Ceramah Master Cheng Yen: Mengembangkan Kebijaksanaan di Dunia
“Jalinan jodoh antara Tzu Chi dan Kaohsiung bisa ditelusuri hingga tahun 1968. Relawan pertama di Kaohsiung adalah Tu Mao-xing. Saat mengikuti wajib militer di Hualien, Kakak Tu mengenal Master lewat anggota komite, Li Shi. Pada tahun 1971, Kakak Tu dan istrinya, Xu Yi-xin, mulai mengemban misi Tzu Chi di Kaohsiung. Tidak lama kemudian, Kakak Ma Chang-cheng dan Kakak Xue Yue dari Zuo ying bergabung untuk membantu menggalang dana. Anggota komite dari Hualien, Jing Jie, juga terus mengemban misi Tzu Chi setelah pindah ke Kaohsiung,” ucap Ma Chang-cheng, Relawan Tzu Chi.
Pada tahun 1979, Master menyatakan ingin membangun rumah sakit. Agar orang-orang dapat lebih mengenal Tzu Chi, bus Tzu Chi Kaohsiung mulai beroperasi. Anggota komite menjangkau seluruh Kaohsiung untuk memperkenalkan Tzu Chi lewat acara ramah tamah. Dalam waktu 3 hingga 4 tahun, lebih dari 100 orang terinspirasi menjadi anggota komite Tzu Chi. Awalnya, pertemuan anggota komite Kaohsiung diadakan di rumah anggota komite. Hingga tahun 1994, barulah Tzu Chi memiliki kantor di Jalan Jiuru 2. Aula Jing Si Kaohsiung bisa didirikan berkat Kakak Du Jun-yuan yang menyumbangkan lahan. Aula Jing Si Kaohsiung yang diresmikan pada tahun 2006 menjadi kompleks Tzu Chi yang pertama. Ia juga merupakan rumah insan Tzu Chi Kaohsiung pada abad ke-21,” ucap Xue Yue, Relawan Tzu Chi.
Relawan pertama di Kaohsiung adalah Tu Mao-xing yang memulai misi Tzu Chi dari wilayah selatan Taiwan. Karena perpaduan berbagai sebab dan kondisi, kini Tzu Chi telah tumbuh subur di Kaohsiung. Satu benih bertumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga bertumbuh dari satu. Jika memiliki niat, setiap orang bisa menabur benih Tzu Chi. Ini tidaklah sulit. Asalkan memiliki niat, maka tiada hal yang sulit. Yang terpenting, kita harus bertindak secara nyata. Bertindak secara nyata dapat membawa dampak besar bagi masyarakat. Anggota komite menginspirasi donatur dan membimbing mereka menjadi anggota komite, lalu mendekatkan hati mereka dengan ajaran Buddha. Dahulu, saat mengemban misi Tzu Chi, relawan kita hanya mendokumentasi dengan mengambil foto. Beruntung, ada foto-foto inidan ingatan setiap orang sehingga kita dapat mengenang sejarah Tzu Chi dan bagaimana relawan kita menginspirasi donatur.
“Contohnya, rapat kita dimulai pukul setengah 8 malam. Dua jam kemudian, sekitar pukul 10 malam, kita akan berkata kepada para relawan bahwa jika mereka sepaham dengan Tzu Chi dan ingin bertemu dengan Master, maka segeralah pulang untuk bersiap-siap dan berkumpul kembali pada pukul 12 malam untuk pergi ke Hualien. Mereka tidak pernah menghadapi kondisi seperti ini. Mereka berkata bahwa kita sangat berdedikasi. Saya berkata bahwa ini bukan pertama kalinya. Selama bertahun-tahun, kita selalu seperti ini. Jadi, dalam masa-masa awal Tzu Chi, hari-hari bersama para relawan Tzu Chi membuat saya sangat bersyukur. Saya sangat merindukan masa-masa itu. Banyak di antara mereka yang telah tiada. Kini, saat melihat bus ini, saya sungguh sangat tersentuh,” ucap Tu Mao-xing, Relawan Tzu Chi.
Berhubung saat itu sarana transportasi sangat terbatas, kita menggunakan bus Tzu Chi. Berbagai foto dan video dalam pameran menceritakan kisah Tzu Chi. Pameran tersebut memperlihatkan semangat dan filosofi Tzu Chi secara nyata agar orang-orang dapat lebih memahaminya. Saya masih ingat bus Tzu Chi dalam pameran itu. Saya juga naik dan duduk di dalamnya. Saya sungguh merasa bagai menempuh jarak yang jauh dari Kaohsiung ke Hualien. Sesungguhnya, saya tidak bergerak. Namun, kondisi di dalam bus itu membuat saya merasa menempuh jarak yang jauh. Jika lebih bersungguh hati, kita bisa menyadari Dharma yang terkandung di dalamnya. Apa yang dimaksud dengan segala sesuatu mengalami empat fase? Saat mempersiapkan bus itu untuk pameran, telah terjadi pembentukan materi yang menunjukkan kebenaran. Para relawan menampilkan banyak sejarah Tzu Chi. Saat berada di dalam bus itu, saya merasa sangat tersentuh.
Tahun ini merupakan peringatan 50 tahun Tzu Chi. Saya sangat berharap kita dapat memanfaatkan teknologi untuk mengabadikan momen-momen yang telah berlalu. Terlebih lagi, kini dengan kecanggihan teknologi, astronomi, geografi, meteorologi, dan kondisi iklim dapat semakin dipahami oleh para ilmuwan. Mereka semakin dekat dengan kebenaran yang diajarkan oleh Buddha. Saya berharap setiap orang dapat mengembangkan potensi mereka. Kita harus tahu bahwa dunia ini merupakan sebuah ruang kelas yang besar. Semua orang, hal, dan materi merupakan guru kita.
Memandang ke seluruh dunia, kita bisa melihat ketidakselarasan empat unsur alam. Setiap hari, saya duduk di sini untuk memberi tahu kalian negara mana yang dilanda ketidakkekalan, apakah ada insan Tzu Chi yang memberi bantuan, dan perlukah insan Tzu Chi dari Taiwan memberikan bantuan lintas negara. Ini semua bisa kalian dengar dalam pertemuan pagi relawan setiap hari. Namun, saya tidak tahu berapa banyak orang yang mendengarnya dan mengingatnya. Sebagian relawan tidak menghadiri pertemuan pagi relawan. Karena itu, saya sangat bersyukur memiliki Da Ai TV. Setiap orang hendaknya menonton Da Ai TV. Dengan kecanggihan teknologi masa kini, kita bisa menonton Da Ai TV lewat ponsel untuk mengetahui informasi tentang Tzu Chi dan menonton berbagai program tentang berbagai orang, hal, dan materi yang edukatif dan bermakna.
Terjangan Topan Megi belakangan ini telah mendatangkan dampak bencana bagi wilayah selatan Taiwan. Ada sekelompok insan Tzu Chi yang melakukan survei bencana. Saat melihat beberapa keluarga memindahkan perabot ke luar rumah, relawan kita turut membantu mereka. Tidak peduli saling mengenal atau tidak, relawan kita bisa memberi bantuan dan bersumbangsih setiap waktu. Inilah keindahan dunia ini, cinta kasih yang penuh ketulusan. Kita mengukir sejarah tanpa melewatkan satu detik pun. Kita mempertahankan sejarah kita. Melihat kontribusi setiap orang, saya sangat tersentuh. Dunia yang merupakan ruang kelas yang besar ini memberi kita kesempatan untuk berlatih. Semua orang, hal, dan materi di dunia ini merupakan objek pelatihan kita.
Bodhisatwa sekalian, saya sangat tersentuh oleh tindakan kalian. Dengan melatih diri seperti ini, kebijaksanaan kalian akan terus berkembang. Jika semua orang bekerja sama dengan harmonis, maka hubungan kerja sama tim akan semakin erat. Dengan adanya hubungan kerja sama yang erat, hati kalian akan semakin menyatu. Inilah yang disebut memiliki kesatuan tekad dan hati.
Benih kebajikan di Kaohsiung bertumbuh menjadi tak terhingga
Menggunakan bus Tzu Chi untuk menggalakkan Tzu Chi di seluruh Kaohsiung
Mengukir sejarah dengan kesatuan hati
Memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk membabarkan Dharma
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 09 Oktober 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 11 Oktober 2016