pakai,”
kata Chen Pin-ru relawan Tzu Chi.

“Balai distrik setempat bahkan mengeluarkan pengumuman bagi keluarga berpenghasilan rendah untuk memberi tahu mereka bahwa kali ini, relawan Tzu Chi akan mengantarkan kupon makanan dari rumah ke rumah dan mereka harus membawa kotak makan sendiri,” kata Chen Hui-zhen relawan Tzu Chi.

“Data yang diberikan oleh Balai Distrik Fengyuan mencakup semua keluarga berpenghasilan rendah dan warga lansia yang hidup sebatang kara di 36 kelurahan yang berjumlah lebih dari 900 keluarga. Saat mengantarkan kupon makanan bagi keluarga kurang mampu dari rumah ke rumah, kami mendapati bahwa ada banyak keluarga yang membutuhkan bantuan Tzu Chi,” kata kata Chen Pin-ru relawan Tzu Chi.

“Kami juga memberikan bantuan sesuai kebutuhan, baik dengan menjalankan program bagi warga lansia maupun mengantarkan alat bantu. Berkat jalinan jodoh ini, akar misi amal kita makin mendalam di komunitas,” pungkas kata Chen Pin-ru.

Kalian telah melakukan hal yang benar. Sebelumnya, kita tidak mengetahui kondisi mereka. Setelah mengetahui kondisi mereka, kita dapat bersumbangsih. Saya merasa sangat tersentuh dan dekat dengan para Bodhisatwa di sini. Kalian sungguh sangat dekat di hati saya. Begitu kekuatan cinta kasih terbangkitkan, kita dapat membawa kehangatan bagi sesama.


Memandang ke seluruh dunia, orang yang menderita sangatlah banyak. Berhubung bergabung dengan Tzu Chi, kita memiliki jalinan jodoh untuk melihat semua itu. Tanpa melihat penderitaan, kita mungkin merasa bahwa kehidupan kita sangat berat. Setelah melihat penderitaan, kita hendaknya membuka hati dan pikiran untuk menyadari bahwa diri sendiri sangat beruntung. Keberuntungan seperti ini bukan datang dengan sendirinya, melainkan dari berkah yang diciptakan di kehidupan lampau. Berkat adanya jalinan jodoh berkah, kita dapat bergabung di Tzu Chi. Di Tzu Chi, kita dapat melihat penderitaan dan kembali menciptakan berkah.

Yang terpenting, kita tak hanya mengenyangkan perut orang-orang, tetapi juga menumbuhkan jiwa kebijaksanaan mereka. Kita juga membimbing mereka untuk bangkit dan berdiri sendiri, menapaki jalan kebenaran, dan mengulurkan tangan untuk menolong sesama. Inilah tujuan utama Buddha datang ke dunia, yaitu membimbing semua makhluk.

“Untuk ritual yang akan diadakan, Cih Ji Gong membagikan 10 ribu ‘paspor’. Asalkan mengumpulkan 20 stempel dari 20 objek wisata di dalam paspor, warga dapat memperoleh suvenir dari kuil. Aula Jing Si Fengyuan adalah satu-satunya objek wisata Buddhis. Merespons jalinan jodoh baik ini, tim kita melakukan perencanaan,” kata Zhang Yu-yan relawan Tzu Chi.

“Begitu masuk ke Aula Jing Si, orang-orang akan dibawa ke Jing Si Books & Cafe. Lalu, kita akan mempersembahkan secangkir Teh Jing Si, mempersilakan mereka untuk duduk, dan mengobrol dengan mereka. Dalam proses ini, kita mendapati bahwa ada banyak orang yang baru pertama kali berkunjung ke Aula Jing Si. Kita akan lebih bersungguh hati dan bekerja keras agar Aula Jing Si Fengyuan dapat menenteramkan jiwa dan raga masyarakat,” pungkas Zhang Yu-yan.


Kita dapat menginspirasi orang-orang dari berbagai usia, baik laki-laki maupun perempuan, asalkan kita menjangkau mereka dengan cinta kasih. Terlebih lagi, insan Tzu Chi telah lama bersumbangsih di sana. Sudah puluhan tahun.

Saat mengenakan seragam, para relawan kita terlihat sangat agung. Semua orang mengenal Tzu Chi. Apakah yang Tzu Chi lakukan? Orang-orang pergi ke Cih Ji Gong untuk bersembahyang dan memohon berkah, sedangkan insan Tzu Chi menciptakan berkah bagi dunia.

Berkat adanya jalinan jodoh, dalam ritual yang akan diadakan Cih Ji Gong kali ini, kalian dapat turut bekerja sama. Dengan menyediakan makanan vegetaris, kalian dapat mengurangi pembunuhan hewan. Ini disebut membebaskan kehidupan. Kita harus membina cinta kasih untuk menghargai kehidupan.

“Berkat ritual yang akan diadakan Cih Ji Gong kali ini, kami sebagai tim mobilisasi memiliki kesempatan untuk membantu. Kali ini, tim mobilisasi terbagi menjadi dua bagian. Di dalam, kami bertanggung jawab memasak nasi. Kali ini, kami menggunakan penanak nasi besar yang dapat memasak 80 porsi nasi. Berhubung khawatir ini keberatan bagi relawan perempuan, para relawan laki-laki dari tim mobilisasi pun mengemban tanggung jawab ini,” kata Liu Yi-wang relawan Tzu Chi.

“Ada pula anggota tim mobilisasi yang membantu mengatur lalu lintas kendaraan untuk memastikan bahwa semua kendaraan keluar masuk dengan aman dan mengantarkan makanan dengan lancar ke tempat yang telah ditentukan,” pungkas Liu Yi-wang.

Kalian akan mengantarkan makanan ke tempat ritual diadakan?

“Kami akan mengantarkannya ke pusat kegiatan di 24 kelurahan,” jawab Wu Qin-tang relawan Tzu Chi.

Selama berapa hari?

“Tujuh hari,” jawab Wu Qin-tang.

Dengan demikian, warga dapat bervegetaris. Lihatlah, Buddha mengajarkan untuk mengasihi dan melindungi semua makhluk. Kini, orang-orang membahas tentang membimbing semua makhluk. "Semua makhluk".


Saya pernah berkata bahwa selain manusia, hewan dan tumbuhan juga merupakan makhluk hidup. Tumbuhan juga terus berkembang biak. Di dunia ini, biji-bijian dan sayuran merupakan bahan pangan bagi manusia. Inilah vitalitas yang sesungguhnya. Jenis tumbuhan sangatlah beragam dan cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Mengenai beragam biji-bijian dan sayuran yang ada, manusia hendaknya mengenal rasa puas. Jika bisa, janganlah kita membunuh hewan. Untuk menernakkan hewan, dibutuhkan banyak pakan dan biaya besar. Selain itu, peternakan juga menimbulkan pencemaran. Hewan ternak juga menghasilkan emisi karbon yang lebih banyak dari manusia karena populasi hewan lebih besar dari populasi manusia.

Populasi manusia yang melebihi 8 miliar orang membunuh lebih dari 80 miliar ekor hewan setiap tahunnya, 10 kali lipat dari populasi manusia. Siklus ini terus berjalan. Rata-rata, setiap orang menanggung berapa nyawa hewan? Ini bukan hanya sekali, melainkan tiga kali dalam sehari. Bayangkanlah betapa beratnya karma buruk membunuh yang diciptakan.

Sesungguhnya, biji-bijian dan sayuran saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi kita. Inilah vitalitas yang disediakan oleh alam bagi manusia. Karena itu, kita hendaknya menyosialisasikan vegetarisme. Kita harus berusaha untuk berpuas diri. Tanaman pangan saja sudah cukup bagi kita. Kita tidak perlu membunuh hewan. Saat disembelih, hewan-hewan merintih, meronta, dan merasa takut. Kita hendaknya berpikir di posisi mereka. Jadi, kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk menyosialisasikan vegetarisme.

Sebelum mengajak orang lain, kita sendiri harus bervegetaris terlebih dahulu. Makanan vegetaris baik untuk kesehatan tubuh. Jangan berpikir bahwa makanan tanpa ikan dan daging tidak bergizi. Ini adalah pemikiran yang salah. Jadi, kita juga harus mengembangkan kebijaksanaan, bukan hanya kebajikan. Berkah dan kebijaksanaan harus berjalan beriringan.

Hari ini, saya sangat sukacita mendengar relawan dari kampung halaman saya berbagi tentang bagaimana mereka menggalakkan cinta kasih, bergabung dengan Tzu Chi, dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Saya sangat gembira.

Membangkitkan cinta kasih untuk membawa kehangatan bagi dunia
Menciptakan berkah, memupuk kebajikan, dan menjalin jodoh baik
Membimbing semua makhluk dengan menyosialisasikan vegetarisme
Mengembangkan berkah dan kebijaksanaan dengan praktik Bodhisatwa

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 15 November 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 17 November 2024
Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -