Ceramah Master Cheng Yen: Mengembangkan Nilai Hidup
“Saya beristirahat jika diopname. Sebagian besar karena diopname. Jika diopname, saya menandainya dengan warna hitam. Jika pergi ke posko daur ulang, saya menandainya dengan warna merah. Kegiatan daur ulang bagai teman hidup saya. Bisa melakukan daur ulang, saya merasa sangat gembira. Posko daur ulang yang Master dirikan sangat bermanfaat bagi kami yang tidak memiliki aktivitas. Kakak, selamat pagi,” kata Fang Jian-er, Relawan daur ulang.
“Usianya hanya 30-an tahun karena sisanya telah ditabung di bank usia. Sungguh, semangatnya tak kalah dari orang yang berusia 30 tahun. Hidupnya sangat tenang. Dia memberi tahu saya bahwa suatu hari, jantungnya berdebar-debar dan dia mengira bahwa dia akan meninggal dunia. Namun, keesokan harinya, dia masih bisa bangun dan tetap datang ke posko daur ulang,” ujar Liu Mei-hui, Relawan Tzu Chi.
“Jangan berpikir bahwa hidup kita tidak lama lagi. Jika kita tidak bersumbangsih, hidup kita benar-benar tidak lama lagi. Sebelumnya, saya sangat pelit. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, pola pikir saya berubah. Semua orang bisa melapangkan hati. Saya berkata pada semua orang bahwa kita harus bersumbangsih dan meneladani Master. Apa yang Master lakukan sungguh sangat menyentuh,” kata Fang Jian-er, Relawan daur ulang.
Kita harus menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Berhubung terlahir di alam manusia, kita harus bisa memanfaatkan kehidupan kita. Kita tidak tahu panjang atau pendeknya usia kehidupan kita, tetapi kita bisa memperdalam makna kehidupan kita. Jika ingin kehidupan kita bermakna, kita harus tekun dan bekerja keras. Jika ingin mengembangkan nilai hidup kita, kita harus tahu bahwa hidup yang bernilai adalah bisa bersumbangsih bagi dunia.
Hidup kita bernilai jika kita bisa membawa manfaat bagi orang-orang. Kita tidak tahu panjang atau pendeknya usia kehidupan kita di dunia ini. Namun, kita bisa menentukan betapa dalam dan luasnya makna dan nilai hidup kita. Manusia juga disebut makhluk yang berakal. Kita bisa hidup di daratan, juga bisa turun ke air asalkan kita belajar berenang. Kita bukan hanya bisa hidup di daratan, juga bisa bertahan hidup di air.
Di pegunungan yang tinggi, kita juga bisa mengembangkan potensi kita. Ini bergantung pada kita memperdalam dan memperluas makna dan nilai hidup kita atau tidak. Dalam interaksi antarmanusia, sudahkah kita mengembangkan nilai hidup dengan melakukan hal yang bermanfaat bagi masyarakat? Ini bergantung pada jiwa kebijaksanaan kita.
Dalam hidup ini, bagaimana kita memanfaatkan jiwa kebijaksanaan? Kita tidak tahu berapa panjang usia kehidupan kita. Karena itu, kita harus memanfaatkan kehidupan kita untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.
“Saya adalah Huang Mei-xiang. Saya melakukan daur ulang.”
Karena menderita lumpuh otak, dia tidak bisa bergerak dengan leluasa. Melihat dirinya yang kondisinya seperti ini masih begitu giat bersumbangsih dan mengembangkan potensi terbesarnya, kami sangat terharu,” kata Liu Zheng-min, Relawan Tzu Chi.
“Meski kondisi fisiknya tidak sempurna, tetapi hati dan otaknya tidak demikian. Tadinya, saya memintanya untuk mengumpulkan donasi setahun sekali. Namun, dia berkata, “Jangan, jika demikian, saya tidak punya kegiatan. Saya mau mengumpulkannya sebulan sekali,” kata Li Shui-yue, Donatur Tzu Chi.
“Kami mengajaknya melafalkan nama Buddha dan mengikuti acara doa bersama. Dia juga bagai guru tak diundang. Terkadang, dia berkata, “Kakak, mengapa belakangan ini kalian tidak mengajak saya?” Dia akan berinisiatif bertanya. Dia juga tekun mengikuti kegiatan bedah buku di komunitas. Selama 10 tahun ini, dia tidak pernah absen,” ujar Liu Zheng-min, Relawan Tzu Chi.
Kita harus sungguh-sungguh memanfaatkan kehidupan kita dan mengembangkan jiwa kebijaksanaan untuk membawa manfaat bagi dunia. Demikianlah Bodhisatwa membentuk tubuh Dharma mereka. Tubuh yang dapat membawa manfaat bagi dunia, inilah yang disebut tubuh Dharma. Jika kita bisa memahami secara tuntas dan jelas bagaimana memanfaatkan kehidupan untuk membawa manfaat bagi dunia, maka panjang atau pendeknya usia kehidupan tidaklah penting. Kita cukup menjalankan tanggung jawab kita setiap hari.
Semakin lama kita hidup, semakin lama pula kita menjalankan tanggung jawab. Jadi, panjang atau pendeknya usia kehidupan tidaklah penting. Singkat kata, kita harus tahu bahwa panjang atau pendeknya usia kehidupan tidaklah penting. Meski hidup selama puluhan ribu kalpa, jika seseorang sungguh-sungguh
bersumbangsih bagi semua makhluk, maka itu tidaklah panjang karena dia telah memanfaatkannya dengan baik. Jadi, sepanjang apa pun usia kehidupannya, dia bisa memanfaatkannya dengan baik.
Meski hidup seseorang sangat singkat, jika dia bisa memanfaatkan masa hidupnya untuk melakukan hal yang bermakna, maka dia juga akan merasa damai, tenang, dan bebas dari penyesalan. Meski hidupnya sangat singkat, tetapi dia telah menjalankan tanggung jawabnya dan tidak pernah melakukan kesalahan. Karena itu, dia merasa tenang. Jadi, tidak peduli usia kehidupan kita panjang atau pendek, nilai hidup kita bergantung pada diri sendiri.
Kita harus bersungguh hati memahami bagaimana memanfaatkan kehidupan kita. Jika memiliki usia kehidupan yang panjang, kita hendaknya menganggapnya sebagai suatu kondisi yang alami, hidup dengan tubuh yang sehat dan hati yang tenang, serta membawa manfaat bagi sesama. Jangan merasa bahwa usia kehidupan kita sangat panjang karena masih ada banyak tugas yang harus kita lakukan.
Panjang atau pendeknya usia kehidupan hendaknya tak menjadi rintangan bagi kita. Demi menyelamatkan semua makhluk, kita muncul sesuai jalinan jodoh. Di mana ada jalinan jodoh, di sanalah kita akan muncul untuk menyelamatkan semua makhluk. Karena itulah, kita harus bersungguh hati dalam kehidupan sehari-hari. Jalinan jodoh dengan semua makhluk akan menentukan ke mana kita akan pergi kelak. Jadi, tidak peduli usia kehidupan kita panjang atau pendek, kita tidak melekat padanya.
Pada usia berapa pun, kita tetap merasa tenang. Jangan terus merasa bahwa kita sudah lanjut usia. Kita hendaknya merasa tenang terhadap usia kehidupan kita. Kita cukup menerimanya saat ajal kita tiba. Yang terpenting kita menjaga pikiran kita setiap hari. Hal yang akan kita lakukan bermanfaat atau merugikan orang lain? Jika merugikan orang lain, maka janganlah kita melakukannya. Jika bermanfaat, maka kita harus menggenggam waktu untuk melakukannya. Demikianlah kita memanfaatkan kehidupan untuk mengembangkan nilai hidup kita. Semua orang hendaknya tulus dan bersungguh hati.
Tetap tenang tanpa memikirkan panjang atau pendeknya usia kehidupan
Menggenggam waktu untuk melakukan hal yang bermanfaat bagi sesama
Muncul sesuai jalinan jodoh untuk menyelamatkan semua makhluk
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan membentuk tubuh Dharma
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Oktober 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 22 Oktober 2018