Ceramah Master Cheng Yen: Mengembangkan Nilai Hidup untuk Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk
“Saya sangat peduli
akan lingkungan Taiwan. Saya juga sangat suka mendokumentasi warga Taiwan
melakukan pekerjaan mereka, seperti bertani, beternak, dan lain-lain. Saya
ingin mengabadikan kondisi geografis Taiwan pada zaman saya hidup. Setelah
melihat keindahan Taiwan, kita baru tahu bagaimana melindungi, menghargai, dan
mengasihinya,” kata Chi
Po-lin seorang juru kamera udara.
“Permasalahan
di Taiwan juga terjadi di berbagai wilayah dan Negara di seluruh dunia. Seluruh
dunia memiliki permasalahan lingkungan. Lewat film dokumenter ini, kita bisa
berintrospeksi dan memperbaiki diri,” tambahnya.
Hidup
ini sungguh tidak kekal. Selama tiga hari ini, semua orang sangat sedih karena
kepergian Bapak Chi Po-lin yang menyutradarai “Beyond Beauty: Taiwan from
Above” dan sangat mengasihi Taiwan. Beliau berharap setiap warga Taiwan dapat
melihat keindahan Taiwan.
Keindahan
Taiwan mengalami kerusakan akibat ulah manusia dan faktor alam. Karena itu,
beliau berharap setiap orang dapat bersungguh-sungguh melihat Taiwan. Jika kerusakan
ditimbulkan oleh manusia, maka kita harus segera melakukan upaya antisipasi, baik
antisipasi pencemaran lautan maupun antisipasi perusakan konservasi gunung.
Beberapa
hari yang lalu, lewat surat kabar, saya tahu bahwa demi melindungi lingkungan
Taiwan, beliau akan memproduksi sekuel “Beyond Beauty: Taiwan from Above”.
“Sekitar 60 persen
dari sekuel ini memperkenalkan Taiwan dan menggali masalah Taiwan, sedangkan
sekitar 40 persen menyoroti hubungan Taiwan dengan negara lain. Kita tidak bisa
mengabaikan masalah ekologis yang dialami oleh negara tetangga kita,” ujar Chi Po-lin.
Untuk
memenuhi janjinya, beliau segera memulai perekaman. Dua hari kemudian,
helikopternya terjatuh di dekat Jembatan Changhong, Fengbin. Selain beliau, di
helikopter itu juga ada seorang pilot dan seorang asistennya. Mendengar kabar
ini, saya sungguh sulit memercayainya.
Orang
yang mengenalnya tahu bahwa beliau adalah orang yang sangat mengasihi Taiwan, kuat,
dan rupawan. Beliau adalah seorang laki-laki paruh baya yang penuh aspirasi. Beliau
ingin membuat lebih banyak orang memahami lingkungan Taiwan. Film yang
diproduksinya, “Beyond Beauty: Taiwan from Above”, membuat orang-orang
menyadari bahwa pabrik-pabrik adalah sumber pencemaran dan pentingnya
melindungi lingkungan.
Beliau
yang penuh tekad dan semangat untuk mengasihi dan semangat untuk mengasihi dan
melindungi lingkungan Taiwan meninggal dunia dalam kecelakaan udara saat
melakukan pekerjaannya. Saya sungguh sulit memercayai hal ini. Selama beberapa
hari ini, bayangan beliau selalu muncul di benak saya.
Dahulu,
beliau pernah datang ke Griya Jing Si, Hualien. Saat saya pergi ke Taipei, beliau
juga datang menemui saya. Teringat akan beliau, saya sungguh merasa kehilangan.
Beliau juga merupakan tokoh berpengaruh di media massa. Meski merasa tidak
rela, tetapi apa yang bisa kita lakukan?
Saya
hanya bisa mengingatkan setiap orang untuk menggenggam setiap hari saat kita
masih hidup aman dan tenteram. Kita sungguh harus bersyukur atas setiap hari yang
kita lalui dengan aman dan tenteram. Janganlah kita menyia-nyiakan hidup kita.
Meski beliau meninggal dunia dalam kecelakaan, tetapi ada banyak orang yang
merindukannya. Hidupnya juga sangat bernilai.
Nilai
hidup seseorang bukan ditentukan oleh panjangnya usia, melainkan oleh hal-hal
bermakna yang telah dilakukannya. Saya tetap mendoakannya. Inilah jalinan
jodohnya. Kita harus mendoakannya.
Kita
juga melihat insan Tzu Chi mengembangkan nilai hidup mereka sebagai
Bodhisatwa dunia. Berhubung tahu bahwa akan turun hujan frontal lagi, relawan
kita segera mencurahkan perhatian kepada lansia yang rumahnya pernah
dibersihkan, hidup sebatang kara, dan tinggal di wilayah pegunungan.
Relawan
kita kembali mengunjungi mereka untuk memberi tahu mereka bahwa akan turun
hujan lagi. Relawan kita mengingatkan mereka untuk berevakuasi ke tempat yang
lebih aman atau melakukan upaya antisipasi. Insan Tzu Chi dengan giat kembali
mencurahkan perhatian. Inilah yang dilakukan insan Tzu Chi setiap kali sebelum
badai menerjang.
Kini,
berhubung akan turun hujan frontal yang akan mendatangkan curah hujan tinggi, relawan
kita kembali mencurahkan perhatian dengan harapan warga dapat meningkatkan
kewaspadaan. Beberapa hari ini, kita mengadakan lomba inovasi teknologi welas
asih.
Di
Taipei, Tzu Chi terus melakukan pelatihan agar saat bencana terjadi, relawan
kita sudah bersiaga. Kita memiliki dapur keliling yang bisa menjangkau lokasi
bencana dan langsung digunakan untuk menyediakan makanan hangat dalam waktu
singkat, baik untuk anggota tim penyelamat maupun korban bencana.
Dapur
keliling itu bisa digunakan untuk menumis, menggoreng, mengukus, dan memasak
nasi. Dengan dapur keliling yang kecil itu, kita bisa menyediakan makanan.
Masih ada banyak peralatan yang sedang kita kembangkan. Selama beberapa tahun
ini, kita terus mengembangkan peralatan yang bisa menghemat tenaga manusia dalam
membersihkan lumpur dan air yang berat dari dalam rumah dan ruang bawah tanah.
Kini
upaya pembersihan masih dilakukan dengan meneruskan ember berisi lumpur dan air
dari satu orang ke orang yang berikutnya. Ini sangat menguras tenaga. Peralatan
yang kita kembangkan masih kurang memuaskan. Karena itu, kita sedang
memperbaikinya.
Kita
juga mengembangkan penyaring air yang dapat mengubah air kotor menjadi air
bersih yang layak dikonsumsi. Setelah dimasak, air itu juga bisa digunakan
untuk menyeduh nasi Jing Si. Ini merupakan salah satu cara yang sederhana untuk
menyiapkan makanan hangat. Kita akan lebih bersungguh hati mengembangkan lebih
banyak peralatan.
Inilah
yang relawan kita tunjukkan dalam beberapa hari ini. Singkat kata, kini zaman
sudah berbeda. Dengan peralatan itu, kita bisa menghemat tenaga dan
memaksimalkan upaya penyaluran bantuan bencana. Karena itu, kita harus terus
mengembangkan peralatan yang bermanfaat. Dahulu, semuanya membutuhkan tenaga
manusia. Kini, kita harus menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan peralatan
guna menolong orang-orang yang menderita.
Kini
kondisi iklim tidak selaras dan sulit untuk mencegah terjadinya bencana. Hal
paling mendasar yang harus kita lakukan adalah bermawas diri, berhati tulus, dan
menyucikan hati manusia. Berdoa semoga dunia tenteram dan menghimpun jalinan
jodoh baik, inilah yang terpenting agar kita bisa mencegah bencana dan
memperhatikan sesama. Kita sungguh harus saling menyemangati dan mengasihi.
Kepergian
Bapak Chi Po-lin membuat orang merasa kehilangan
Membangkitkan
kesadaran lingkungan untuk
membawa manfaat bagi masyarakat
Giat
melakukan kunjungan kasih dan upaya antisipasi bencana
Mengembangkan
peralatan untuk membersihkan lumpur dan menyaring air
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Juni 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 14 Juni 2017